Chapter 4 - lost control

5K 665 39
                                        

"Asaaa.. aku mendapatkan nya" kata yena kecil girang sambil menatap hasil jepretan kamera yang baru saja di belikan sang ayah sebagai kado ulang tahunnya beberapa bulan yang lalu.

"Sudah lah Jessi-ya, ayo kita makan siang dulu. Kau sudah berjanji mentraktirku makan kalau aku mau menemanimu menguntit Oppa itu!"

"Yakk.. siapa bilang aku menguntitnya?! Aku hanya ingin memotretnya saja !"

Sang anak laki-laki itu hanyar memutar bola matanya. 'cihh.. masih saja tidak mau mengaku'

"Ayo pergi.. kita bahkan sudah hampir satu jam disini . Ayo cepat kita membeli makanan aku sudah sangat lapar. " rengek anak laki-laki itu.

Dengan berat hati yena kecil menuruti kemauan sahabatnya itu. terbesit rasa bersalah dihatinya. karena dirinya, temanya itu harus menahan laparnya.

Mereka berdua berjalan kearah mini market terdekat.

Anak laki-laki tadi membeli ramen instan dengan kimchi, Es Krim rasa coklat dan sekotak susu vanila
Sedangkan anak perempuan tadi memilih kimbab segitiga dengan susu kedelai. Entah kenapa anak perempuan itu tidak berseleran untuk membeli makanan lain seperti biasa yang ia beli.

"kau hanya membeli itu?" bingung sang anak lelaki tersebut melihat temanya hanya membeli itu saja. "jangan bilang kau sedang diet?"

"berisik! sudah cepat bawa makanannya ke kasir." anak perempuan berlalu begitu saja. menuju kearah kasir mini market tersebut. yang di ekori anak lelaki sambil mengerucutkan bibir.

setelah membayar, mereka keluar pintu dan langsung jada menduduki bangku santai tepat di depan halaman mini market yang memang sengaja disediakan pihak mini market itu sendiri.

"Jessi-ya kau ingin mencoba ramen ku?" Kata sang anak laki-laki itu menawarakan ramen nya.

"kau ingin aku masuk rumah sakit? aku kan alergi kimchi bodoh." sebuah jitakan sukses mendarat didahi anak lelaki itu.

"aishh, yak ! jitakan mu makin sakit saja." katanya sambil mengelus-elus dahinya yang mendapat jitakan tadi. "Aku ingin kedalam sebentar membeli jelly dan coklat. Kau ingin sesuatu?"

"tidak.."

"ya sudah kalau begitu" anak lelaki itu langsung saja berlalu meninggalkan teman perempuannya itu sendirian.

'meonggg.. meongg.. "

Dengan otomatis sang anak perempuan itu langsung menarik kaki nya dari bawah meja. Dan benar saja dibawah sana sudah ada seekor kucing yang berdiri persis di depan kursinya.

"Yakk.. kucing apa yang kau lakukan di depan kursi ku?! pergi sana huss.. huss.."

"Sana pergi ku bilang ! Huss.. sana pergi kucing jelek!"

"Aishh.. menyebalkan aku bilang pergi!"

"Dasar Dae-yaa kenapa ia lama sekali sih membeli itu saja?! Kucing ini juga kenapa tidak mau pergi jua?.. pergi sana huss.. huss.."

Kucing itu masih saja mengeong-eong di bawah meja membuat sang anak perempuan itu makin pusing dan ketakutan dibuatnya

"Apa kau lapar?" Kata anak perempuan itu sambil menggoyang goyangkan kimbab segitiga yang ada di tangannya.

Seperti paham, kucing itu langsung mengeong lebih keras dari yang tadi

"Jadi, kau lapar sampai kau tidak mau pergi hemm..?" Kata sang anak perempuan itu. Tapi sedetik berikutnya anak perempuan itu mamandang kimbab segitiga nya dengan sedih "aku baru saja memakanya setengah. Aku juga masih lapar.."

CamouflageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang