Chapter 5 - miss him

4.6K 630 26
                                        

"wah putri ibu sangat cantik memakai dress ini." puji Amanda kepada anak bungsunya itu. sedangkan yang di puji hanya cemberut membuat Amanda mengerutkan alisnya."kenapa jeslyn memasang wajah seperti itu, sayang? Jessi tidak suka gaun pilihan, ibu?"

Yena kecil menggeleng. "gaun pilihan ibu sangat cantik, tapi.."

"tapi kenapa sayang?"

"apa jessi pantas memakainya? Ibu sangat cantik memakai gaun itu, sedangkan jessi sangat jelek."

Amanda tersenyum kecil menatap putrinya. Ia menunduk untuk mensejajarkan tingginya dengan anaknya itu sambil menyelipkan rambut yena kecil kebelakang telinganya.

"jangan berbicara seperti itu. jeslyn kim. Anak dari Kim Hyunsik dan Amanda Jung itu cantik. Kenapa jessi jadi berbicara seperti itu. hmm.?"

"karena jessi gendut.." jawab yena kecil menunduk sedih.

"hey. Ikut ibu sebentar." Amanda jung langsung menarik anak perempuannya itu kearah sebuah cermin besar. Disana ia hadapkan yena kecil kedepan. "lihat baik-baik dirimu. Semua perempuan di dunia ini semuanya cantik, jessi-ya."

"tapi dalam cerita, semua putri itu kurus dan cantik. Apa bisa jessi mendapat pangeran dengan tubuh seperti ini?"

Amanda jung tidak bisa menahan kekehannya. Ia mengusap sayang surai rambut yena kecil. "tentu saja ada. Jessi harus percaya bahwa ada seorang pangeran berkuda hitam yang mencintai jessi nanti."

"kenapa pangeran berkuda hitam?"

"karena kalau putih sangat mudah kotor. Hehe."

"Ibu !!!"

"hahaha. Jangan cemberut begitu sayang. Iya ibu hanya bercanda."

***

aku memandang kosong kedepan. banyak hal yang aku pikirkan sekarang. bayak faktor yang membuatku ingin kembali pergi dari sini. dan yang paling ku takuti adalah aku takut terluka kembali.

aku kembali mengingat kejadian semalam, dimana aku begitu meledak di depan Baekhyun. aku sebelumnya tidak pernah begitu, tapi entah lah kalau di dekatnya aku hampir tidak sanggup menyimpan emosi yang biasanya aku pendam sendiri.

dan aku baru menyadari satu hal..

dia terlalu berbahaya bagiku...

"apa yang sedang kau pikirkan?"

Aku langsung menoleh, saat pintu ruang inap ku terbuka. Disana sudah ada seseorang lelaki dengan setelan jas Lab khas dokter.

aku tersenyum kearahnya. "tidak ada yang aku pikirkan." bohong ku.

ia masuk dengan santainya ke ruang inap ku dan mendudukan dirinya di sofa disebarang rajang pasienku..

"dimana kau meletakan otak mu huh?" jelas pertanyaanya tadi sangat menyindirku.

"whoahh.. mana ada dokter mengatai pasienya bodoh?!" kataku memandang dokter di depan ku ini dengan sinis.

"kalau bukan bodoh, kau tidak akan disini ! liatkan akibatnya kau berakhir di rumah sakit."

"karena kebodohanku, kita kan akhirnya bisa bertemu lagi." jawabku dengan cengiran.

"jangan tersenyum. sudah tahu salah, masih tidak menyesal? kau bisa saja mati konyol tahu?!" melihat sehun yang mengomel seperti ini membuatku takut juga. aku hanya bisa mengerucutkan bibirku.

CamouflageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang