Chapter 10 : Knight's Dad

1.7K 133 14
                                    


Weizhou tetap berbaring di tempat tidur Jingyu, menunggu Jingyu. Dia mulai merasa bosan lalu mengambil buku milik Jingyu, sebuah notebook. Weizhou membukanya dan tertawa - tawa kecil.
"Tulisannya jelek sekali...", lalu tiba - tiba sebuah tangan menarik buku itu.
"Hey!!! Jingyu, bagaimana....", belum sempat Weizhou menyelesaikan pertanyaannya, Jingyu sudah menghardiknya lagi.
"Keluar !!!".
"Apa? Aku tak bisa! Ayahmu memintaku makan malam di sini dan aku menyetujuinya".
"Pokoknya keluar sekarang!!!".
"Kenapa? Apa kau masih marah?? Baiklah aku mengaku salah. Aku minta maaf".
Jingyu menarik tangan Weizhou dan memaksanya keluar dari kamarnya. Weizhou merasakan sedikit sakit di pergelangan tangannya.

"Jingyu!!! Hentikan!!", tiba - tiba suara Ayahnya mengagetkan Jingyu dan Weizhou. Jingyu langsung melepaskan cengkramannya pada tangan Weizhou.
"Apa yang terjadi? Kau akan menyakiti temanmu lagi?", tanya Ayah Jingyu dengan nada sedikit keras.
"Ayah... Aku tak pernah... Maksudku, aku tak bermaksud...", Jingyu berjalan melewati Ayahnya, tapi Weizhou menangkap tangannya.

"Paman, itu bukan salahnya. aku tahu dia mengidap dyslexia....",
Jingyu kaget mendengarnya "bagaimana dia bisa tahu???".
"Tapi tetap saja aku mentertawakan tulisannya. Maafkan aku Jingyu, itu pasti menyakitkanmu, maaf. Paman, ini sudah malam. Sebaiknya aku pulang", Weizhou berpamitan dengan rasa bermasalah.
"Tapi kau belum makan malam", jawab Ayah Jingyu.
"Tidak apa - apa, aku tidak ingin membuat Jingyu merasa tidak nyaman di rumahnya sendiri. Jadi, selamat tinggal Paman dan selamat malam Jingyu".

Jingyu merasa dia terlalu kasar pada Weizhou. Apapun yang di katakan Peng benar - benar meracuni pikirannya. Padahal Weizhou benar - benar baik padanya. Walaupun dia punya niat buruk padanya atau mungkin tidak. Dia merasa dia bersikap sama pada Weizhou. Jadi sekarang Jingyu merasa bahwa dia sama buruknya dengan Weizhou. Dan dia tak menginginkannya.

Weizhou berbalik dan beranjak pergi. Tapi baru berjalan beberapa langkah, Jingyu memanggilnya.
"Weizhou...tunggu!! Kau ..kau .. kupikir tidak ada masalah jika kau ikut makan malam dengan kami".
"Ah...tidak apa - apa, Jingyu. Aku tidak ingin membuatmu merasa....".
"Aku baik - baik saja. Berhenti berakting seperti kau tidak menginginkannya!!!".
"Beneran???", Weizhou berbalik dan tersenyum lebar.
Jingyu hanya mengangguk dan meninggalkan Weizhou dan Ayahnya. Weizhou hanya tertawa kecil.
"Ayo masuk", Ayah Jingyu masuk dan Weizhou mengikutinya.

~~~~~~~~~~~~

Makan malam di rumah Jingyu sedikit mengagetkan Weizhou. Dia hanya di suguhkan beberapa macam sayuran dan sesuatu yang terlihat seperti daging. Tidak ada makanan pembuka, tidak ada makanan penutup.

"Uuhhmmm...Maaf Jingyu. Apa menunya hanya ini?", tanya Weizhou.
"Iya. Kenapa? Kau tidak suka? Maaf, kami orang miskin, jadi tidak bisa memasak banyak menu untuk memuaskanmu", jawab Jingyu dengan sarkastik.
"Tidak...tidak... ini cukup kok. Aku menyukainya, Paman. Makanan ini sangat lezat. Bibi pasti sangat jago memasak".
*uhuk...uhukkk.uuhhuukk*, tiba - tiba Jingyu terbatuk - batuk.
"Uuhhmmm.... sebenarnya bukan istriku yang memasak semua ini. Bahkan, dia masih di kantornya. Anakku yang memasak semua ini".
"Benarkah??? Jingyu, kau keren sekali. Kurasa kau bisa bekerja di rumahku", Weizhou sangat antusias.

Jingyu menghentikan sendoknya di udara dan melirik Weizhou.
"Jadi, kau mendengarnya?", tanyanya.
"Itu...itu...", jawab Weizhou terbata - bata.
Ayah Jingyu meletakkan mangkoknya dengan keras ke meja. "Xu Weizhou, ini masalah keluarga kami. Tidak seharusnya kau menguping pembicaraan kami!! Benar Paman menyetujui Jingyu keluar sekolah, tapi Paman tidak mengharapkanmu mendukungnya walau sebagai teman. Kau tahu bahwa tidak mudah mendapatkan pekerjaan yang baik jika kita tidak punya gelar di pendidikan. Maksudku...lihatlah dia".
Weizhou melihat ke arah Jingyu.
"Dia bodoh dan tidak punya keahlian. Apakah menurutmu dia bisa sukses?", lanjut Ayah Jingyu.
"Uummm... Iya juga sih, Paman. Dia memang bodoh, dingin, kasar, tidak sopan, tapi dia cukup tampan. Dia bisa menjadi model...mungkin....".
Jingyu tertawa mendengar jawaban Weizhou, tapi Ayah Jingyu sepertinya segera meledak.

"Model!!! Seorang model kau bilang!!! Model adalah pekerjaan untuk orang - orang tak berotak seperti dirinya!! Kau benar !!", Ayah Jingyu makin emosi.
"Ayah...".
"Apa!!! Kau ingin menjadi model??!! Pergilah dan bekerjalah!!!".
"Tidak Ayah...".
"Kenapa Jingyu?? Kau sangat tampan. Aku akan membantumu. Paman bisakah kau menye..."
"Hentikan Zhou!!!, potong Jingyu. Weizhou langsung menutup mulutnya.
"Ayah, aku tidak ingin menjadi model".
"Bagus!!! Kau harus jadi dokter, guru, atau polisi. Jadi kau bisa membantu orang lain dan..."
"Maafkan aku, Yah...", Weizhou memotong omongan nya Ayah Jingyu.
Jingyu melemparkan pandangan tajamnya ke Weizhou.
"Tapi, seorang model juga membantu orang lain untuk mengerti soal fashion yang bagus. Benarkan Jingyu??", Wizhou melanjutkan omongannya.
"Diam!!! Siapa yang kau panggil Ayah??!!", hardik Jingyu.
"Hey!!! Aku mencoba membantumu di sini, kenapa kau malah berteriak padaku?!!".
Jingyu menarik kerah baju Weizhou.
"Hentikan!!! Xu Weizhou, maaf, tapi sebaiknya kau pergi", Ayah memotong pertengkaran mereka.
"Tapi Ayah.. ".
"Pergilah !!!!
Jingyu menarik Weizhou keluar.

"Tunggu...Yah... Aku bisa membantunya masuk ke sekolahku", Weizhou masih berusaha membujuk Ayah Jingyu.
"Apa!!!".
Jingyu menarik Weizhou lebih cepat untuk keluar dari rumahnya.
"Hentikan Jingyu!!! Apa yang baru saja kau katakan? Kau ingin membantunya masuk ke sekolahmu??", Ayah Jingyu memastikan pendengarannya.
Jingyu menghentikan langkahnya tapi tetap mencengkram kerah baju Weizhou.
"Iya...bisakah kau melepaskan tanganmu?, pinta Weizhou pada Jingyu. Dia dapat merakan sesuatu yang buruk akan terjadi.

"Eehhmmm.... Ayah.."
"Jangan memanggil Ayahku "Ayah"!!!!", Jingyu makin kesal.
"Tidak apa - apa. Jadi apa rencanamu?", tanya Ayah Jingyu penasaran.
"Sebenarnya Yah, kepala sekolah di sekolahku adalah sahabat Ayahku. Aku bisa meminta Ayahku untuk membantu Jingyu masuk sekolahku. Aku juga bisa membantunya secara pribadi, maksudku, aku lumayan pintar. Bahkan aku selalu mendalat nilai tinggi di semua mata pelajaran. Dan Jingyu, jika kau benar - benar ingin bekerja, kau bisa bekerja paruh waktu di restoranku. Bagaimana ideku? Baguskah? Atau sangat bagus?", jelas Weizhou panjang lebar.
Ayah Jingyu sepertinya serius memikirkannya.
"Kau tidak berbohong kan?".
"Tentu saja tidak, Yah", Weizhou terus berusaha meyakinkan Ayah Jingyu.
Weizhou tersenyum senang saat memanggil Ayah Jingyu "Ayah". Itu terdengar imut untuknya. Tapi Jingyu melemparkan tatapan membunuhnya.

"Baiklah, Aku setuju!! Jadi Jingyu, besok kau kembali ke sekolah".
"Tapi Ayah, aku tidak ingin bersekolah di sekolah yang sama dengannya!!", Jingyu berusaha menolak.
"Kenapa Jingyu? Kita teman baik kan??". Weizhou melemparkan kedipan pada Jingyu. Tapi Jingyu mendorong wajah Weizhou.
"Kau membuatku jijik!!!", katanya.
"JINGYU!!! Jangan memperlakukan temanmu seperti itu!!! Huh...pantas saja kau sulit mendapatkan teman, kau sangat kasar. Minta maaf padanya!".

Jingyu tidak menyukai Weizhou. Tapi sejujurnya, dia cukup menyukai ide Weizhou. Jadi dia bisa bekerja tanpa mengecewakan Ayahnya. Tapi dia tidak suka ide belajar atau sekelas dengan Weizhou.
"Hey!!! Aku minta maaf padamu!!", Jingyu berteriak pada Weizhou.
"Wow... itu terdengar sangat tulus dan menyakiti gendang telingaku".
Jingyu menyeringai.
"Baiklah... bisakah kita melanjutkan makan malam, Yah? Aku masih lapar", Weizhou memberi usulnya yang lain.
"Ayo nak".
Ayah Jingyu dan Weizhou tertawa bersama. Jingyu hanya menyunggingkan senyum palsunya pada mereka berdua

~~~~~~~~~

Tadi pagi iseng bikin ginian, en gw suka banget ama hasilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tadi pagi iseng bikin ginian, en gw suka banget ama hasilnya. Sorry, narsis dikit gapapa ya 😀😀😀

The Prince & His Knight (Trans Indo) - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang