Merelakan, sesuatu yang sederhana tapi sangat sulit untuk dilakukan. Saat kau tidak merasa sakit saat memikirkan nya, maka kau sudah sampai pada arti merelakan yang sesungguhnya...
🌹🌹🌹
Aku perlahan membuka mata, sinar lampu yang pertama kali menyapa indra pengelihatanku. Saat aku sadar, aku mendapati diriku sudah berada didalam kamar bernuansa serba putih. Yang sangat aku hapal.Rumah sakit.
Tiba-tiba kepalaku berdenyut kencang saat aku mencoba mengingat kenapa diriku bisa terbaring dikasur pasien.
Aku menengok kesamping saat ku rasakan ada seseorang menggenggam sebelah tanganku yang tidak terpasang jarum infuse.aku sedikit terkejut mendapati baekhyun yang sedang tertidur disampingku dengan tumpuan kepala disamping ranjang pasien dengan tangan yang menggenggam tanganku erat seperti takut aku akan pergi.
Sontak pikiran tersebut dengan cepat ku tepis.
Takut kehilangan ku? itu tidak mungkin.
Aku berbalik untuk menghadap kearahnya yang sedang tertidur, pemandangan yang saat jarang aku lihat. Melihatnya yang sedang terlelap damai membuat bibirku terangkat dikedua sudutnya. Ia begitu menggemaskan saat sedang tidur begini, tapi terlihat jelas kantung mata disekitar bawah matanya.
Ia terlihat lelah...
Tanganku terulur untuk megusap lembut surai hitamnya. Sangat hati-hati takut mengusik tidurnya. Aku selalu bertanya pada diriku, apakah aku rela untuk melepasnya? Apa aku sanggup menghilangkan dirinya dari hidupku?
Dan jawabannya
Aku tidak tahu..
Sepetinya karena pergerakanku sembuat baekhyun terusik, ia perlahan membuka mata. Ia langsung terduduk sempurna saat ia melihatku yang sudah terbangun.
"syukurlah kau sudah sadar na-ya." kata baekhyun mulai menegapkan badannya. Lalu tangan satunya ter ulur untuk mengusap surai-ku.
Aku hanya tersenyum. "kenapa kau disini? Taeyeon pasti sedang membutuhkanmu sekarang."
Tangan baekhyun terhenti untuk mengusap suraiku. Ia menatapku dalam, aku masih memperhatikan senyumku. Aku sadar bahwa aku tidak boleh egois, taeyeon mungkin lebih membutukan baekhyun sekarang dari pada aku.
Cukup lama baekhyun diam tanpa menjawab pertanyaan ku sampai ia mencoba mengalihkan pembicaraan. "bagaimana dengan keadaanmu? Kau sudah baikan? Apa yang terjadi denganmu semalam?"
"berhenti mengalihkan pembicaraan Byun Baekhyun-ssi."
"dan berhentilah memikirkan kondisi orang lain Byun Yena-ssi."
Dalam kondisi biasa aku pasti akan merona dipanggil dengan nama byun didepan nama ku. tapi sekarang berbeda, semuannya serba salah.
Aku menghela nafas sebelum beranjak untuk duduk, baekhyun mencoba untuk menolongku, yang aku biarkan. Badanku begitu lemas rasanya. Aku tidak begitu ingat apa yang terjadi, setelah aku pergi dari depan ruangan aya.h
Ayah?
Ya Tuhan aku sempat melupakn kondisi dirinya, bagaimana kondisinya sekarang? Lalu perkataan baekhyun sontak membuatku menatap kearahnya lagi.
"ayahmu sudah melewati masa kritisnya, dia akan segera bangun." tanpa sadar aku menghembuskan nafas penuh kelegaan. Aku membuat masalah yang membuat aku terbaring disini. Seharusnya aku berada disana, menjaga ayah. Aku tidak bisa berpikir lagi kalau terjadi sesuatu hal yang buruk kepada ayahku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Camouflage
Fanfiction[Completed] [Baekhyun Fanfiction] Hidup dalam kebohongan dan persembunyian. Perlahan namun pasti, semua mulai terkuak. Keberadaan ku mulai di sadari dan disitulah bukan diriku saja yang bisa terluka. Namun dirinya juga... - Kim Ye Na (Private some...