jam sudah menunjukan hampir jam satu pagi, menandakan berapa lama mereka melakukan kegiatan tersebut.
baekhyun memandang wajah tunangan nya yang berada tepat dibawah kurungannya. melihat yena dengan keadaan acak-acakan membuat ia begitu mempesona bagi baekhyun. ia mengecup kening yena sebelum menggulingkan dirinya disebelah gadis tersebut dengan nafas terengah.
haruskah ia sebut gadis? tidak pikir bakhyun. yena sekarang bukanlah seorang gadis melainkan wanita.
wanitanya.
baekhyun bukan pria yang dengan mudah melabeli seseorang dengan sebutan wanitanya. karena saat ia sudah memutuskan bahwa itu adalah wanitanya, maka tidak ada seorang pun yang boleh menyentuhnya.
baekhyun menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua dan membawa yena kedalam dekapannya yang hangat.
yena tersenyum saat baekhyun membawanya kearah tubuh pria tersebut. ia merasa baekhyun begitu panas malam ini. walau lelah mendominasi tubuhnya, tapi kantuk belum juga menyerang.
yena memandang kosong dada telanjang baekhyun. sekarang nafas mereka sudah berangsur-angsur normal. itu adalah kali pertama ia melakukan itu dan yena bersyukur baekhyun memperlakukannya dengan lembut.
konyol memang, pertengkaran akan selesai saat membawanya diranjang. dan yena sedikit percaya tentang itu sekarang.
ia bukan gadis polos yang tidak tahu tentang sesuatu seperti itu. iya cukup tahu karena di besar kan di negara yang mempunyai kebudayaan bebas di Amerika dulu.
tangan baekhyun menjadi bantalnya terasa menyenangkan. bahkan ia tidak tahu bahwa tubuh tunangannnya begitu bagus. bahkan saat tangannya tadi mengelus pahatan di tubuh baekhyun membuat yena semakin gila.
wajar selama ini mereka tidur dengan kamar terpisah. rasanya nyaman sekali berada didekapan baekhyun.
baekhyun yang memang masih terjaga, mengelus lembut rambut tunangannya itu. suasana kamar sekarang begitu tenang. sangat berbeda dari beberapa jam yang lalu yang hanya terdengar desahan dan geraman. apalagi diluar sedang turun hujan semakin menyempurnakan suasana malam ini.
"lelah?" tanya baekhyun. ia mengecup sesekali puncak kepala yena.
"Sangat..."
Terdengar kekehan baekhyun memecah keheningan malam ini. Ia merapatkan pelukannya di tubuh yena.
"apa aku bermain kasar?"
bukan jawaban yang di dapat baekhyun malah pukulan kecil di belakang punggung nya yang ia dapatkan.
"apa kita harus membahas masalah itu?" kata yena sedikit jengkel. tanpa sadar baekhyun tersenyum disana.
"aku masih menunggu penjelasan mu."
yena langsung mendongak menatap kearah baekhyun dengan alis berkerut. "penjelasan apa?" tanya nya
"kenapa kau ingin membatalkan pertunangan kita?" tanya baekhyun dengan tenang matanya menatap lurus kearah mata yena. dapat baekhyun rasakan tubuh yena sedikit menegang di dalam dekapannya. baekhyun yakin ada alasan yang kuat mendorong yena untuk pergi dari dirinya.
beberapa saat yena hanya diam tanpa suara. ia seolah enggan untuk menjawab pertanyaan itu. setelah diam cukup lama akhirnya yena menghela nafas sebelum bersuara.
"kenapa kau tidak mengambil kesempatan yang telah aku buka untuk mu terbebas dari pertunangan ini?" tanya yena pelan.
"seharusnya kau memanfaat kan itu untuk bisa pergi mencari kebahagiaan mu, bukannya membuat kita semakin terikat seperti ini."
![](https://img.wattpad.com/cover/122333878-288-k485572.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Camouflage
Fanfiction[Completed] [Baekhyun Fanfiction] Hidup dalam kebohongan dan persembunyian. Perlahan namun pasti, semua mulai terkuak. Keberadaan ku mulai di sadari dan disitulah bukan diriku saja yang bisa terluka. Namun dirinya juga... - Kim Ye Na (Private some...