yena meringkuk diri disudut bangku kamarnya. Badannya berdetar dan air matanya terus mengalir seperti menganak sungai di pipinya. Dirinya terus menggumamkan sesuatu yang sama seperti setiap malam dengan tangan yang menutup kedua telinganya.
"jangan..."
"a...aku mohon jangan sakiti aku..."
"pergi!"
"pergi dari otak ku! pergi..."
"i..ibu.."
"jessi.. t..takut.."
Hal itu terus terjadi setiap malam setiap dirinya bermimpi buruk. Dirinya ketakutan. Dirinya sendiri. Dirinya merasa terjebak dalam lubang hitam tanpa bisa kembali menemukan jalan penuh cahaya.
Malam-malamnya setelah kepindahanya ke Lyon semakin gelap. Ia merasa benar-banar terhisap lubang hitam menakutkan. Tidak ada yang menolongnya.
Dan pada pagi harinya para suster pengasuh asrama akan mendapatinya meringkuk di atas sopa dengan mata sembab dan kantung mata yang menghitam.
Hilang sudah senyum hangatnya. Ia tidak berbicara pada semua orang bahkan tidak mempunyai teman. Ia tidak pernah menghiraukan ucapan seseorang atas dirinya.
Ia bahkan kembali mendapat bully disini. Semua orang menatap dirinya jijik karena fisiknya. Ia selalu ketakutan saat kegelapan tiba.
Ia tidak pernah mendapatkan telpon dari ayahnya selama ia disana tidak seperti siswa lain disini. Saat itu juga ia sudah sangat yakin bahwa ia..
Sudah di buang...
Mungkin saat ada orang lain nantinya bertanya padanya tentang apa yang paling disesali di dunia ini, yena kecil sudah mempersiapkan jawabanya didalam benaknya yaitu.
- Hal yang paling ku sesali adalah mengapa Tuhan tidak membiarkan diriku dijemput saat maut sudah didepan mata dan saat tubuh ini sudah lelah tak berdaya menjalani hidup yang terus seakan menghakimi diriku atas kesalahan yang bahkan aku tidak tahu.-
Ia kembali menenggelamkan kepalanya antara lipatan kakinya. Seperti malam-malam sebelumnya ia bermimpi buruk dan berakir dengan dirinya meringkuk di atas sopa lagi dan lagi.
'aku sendirian...'
***
"kita sepertinya memerlukan ini,"
"ah, ini pun penting."
"beli yang besar lebih hemat seperinya."
"bagaimana kalau kita beli ini? terlihat lucu. kita ambil ini."
"ini juga-"
"stop baekhyun!" aku mendengus jengah dengan kelakuan baekhyun yang satu ini.
Kami baru setengah berkeliling super market dan lihat troli kami sudah hampir penuh oleh barang yang menurutku tidak terlalu penting. "berhenti memasukan barang yang tidak terlalu penting, paham?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Camouflage
Fanfic[Completed] [Baekhyun Fanfiction] Hidup dalam kebohongan dan persembunyian. Perlahan namun pasti, semua mulai terkuak. Keberadaan ku mulai di sadari dan disitulah bukan diriku saja yang bisa terluka. Namun dirinya juga... - Kim Ye Na (Private some...