Peng kembali ke rumahnya dengan banyak pikiran berkecamuk di kepala nya. Adegan Weizhou dan Jingyu berlari di depannya, menghantuinya.
"Weizhou, kau tidak boleh menyukainya!!", Peng meninju tembok dan itu mengagetkan kakaknya yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Wooo....santai bro. Kamu kenapa? Katakan pada kakakmu ini". Fang merangkul pundak Peng tapi Peng tak menghiraukan dan berlalu meninggalkannya.
"Peng...Peng... apa yang terjadi?".
Peng langsung berjalan menuju kamarnya tanpa mengatakan apapun. Fang mengikuti ke kamarnya. Peng tak pernah bersikap cuek padanya, jadi sikapnya kali ini membuatnya bingung.
"Peng, katakan ada apa? Tak bisakah kau menceritakannya pada kakakmu ini?".
Suara Fang terdengar hangat di telinga Peng, dia tak bisa mengacuhkan dan membuat kakaknya khawatir. Tapi dia juga tak bisa menceritakan yang sebenarnya. Fang membenci gay (homoseksual). Bahkan, Fang pernah menyiksa salah satu teman di band nya saat dia menangkap basah temannya dengan pacar laki - lakinya. Jika Fang sampai tahu yang sebenarnya, dia pasti akan sangat kecewa dan pasti akan membuatnya marah. Peng hanya bisa memeluk erat Fang.
"Hey...hey...apa yang terjadi?".
"Fang, aku melihat Jingyu berkelahi dengan seorang laki - laki".
"Iya...terus kenapa? Jingyu selalu di siksa teman - teman sekelasnya".
"Tapi Fang...sekarang dia temanku. Aku ingin menolo ngnya, tapi.... mencubit saja aku tak bisa".
"Hahaha....".
"Kenapa kau tertawa? Kau jahat sekali !!!".
"Hahahahaha.....manisku.... Kau selalu lemah dalam olahraga sejak kau kecil".
"Itu masalahnya!!! Aku lemah dan tak berguna !!".
"Sssttt.... siapa yang ngomong begitu?".
"Kau !!!".
"Eeehhh.... Aku bilang kamu lemah waktu masih kecil. Sekarang kau sudah cukup besar. Jadi, kau ingin belajar seni bela diri?", tanya Fang.
Peng sabgat tak suka seni bela diri, tapi jika dia mengatakannya sekarang, Fang akan curiga, jadi dia hanya mengangguk.
"Yyyaassss.... jadi, besok kita akan ke klub tinju berdua. Sekarang, sebaiknya kau mandi, makan malam lalu tidur. Oke manisku??!!", goda Fang.
"Jangan panggil aku manismu !!!!".
Peng pura - pura marah dan Fang hanya tertawa - tawa.~~~~~~~~~~~~~~~
Jingyu bersiap - siap untuk ke sekolah. Untung saja semalam ayahnya tidak tahu kalau Jingyu pergi dan makan malam di rumah Weizhou.
"Jingyu, kau sudah mendapat pelajaranmu kemarin. Sekarang, ayah tak mau kau mengulangi apa yang kau lakukan kemarin. Mengerti??".
"Iya Ayah".
"Bagus. Sekarang sarapan dan pergilah langsung ke sekolah".
"Sepertinya aku tidak usah sarapan, Yah. Aku sudah terlambat. Bye...".
Jingyu berlari meninggalkan Ayahnya yang masih memandangi punggungnya. Tak lama setelahnya, telepon di rumah Jingyu berdering. Dia segera mengangkatnya".
"Hallo...".
"Ah, hallo. Maaf mengganggumu pagi - pagi, tapi bisakah aku berbicara dengan Tuan Huang?", sapa suara di seberang telepon.
"Tentu saja, Aku Tuan Huang, apa yang bisa kubantu", jawabnya.
"Ini tentang anakmu. Maaf, sepertinya aku tak bisa membicarakannya melalui telepon. Dapatkah anda datang ke sekolah?".
"Ya, tentu saja".
"Terima kasih. Kalau begitu, kami akan menunggu do sekolah, Tuan".
"Baiklah". Ayah Jingyu menutup telepon. Tiba - tiba perasaannya menjadi khawatir.~~~~~~~~~~~~~~~
Ayah Jingyu tiba di sekolah dan langsung menuju ke kantor kepala sekolah, dia melihat ada Jingyu di situ. Jingyu kaget melihat ayahnya di situ.
"Ayah, apa yang kau lakukan di sini", tanyanya.
"Gurumu memanggilku, ada apa Jingyu? Apa kau membuat masalah lagi?", tanya ayahnya.
Jingyu hanya terdiam dan menunduk. Dia sangat takut semua ini akan berubah menjadi lebih buruk.
"Ah, Tuan Huang. Maaf sudah mengganggu waktu anda".
"Tidak apa - apa, Pak. Apakah anakku membuat masalah lagi denganmu?", tanya Ayah Jingyu.
"Tidak... Tidak denganku. Tapi dengan teman sekelasnya. Kemarin ada seseorang yang melihatnya berkelahi dengan seorang anak dari teman sekelasnya ,dan sampai sekarang, anak itu belum sadarkan diri di rumah sakit. Sebelumnya, empat hari yang lalu, anak yang sama juga di temukan pingsan di belakang sekolah. Tapi tak ada seorangpun yang melihat pelakunya. Tapi tadi ada seorang anak memberitahuku bahwa dia melihat Jingyu berlari dari belakang sekolah, beberapa menit sebelum anak yang pingsan itu di temukan", jelas Pak Guru panjang lebar.
"Apa kau yang melakukannya, Jingyu?!".
Jingyu tetap terdiam.
"APA KAU YANG MELAKUKANNYA, JINGYU??!!!". Ayah Jingyu tak dapat menahan amarahnya lagi.
"Ayah, itu kesalahannya. Dia yang memulai perkelahian, aku hanya membela diri", jawab Jingyu.
"Membela diri? Tapi dia masih belum sadarkan diri!!!! Dan kau bilang kau hanya membela diri???!!!".
"Ayah, mungkin kemarin dia hanya belum sarapan atau makan siang atau apalah. Tidak mungkin dia pingsan hanya karena beberapa pukulan".
"Eehhhmm.... Beberapa pukulan? Dia mendapat 32 jahitan di kepala dan wajahnya, tangan dan kakinya juga memar - memar. Terakhir aku dengar tulang tangannya patah. Jika kau mengatakan kau hanya memberinya beberapa pukulan, itu artinya kau monster, nak", kata gurunya. Dan guru itu tertawa kecil setelahnya. (*boleh gw hajar gak nih guru???*)
"Apakah ini lucu, Pak?", Ayah Jingyu memandangnya dengan serius.
"Jingyu, aku tak pernah menyangka kau bisa melakukan hal seperti itu. Aku hanya ingin kau belajar dengan keras, lulus ujian, masuk kuliah dan mendapat pekerjaan di kantor yang bagus, apa itu terlalu berat untukmu? APAKAH ITU TERLALU BERAT UNTUKMU??!!!!", teriak ayah Jingyu.
"Tidak Ayah", jawabnya pelan.
Ayah Jingyu berusaha menenangkan dirinya lalu memalingkan wajahnya menghadap guru itu.
"Pak, Jingyu tidak akan melakukan itu lagi. Dia akan menjadi anak yang baik. Dan soal temannya, kami akan bertanggung jawab. Kami akan meminta maaf juga pada keluarganya. Boleh tahu, dimana dia berada sekarang?", tanya Ayah Jingyu.
"Anda bisa ke Rumah Sakit dan meminta maaf pada mereka, itu adalah ide yang baik, Tuan. Tapi tentang anakmu, maaf, tapi menurut kami dia tidak bisa melanjutkan sekolahnya di sini lagi. Dia mendapat nilai jelek di hampir semua pelajaran dan dia juga sering membolos dan sekarang dia melakukan ini. Jadi, mohon maaf sekali, kami tidak bisa menerima dia lagi di sini".
Ayah Jingyu berusaha menahan amarahnya.
"Apakah tidak ada cara lain, Pak? Anakku harus lulus sekolah untuk ikut ujian masuk kuliah. Apakah anda bisa memindahkannya ke sekolah lain?".
"Dengan rekor kesalahannya, aku meragukannya, Tuan. Tapi kau bisa mencarinya, tak perlu sekolah yang bagus. Selama anakmu mau menghadiri kelas, itu sudah cukup bagus".
Ayah Jingyu menutup matanya mencoba untuk menahan amarahnya. Lalu dia berdiri dan membungkuk. Jingyu tetap menunduk, tak tahu apa yang harus dia lakukan.
"Maaf untuk masalah yang di timbulkan oleh anakku dan terima kasih sudah menjaganya selama ini. Sekarang, bolehkah saya pergi?", tanya Ayah Jingyu.
Pak guru langsung berdiri dan membungkuk. Ayah Jingyu langsung pergi, meninggalkan anaknya di belakang. Jingyu tetap tak bergerak. Dia merasa sangat bersalah pada Ayahnya.~~~~~~~~~~~~~~~~~
Maaf lama update nya. As you know, kemarin sibuk bikin project ultah ZZ trus sibuk ama real life. And sorry kalo2 ada typo, coz ane cuma ngetik di hp.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince & His Knight (Trans Indo) - COMPLETED
Fiksi PenggemarXuweizhou adalah pemuda yang berambisi menjadi penyanyi. Sedangkan Huang Jingyu adalah pemuda biasa yang tak mengejar apapun. Tapi takdir membawa mereka pada hubungan yang rumit. Trans dari The Prince & His Knight dari @bigjempol Slow update ya, ka...