"maafkan aku, kalau saja-"
Cup!
Aku langsung membungkam baekhyun dengan menempelkan bibirku ke bibir tipisnya. Bisa ku lihat baekhyun mengerjap beberapa kali karena terkejut atas tindakan tiba-tiba yang aku lakukan.
Baru saja aku ingin melepas ciuman kami, baekhyun secara tiba-tiba menahan telungkuk ku yang membuat ciuman yang awalnya hanya saling menempel berubah menjadi lumatan-lumatan dalam.
Aku cukup terbuai oleh ciumannya. Sungguh baekhyun adalah seorang pencium yang handal, dan aku mengakuinya.
Aku langsung mendorongnya menjauh saat ku rasakan sesuatu dalam perutku bergejolak.
Cepat-cepat aku menuju ke kamar mandi sambil menutup mulut, tanpa menghiraukan panggilan baekhyun dibelakang sana.
Aku memuntahkan semua yang ada diperutku kedalam closet sampai badanku lemas. Jangan lupakan juga pusing yang ku dera kembali datang. Aku menyesal mabuk semalam.
Sebuah tangan mengambil alih rambutku supaya tidak terkena muntahan ku sendiri. Tanpa berbalik aku tahu ia siapa.
"Pergilah jangan disini bb.. huek"
"Bagaimana mungkin aku pergi saat keadaanmu tidak baik begini?"
Aku tidak sanggup berbicara lagi karena mualku semakin menjadi.
Usapan lembut di punggungku dengan ajaibnya membuat mualku berangsur-angsur berkurang.
Aku langsung terduduk di depan closed karena aku tidak mempunyai tenaga lagi untuk menyangga tubuhku sendiri
Baekhyun berjongkok dihadapanku. Ia menatapku dengan khawatir. Ia mengusap keringat dingin yang berada di pelipisku.
"Kau sepertinya deman na-y.a" lanjut baekhyun setelah merasakan suhu badan ku yang memang naik.
Aku hanya tersenyum lemah menanggapinya. Aku memang selalu berujung demam setalah mabuk.
"Aku tidak apa-apa--"
"Tidak apa-apa bagaimana?! Kau sakit, badan mu panas!" baekhyun sedikit menaikan suarannya yang membuatku sedikit terkejut.
Aku kembali tersenyum. Apa sekhawatir itu dirinya padaku?
ku lihat baekhyun menghela napas panjang. ia menganggkat tubuhku dalam gendongannya dalam diam.
setelah merebahkanku diatas kasurnya, ia langsung pergi begitu saja tanpa kata.
Aku memandang pintu kamar baekhyun dengan pandangan nanar. Ia benar-benar pergi meninggalkan aku sendiri disini.
Aku memandang keatas kamar dengan pandangan menerawang. Mencoba mengingat apa yang aku lakukan tadi malam sehingga aku bangun sudah berada dipelukan baekhyun.
Aku mencoba mengingat dengan keras, namun hasilnya nihil. Aku tidak bisa mengingat apapun.
Cukup lama aku hanya diam tanpa mencoba untuk memejamkan mata walaupun sakit dikepalaku semakin menjadi. Aku tidak bisa, aku takut.
Aku menghembuskan napas panjang, mencoba untuk mengumpulkan sisa-sisa tenaga yang aku punya. Aku beranjak keluar kamar baekhyun dengan langkah pelan sambil berpegangan pada dinding sebagai penyangga tubuhku.
Aku hampir jatuh kedepan kalau saja tidak ada lengan seseorang menahan tubuh depanku, aku mungkin akan menghantam lantai sekarang.
"Apa ada aku menyuruhmu keluar kamar kim yena?!"
Aku hanya memejamkan mata saat ku dengar suara baekhyun dengan nada paling dingin yang pernah aku dengar.
"A-aku hanya ingin tidur di....sopa." cicitku dengan tidak berani menatap matannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camouflage
Fanfic[Completed] [Baekhyun Fanfiction] Hidup dalam kebohongan dan persembunyian. Perlahan namun pasti, semua mulai terkuak. Keberadaan ku mulai di sadari dan disitulah bukan diriku saja yang bisa terluka. Namun dirinya juga... - Kim Ye Na (Private some...