Xuweizhou adalah pemuda yang berambisi menjadi penyanyi. Sedangkan Huang Jingyu adalah pemuda biasa yang tak mengejar apapun.
Tapi takdir membawa mereka pada hubungan yang rumit.
Trans dari The Prince & His Knight dari @bigjempol
Slow update ya, ka...
Kelamaan ya apdetnya??? Kayaknya ga ada yg kangen 😄😄😄😄. Buat yg nungguin transletan ini, sorry, beberapa hari ini sibuk banget. Ikut acara wedz sodara ampe bbrp hari. En mulai ntar siang, udh mulai ngurusin YZ project. So, mumpung sempet en lagi mood, apdet deh. Enjoy ...... Thx for reading 😘😘😘😘
💖💞💖💞💖💞💖💞💖💞💖💞💖💞💖💞💖
"JINGYU!!!! MASUK !!!!".
Jingyu mengikuti perintah ayahnya dan berjalan meninggalkan Peng yang masih terduduk di tanah.
"DAN KAU!!! PERGI!!! DAN JANGANBERANI - BERANIDATANGKERUMAHKULAGI!!!".
Brakkk....
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Peng membeku. Saat Ayah Jingyu menutup pintu rumahnya, rasanya itu tidak hanya melarangnya dari mendekati Jingyu, tapi juga dari dunia. Air mata mulai membasahi wajahnya, dadanya terasa sesak. Dia mencoba sekuat tenaga untuk bernapas, tapi seakan - akan paru - parunya tidak bekerja dengan benar. Di tambah hujan yang tiba - tiba turun. Peng masih berjuang untuk bernapas, untuk mengisi dadanya yang sesak dengan oksigen. Tubuhnya sampai bergetar.
"Jingyuh... hhh...jinghh....".
"Seriusan??? Kau masih berharap kalau dia akan menyelamatkanmu?".
Dua tangan besar mengangkat tubuh Peng. Peng tahu siapa orang yang mengangkatnya, tapi dia tidak berani melihat wajahnya.
"Kenapa??", Peng mengubur wajahnya pada dada orang itu. Getaran tubuhnya pun mereda.
"Tuan Muda... kau harus memberikanku hadiah karena telah menyelamatkanmu hari ini".
Peng mempererat pegangannya pada bahu Max, Max tersenyum lebar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳
Jingyu langsung menuju ke kamarnya.
"JINGYU!!! KITAHARUSBICARA!!!".
Jingyu menghentikan langkahnya, karena suara ayahnya seperti petir di telinga Jingyu. Jingyu benar - benar ingin melarikan diri, tidak ingin bicara apapun dengan ayahnya. Tapi dia harus bicara. Ayah Jingyu berjalan ke kamar Jingyu dan Jingyu mengikutinya. Mereka berdua duduk di ujung tempat tidurnya yang kecil.