chapter 8 - Lose

4.2K 570 37
                                    

tinggal seminggu lagi pertunanganku dan baekhyun akan diselenggarakan. Tidak ada persiapan yang banyak karena hanya sebuah pesta sederhana yang hanya dihadiri oleh kedua belah pihak keluarga besar saja yang di selenggarakan di kediaman keluarga Byun nantinya.

terhitung dua minggu sudah aku dan baekhyun bersikap biasa saja setelah kejadiam malam itu. tidak ada dari kami yang mengungkitnya. dan aku mensyukuri atas itu.

Berbicara tentang keluarga Byun, sekarang aku sedang berada di kediaman mereka. aku duduk santai di ruang keluarga bersama dengan Nyonya Byun. Kami berbicara banyak hal seputar masalah wanita dan masih banyak lagi yang kami bicarakan. aku seperti berbicara dengan kiara eonnie saja rasanya.

"jadi, bagaimana perkembangan hubungan mu dengan Baekhyun, na-ya?"

Aku tersenyum menaggapi pertanyaan ibu baekhyun, "kami baik-baik saja bibi."

yah memang hampir dua minggu ini kami mulai intens berhubungan. bahkan tak jarang aku yang mengajaknya keluar untuk menonton atau menghabiskan waktu weekend bersama.

"baguslah kalau begitu. kau jangan ragu untuk bercerita dengan bibi, jika baekhyun menyakitimu Yena. aku akan memberi pelajaran untuk anak itu kalau sampai membuatmu terluka." katanya dengan elusan di rambutku. Yang aku angguki sebagai jawaban. Sekarang aku yang bingung. anaknya itu aku atau Baekhyun?

"bibi tinggal ke kamar sebentar tidak apa-apa kan kau sendiri dulu?"

"tidak apa-apa, bibi istirahat saja. aku tidak apa."

"kalau kau lelah kau bisa ke atas na-ya. pakai saja kamar Baekhyun."

"iya bibi, terimakasih." jawabku sopan.

setelah itu ibunya Baekhyun beranjak memasuki kamarnya. tinggal aku sendiri disini. aku jadi teringat tentang perkataan ibu Baekhyun tadi.

ibu Baekhyun bercerita bahwa ia ingin sekali mempunyai anak perempuan saat hamil Baekhyun. Tapi sayang saat lahir, Baekhyun terlahir dengan jenis kelamin laki-laki. pantas saja aku berpikir kenapa wajah Baekhyun sangat cantik. Ternyata efek dari kehamilan Nyonya Byun yang menginginkan anaknya wanita tapi tidak kesampaian. Mengingat itu membuat aku tersenyum tersenyum sendiri jadinya.

Cup !

Sebuah kecupan mendarat dipipi kananku, yang membuat diriku langsung menoleh kearah samping. disana sudah ada Baekhyun dengan senyum manisnya duduk disebelahku masih dengan setelan baju kantornya. aku bahkan tidak tahu kenapa pria ini sudah ada disebelahku saja.

"apa yang kau pikirkan sampai tersenyum-senyum begitu, hmm.. ?"

"memikirkan mu." jawabku enteng.

"aigoo.. siapa yang mengajarimu merayu seperti ini hmm.. ?"

"apakah aneh?"

"tidak. Kau semakin menggemaskan na-ya." Baekhyun mencubit hidungku pelan sambil tersenyum lebar. aku pun membalas senyumnya tak kalah lebar.

"kapan kau datang?" tanyaku pada baekhyun.

"baru saja. apa kau menunggu lama?" lanjutnya.

"oh.. sangat lama. Bahkan ibu hampir menyuruhnya untuk pulang saja tadi !" itu jelas bukan aku yang menjawab, melainkan ibunya Baekhyun yang terlebih dahulu menjawab sebelum aku membuka suara.

Kami berdua langsung menatap ibu nya Baekhyun yang sudah berdiri di depan kami sambil berkacak pinggang menatap putranya tajam.

"aku tadi ada meeting mendadak Eomma,"

"tapi kan bisa memberi kabar dulu. Kan kasihan yena menunggu lama sekali !"

"yena tidak apa-apa bibi menunggu." jawabku menengahi ibu dan anak ini.

CamouflageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang