Max mengaduk sup panas di dalam mangkuk sambil mendengarkan pertengkaran di belakangnya. Hari – harinya tak pernah terasa hidup.
Tak pernah.... Sampai saat kau datang...
"Sekarang giliranku!!!".
"Tidak!!! Giliranku!!!".
"Tidak!!! Giliranku!!! Atau akan kusuruh Max menendangmu keluar dari sini!!!".
"Suruh saja!!! Dan dia malah akan menendangmu!!! Banci tak tahu malu!!!".
"Apa!!!! AH!!! Kau benar – benar ingin mendapatkan pukulan!!!".
Peng berdiri dan menarik rambut panjang A Mei dengan keras.
"AAAHHHHH!!!!". A Mei berteriak kesakitan sambil memukuli tangan Peng.
"AAWWWW!!!!! KAU BAJINGAN!!!!".
"KAU PELACUR!!!!".
Perang semakin menjadi buruk. Peng dan A Mei melemparkan apapun yang ada di tangan mereka seraya mengeluarkan kata – kata kotor. Tapi Max tetap mengaduk sup nya dengan tenang, seakan tak terjadi apa – apa di belakangnya.
"Berita Terbaru. Seorang siswa dari Sekolah khusus laki – laki A**** di tangkat setelah membunuh teman sekolahnya. Huang Jingyu, 17 tahun. Di temukan oleh......".
Mereka bertiga langsung terpaku saat nama Jingyu di sebutkan oleh pembawa berita di TV.
"Tidak!!! Itu tidak mungkin!!!". A Mei terengah – engah seraya matanya terpaku pada layar TV yang menampilkan Jingyu dengan seorang polisi yang membawanya.
Max menghentikan aktivitasnya tapi tak berani melihat ke belakang.
Jingyu membunuh seseorang??? Lelucon macam apa ini.....
Peng menjatuhkan tubuhnya di sofa. Matanya berputar – putar. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.
Jingyu membunuh seseorang??
Peng yakin mengenal Jingyu dengan baik. Dia pernah melihat saat Jingyu dan Max berkelahi. Dan Jingyu hanya mendaratkan beberapa pukulan lalu lari. Dia tak pernah berani melakukan lebih dari itu. Dan apa yang baru saja dia dengar, terdengar seperti lelucon bagi telinganya.
Peng menatap tak berkedip ke layar yang menayangkan Jingyu dan beberapa polisi. Dia masih mengingat wajah tampan Jingyu dengan jelas. Dan seseorang yang tampak di layar adalah Jingyu. Seseorang yang di sebut sebagai seorang pembunuh oleh si pembawa acara adalah Jingyu. Tapi Peng tetap tak mempercayainya. Dia tak bisa mempercayai berita itu. Peng menyandarkan kepalanya ke sofa lalu menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Mencoba menghentikan perang yang perlahan bergejolak di pikirannya.
🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳🐱🐳
Mama Xu menyetir dengan Ryan duduk di sebelahnya. Kesunyian telah menyelimuti mobil sejak pertama kali mereka menapakkan kakinya di mobil. Ryan hanya menatap kosong ke arah kemacetan di hadapannya. Sementara Mama Xu bertindak seakan dia sedang memperhatikan jalanan di depannya. Tapi sebenarnya, pikirannya melayang ke tempat lain.
"Apa kau tetap ingin tahu kebenarannya?".
Tiba – tiba Ryan memecahkan kesunyian. Matanya menatap lurus ke depan seakan dia tak pernah mengatakan apapun sesaat yang lalu. Mama Xu memalingkan matanya, seakan ingin menghindari pertanyaan Ryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince & His Knight (Trans Indo) - COMPLETED
FanfictionXuweizhou adalah pemuda yang berambisi menjadi penyanyi. Sedangkan Huang Jingyu adalah pemuda biasa yang tak mengejar apapun. Tapi takdir membawa mereka pada hubungan yang rumit. Trans dari The Prince & His Knight dari @bigjempol Slow update ya, ka...