Badan ku bergetar tanpa bisa aku cegah. Kepala ku mulai pusing dan itu pertanda buruk bagi ku sekarang.
Sebisa mungkin aku menjaga kesadaran ku di balik kiasan masa lalu yang telah mendesak keluar dan ingin meraih semua kesadaranku.
Aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan secepat ini di ketahui. Aku juga tidak pernah menyangka begitu menakutkan kembali bertemu dengannya. Bayangan dirinya dulu yang begitu menakutkan membuat aku tidak bisa tidak menundukan diri menahan segala kesakitan ku selama ini.
Junmyeon oppa tersadar, ia dengan cepat menuju kearahku dan melindungiku di belakang punggungnya.
Ku cengkram erat salah satu lengannya. Menyalurkan ketakutan ku dan mencari pegangan.
Aku tahu, setelah ini aku tidak akan bisa lepas begitu saja darinya.
"Hey, jun. Tenanglah. Kenapa kau tegang sekali?" Ucapnya dengan nada seolah mengejek di telingaku.
"Ayo pergi." Tanpa menggubris perkataan paman Gi kwang. Junmyeon oppa langsung menarik ku untuk keluar dari sana.
"Kenapa buru-buru sekali? Aku bahkan baru bertemu lagi dengan keponakan ku yang.... Disembunyikan?" Iya langsung terkekeh setelahnya.
Aku mati-matian menahan isakan saat mendengar tawanya saat ini.
"Bagaimana kalau kita duduk dulu dan mengobrol. Bagaimana yena?"
Aku tahu Junmyeon oppa sedang menatapku dengan khawatir. "tidak. kami akan langsung pulang."
tapi lagi-lagi langkah kami terhenti. aku semakin menunduk dalam. aku ingin pergi dari sini. tempat ini adalah tempat pertama kami bertemu sembilan tahun yang lalu bersama ibu ku sebelum kecelakaan maut itu merenggut orang paling berharga bagi ku.
"kenapa kau tidak menyapa paman mu ini kemarin, yena? pantas kau begitu tekejut menatap ku saat itu, ternyata kau sudah sadar siapa aku kemarin."
aku bisa merasakan junmyeon oppa menatapku tajam sekarang. dengan perlahan ku dongakan kepalaku, "ayo pergi dari sini.." ujarku nyaris seperti bisikan.
junmyeon oppa menghela napas keras, lalu merangkul ku menjauh dari sana tanpa menggubris sedikit pun perkataan paman gi kwang di belakang kami.
setelah masuk mobil, dengan tergesa junmyeon oppa langsung melesat membawa mobil dengan kencang. ku rapatkan pegangan tanganku pada seatbel. aku benar-benar merasa takut.
"kau bertemu dengan paman gi kwang sebelumnya? tanpa memberitahu oppa?!"
aku terperajat mendengar nada tingginya. dengan takut ku tatap oppa ku dari samping. "kami tidak sengaja bertemu saat peresmian baekboom oppa beberapa hari yang lalu."
saat itu juga aku terpejam saat mendengar umpatan yang keluar dari mulutnya.
"kita pulang kerumah sekarang."
Aku menggeleng, "biarkan aku pulang ke apartment."
Junmyeon oppa mencengkram stir mobil dengan kencang. "Ini perintah Kim Yena!"
Aku memandang junmyeon oppa dengan nanar, "kenapa harus aku selalu kalian stir? Kenapa aku yang harus berkorban atas semuanya?! Aku tidak pernah berharap di sembunyikan seperti ini----"
"KARENA KAU DALAM BAHAYA!!!"
Teriakan junmyeon oppa membuatku terdiam seketika. Ini kali pertamanya berteriak keras di depanku. Wajar saja saat ini aku memandang tidak percaya kearahnya.
"Paman gi kwang buka. Orang yang akan melepasmu dengan mudah setelah ini."
"Kau tidak tahu bagaimana susahanya aku dan ayah menyembunyikan mu selama ini?! Apa kau tidak tahu bagaimana ayah berusaha agar kau tetap hidup tenang?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Camouflage
Fanfiction[Completed] [Baekhyun Fanfiction] Hidup dalam kebohongan dan persembunyian. Perlahan namun pasti, semua mulai terkuak. Keberadaan ku mulai di sadari dan disitulah bukan diriku saja yang bisa terluka. Namun dirinya juga... - Kim Ye Na (Private some...