Chapter 31 : Friendship ( Persahabatan )

1.6K 102 14
                                    

Gak jadi vakum, krn videonya udah kelar jam 3 pagi tadi. En sebelum berlanjut ke chapter ini, gw mw merangkum cast di cerita ini. And ini adalah pendapat gw pribadi ya. No offence. Keberatan? Ga usah di baca or bayangin yg laen aja 😄😄😄😄

 Keberatan? Ga usah di baca or bayangin yg laen aja 😄😄😄😄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now..... Lanjut

💖💞💖💞💖💞💖💞💖💞💖💞💖💞

Max sedang mengunyah roti coklat sambil menonton pertandingan gulat di TV. Peng terbaring tak berdaya. Dia sudah berhenti memaki dan lebih tenang sekarang. Max melirik ke arah Peng.

"Lapar?". Max menawarkan roti yang sudah di gigitnya pada Peng.

"Iiissshhh...", Peng langsung memalingkan wajahnya.

"Kau tidak suka roti?".

Peng tidak menjawab dan berjuang lagi untuk melepaskan tali yang mengikatnya.

"Kau ingin aku membuka ikatannya?".

"Tentu saja!!!". Peng berteriak dengan frustasi.

"Tidak bisakah kau memintaku secara baik – baik?".

"Hissshhhh.... tidak akan pernah!!".

"Baiklah kalau begitu. Tanganku juga sedang sibuk. Jadi, kita tunggu saja sampai Jingyu pulang".

"Huh?? Saat Jingyu tahu kau melakukan hal ini padaku, dia akan memukulimu sampai mati!!".

"Benarkah? Bagaimana jika.... saat Jingyu tahu kau menusuk kaki kakeknya, dia akan menyeretmu keluar dari rumahnya?? Dan tidak usah repot – repot kembali dan mengetuk pintu rumahnya, aku jamin, dia tidak akan pernah peduli lagi padamu". Terang Max sambil tersenyum licik penuh kemenangan. Wajah Peng berubah pucat dan keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.

"Apa kau takut? Tuan Muda!!!".

Max berpaling lagi pada pertandingan gulat di TV. Peng hanya menunduk lesu dan memaki dalam hati.

💖💞💖💞💖💞💖💞💖💞💖💞💖💞

Akhirnya Jingyu sampai juga di rumah Fang, rumah besar bernuansa gothic. Meng langsung memencet bel, lalu wajah seorang wanita tua muncul dalam layar kecil di sebelah pintu.

"Ini Meng, Bibi".

Si wanita tua itu tersenyum pada Meng lalu menghilang dari layar kecil itu. Jingyu masih takjub melihat layar itu saat tiba – tiba pintu besar di depannya terbuka. Wanita tua yang Jingyu lihat di layar kecil tadi, sekarang tersenyum dan memberikan salam hangat di depannya.

"Tuan Muda sudah menunggumu, Nona".

Meng mengangguk dan masuk ke dalam rumah, Jingyu mengikutinya dari belakang. Dia melihat – lihat dengan takjub sekeliling rumah Fang. Dia pikir, rumah Weizhou sangat besar, tapi rumah Fang telah memberinya pandangan yang baru.

The Prince & His Knight (Trans Indo) - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang