Chapter 3 - my savior

5.1K 701 23
                                    

"kakek!" yena kecil berseru dengan senang saat mereka sekeluarga berkunjung kerumah sang kakek. Ayah dari ibu-nya.

"hoho, apakabar princess, kakek?"

"jessi sangat baik kek. Kakek tahu? Jessi dapat peringkat pertama lagi dan tahu tidak kelanjutannya?" kata yena kecil penuh semangat. Ayah dan ibunya dibelakang hanya tersenyum maklum kearah anak bungsu mereka yang sudah menginjak masa remaja saat itu.

"apa kelanjutannya princess kakek?"

"ayah memberikan jessi sebuah camera keluaran terbaru sebagai hadiah tepat dihari ulang tahun jessi !"

"benarkah?"

Jessi kecil begitu bahagia. Setelah bercengkrama dengan sang kakek ia langsung melesat kearah perpustakaan pribadi sang kakek.

Saat ibu dan ayahnya sedang berbicara dengan sang kakek, yena kecil leih menyibukan diri membaca salah satu buku disana. Ia membaca buku yang rata-rata adalah buku tentang bisnis seperti sebuah buku dongeng anak-anak. Dengan tenang ia memahami setiap kata walaupun buku yang ia baca kental dengan istilah-istilah bisnis.

"jeslyn, anak yang berbeda."

"maksud ayah?" Amanda jung tidak mengerti kemana arah pembicaraan ayahnya.

"disaat anak-anak sekarang membaca novel atau jenis bacaan ringan, ia malah tertarik dengan buku bisnis koleksi ku."

"mungkin karena didalam perpustakaan ayah hanya ada buku bisnis."

"kau salah Amanda." Lalu ayahnya kembali memandang yena kecil disana sebentar. "aku bisa melihat potensinya disana"

Saat itu juga, Amanda jung mencengkram lengan suaminya. Ia punya firasat buruk tentang itu.

Hyunsik yang merasakan cengkraman istrinya sadar bahwa pembicaraan bersama mertuanya ini akan berlabuh pada sesuatu yang mungkin buruk bagi mereka.

"sebenarnya... apa yang ingin ayah katakana?"

***

Aku menikmati semilir angin di pagi hari yang membelai lembut kulit wajahku. Ini sudah satu minggu setelah aku kembali dan aku rasa ruang gerakku di batasi. Dan dalam satu minggu itu juga, ayahku merecoki diriku dengan mengatas namakan baekhyun. Aku selalu menghabiskan waktuku seminggu ini bersamanya. Pergi makan malam atau hanya berkeliling ke pusat kota.

Dan aku tidak berkesempatan untuk berpergian sendiri.

Aku bahkan belum sempat bertemu jondae dan sehun.

Dan bertemu ibu ku.

"jadi pergi hari ini nona Kim?" sahut orang diseberang telpon sana. Aku tersenyum kecil memandang kearah bawah rumahku.

Beberapa anjing suruhan ayah akan bergi bersamanya ke Busan untuk urusan bisnis, ini kesempatan ku untuk lepas dari penjara istana ini.

"tentu. Kau yakin bisa mengelabui dua orang anjing pesuruh yang tersisa?" tanya ku sarkastik. Aku masih memandang jajaran bodyguard atau yang aku sebut ajing pesuruh ayahku.

"kau meragukanku nona?"

"hanya memastikan saja." Ujarku terkekeh kecil. "kau sudah yakin kan kita akan kesana akan mendapatkan bukti? Aku tidak suka beakhir sia-sia." Lanjutku.

"kau akan melihatnya nanti."

"aku menunggu itu."

Sekali lagi aku melihat kebewah. Raut wajahku berubah datar. Lalu tanpa kata aku kembali melangkah kedalam kamarku.

CamouflageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang