Part 2

4.4K 104 4
                                    

"Darla, bisakah kau membuatkanku kopi?"

"Darla aku juga ingin kopi, jangan pakai gula!"

"Darla, aku ingin roti coklat . Belikan aku 2 di Brown Bread untuk makan siangku"

"Darla, kau bisa memfotokopikan ini kan? Aku harus segera pergi menghadiri rapat di departemen marketing bersama kepala bagian"

"Darla, kenapa kau tak segera menyelesaikan persentasinya? Persentasi akan diadakan lusa, besok harus segera selesai! Aku tak ingin kepala bagian apparel marketing team memarahiku!"

"Darla makan siang nanti apakah kau sudah melakukan reservasi?"

"Darla, bisakah kau buangkan tumpukan kertas yang ada di dekat mesin fotokopi ke gudang sampah perusahaan? Kepala bagian pasti akan marah jika melihat ruangan berantakan."

"Darla..."

"Darla..."

"Darla..."

Semua orang memanggil nama Darla dan meminta bantuannya, meskipun dia termasuk salah satu yang tertua di departemen apparel marketing team, namun mereka tidak pernah menghargai usia Darla karena dia belum menikah. Mereka hanya akan menyuruhnya untuk membantu menyelesaikan semua pekerjan. Tidakkah dia terlihat seperti cinderella?

Cinderella? Sepertinya tidak! Belum pernah ada yang mengatakan bahwa Cinderella memiliki tubuh obesitas level 1 dan belum menikah diusia kepala tiganya.

Kini Darla menyadari kenapa dia bertahan dengan tubuh obesitas level satunya. Tentu saja dia sangat ingin menurunkan berat badan dan menjadi wanita cantik seperti Lolita. Tapi, permasalahan terletak pada kebiasaan yang selalu Darla lakukan. Semakin banyak pekerjaan yang dia lakukan, semakin banyak pula makanan yang akan masuk ke dalam tubuh Darla. Itulah yang membuat berat badan Darla tidak kunjung berkurang meskipun pekerjaan perusahaan terus mengantri untuk dia kerjakan.

Darla masih terlihat sibuk dengan membawa dua tumpuk kertas bekas di tangan kiri dan kanannya untuk dia bawa ke gudang sampah di lantai bawah.

"Hari ini saya sudah membatalkan semua jadwal seperti yang di perintahkan Tuan Besar"

Manajer Devan, John, setia mengikuti Devan di belakangnya dengan menerangkan setiap jadwal yang akan Devan jalani di hari itu. Darla yang tidak sengaja berjalan melewati Devan dan manajernya itu pun berusaha memasang telinganya dengan tajam untuk mengetahui jadwal Devan hingga sesuatu menabrak Darla.

Bruk . . . ! ! !

"Ah, sakit" rintih Darla setelah menabrak pilar dinding yang berukuran cukup besar dan berhasil membuat tumpukan kertas-kertas yang dibawanya berantakan dan berserakan kemana-mana. Sontak, Darla langsung menjadi bahan hiburan orang-orang yang saat itu berada di sekitarnya.

"Ada apa dengannya?" Devan berhenti setelah melihat Darla menabrak pilar dinding.

"Apa kau tak bisa memantau pekerjaan para pegawai perusahaan? Lihatlah kekacauan yang dia lakukan!" Devan mulai melampiaskan kekesalannya pada John lalu melanjutkan langkahnya pergi keluar gedung perusahaan.

Tentu saja Darla merasa frustasi setelah dia berhasil mempermalukan dirinya sendiri di hadapan pria yang dia cintai.

Sebenarnya ada apa denganku hari ini? Sangat memalukan!

Gerutu Darla di sepanjang perjalanan pulang kerumah ketika hari sudah mulai gelap.

"Aku pulang"

Seketika Darla menghentikan langkahnya di ambang pintu ketika mendapati kakak perempuannya yang tengah menikmati ciuman panasnya dengan suaminya, Jason Reid.

Touchable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang