Extra Chapter - Baekhyun

1.2K 113 39
                                        

semoga bisa mengobati sedikit kecewa kalian ya..

happy reading !

.

.

Sekarang pekerjaan ku bertambah, bukan hanya sebagai arsitek, tapi menjadi supir dadakan Kim Yena. Tidak apa-apa lah menjadi supir dadakan calon istri sendiri.

Benar, calon istri.

Tepat tiga bulan yang lalu, setelah lamaran dadakan yang sialnya tidak romantis itu, tidak lama kedua belah pihak keluarga bertemu dan di tetapkanlah tanggal pernikahan kami yang akan dilaksanakan enam bulan lagi.

Dan akhirnya sekarang tinggal sepuluh hari lagi pernikahan kami di laksanakan.

Karena acara kami semakin dekat, kesibukan kami juga bertambah. Bayangkan saja sendari habis makan siang, aku dan Yena harus menemui penanggung jawab catering karena tiba-tiba saja Yena ingin mencoba masakan baru yang di tawarkan, lalu lanjut untuk fitting baju terakhir, dan terakhir melihat gedung sekaligus diskusi kembali dengan WO yang kami percaya menyiapkan pernikahan kami.

Walau sudah di bantu keluarga, tetap saja aku dan Yena sibuk.

Kalau tahu begini sibuknya, bagaimana bisa orang masih mau menikah lagi, ck..ck..

Kami berdua sampai di apartment malam, setelah sempat makan malam dulu di luar. Langung saja ku jatuhkan diriku di atas sopa, sendari tadi aku sudah ingin merebakan diriku.

Yena yang melihat itu hanya tersenyum, lalu beranjak entah kemana, aku sudah kelah mencoba memejamkan mata guna mengistirahatkan diri sejenak.

"Baek, bangun." Guncangan pada lengan ku menyadarkan ku, ah aku tertidur ternyata. Yena tersenyum manis lalu memberikan ku teh hangat, aku membalas senyumnya. "gomawo, chagi."

Aku mengerutkan alis saat melihat Yena membawa sebuah kardus besar yang ia letakan di atas meja. "box apa itu?"

"oh, ini. undangan yang sudah selesai di cetak." Kata Yena, ia membuka box tersebut dan mengeluarkan isinya. "Eomma mu, tadi mengirimkan kesini saat kita sedang fitting gaun." Lanjutnya, aku hanya menganggukan saja dan menandaskan teh buatannya.

"mau mengundang siapa saja?"

Aku mengindikan bahu, "aku sudah membuat daftar kolega bisnis ku yang di undang. Mungkin sisanya teman dekat semasa sekolah dan tim ku. lalu kau?"

"temanku hanya Jongdae dan Sehun." Jawab Yena santai. Lalu ia menyerahkan satu buah undangan ke hadapanku.

Aku menatap Yena dengan satu alis terangkat, "apa?"

"undangan untuk Taeyeon."

Saat itu aku langsung terdiam, ternyata nama itu masih jada memberikan dampak padaku walau tidak sebesar dulu. Tidak ingin membuat Yena berpikir yang tidak-tidak, dengan segera aku kembali mendapatkan kontrol diriku lagi.

"untuk apa? Tanpa kau mengundang pun ia pasti mendapatkan nya karena dia bagian keluarga, Byun."

Yena tersenyum, "berikan padanya, lalu kalian bicaralah."

Aku terdiam, mendengar penuturan Yena sambil melihat sodoran undangan kami yang belum juga aku raih. Ada perasaan enggan untuk bertemu lagi dengan perempuan itu, bukan karena takut kembali bimbang. Tidak! Bukan seperti itu, hanya saja aku takut menyakiti Yena kembali dengan menemui masa lalu ku.

Seperti bisa membaca pikiranku, Yena kali ini kembali tersenyum, di genggamnya salah satu tanganku. "Jangan khawatirkan aku. Berbicaralah dan selesaikan yang belum kalian selesaikan, Baek... lalu kembalilah pada ku."

CamouflageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang