Part 24

2.4K 98 9
                                        

Dev?

Apa yang dia lakukan disini? Dan, astaga, jadi yang baru saja jatuh tengkurap tadi Dev?

"Hai" Dev melambaikan tangannya padaku dengan kaku seperti robot.

"Kau sudah kembali?" tanya Dev

"Apa yang kau lakukan disini, Dev?"

Dev diam dan melihat sekeliling, "..aku.."

"Aku bersama dengan beberapa temanku" ucap Dev dan kembali menatapku. Beberapa detik kami saling melihat satu sama lain hingga akhirnya dia membalikkan badannya dan berniat akan pergi sebelum aku kembali memangilnya.

"Dev"

Dia kembali berbalik menatapku.

"Apakah kau ada waktu? Ada yang ingin aku sampaikan padamu" ucapku yang membuatnya berpikir sebentar dan beberapa detik kemudian dia menganggukkan kepalanya.

Kini aku tengah duduk berdua dengan Dev di salah satu cafe yang bertempat tepat disebelah club malam. Aku sendiri tak tau harus mulai mengatakannya dari mana pada Dev. Kami pun hanya masih diam.

"Apa.. kah.. kabarmu baik-baik saja?" tanya Dev memecah keheningan

Aku pun mengangguk, "Tentu saja, sangat baik. Seperti yang bisa kau lihat saat ini".

Dev tersenyum sekilas, "Style mu benar-benar sangat berbeda"

"Kau, sehat kan Dev?"

"Ya, tentu saja. Tentu saja aku sehat. Sangat sehat"

"Kalau begitu syukurlah"

Entah kenapa terasa sangat canggung. Aku menghela napas panjang.

"Dev, tentang papa mamaku, dan juga tentang tante Marioline dan paman William. Aku yakin kau pasti belum memberitahukan apa-apa pada mereka bukan? Tentang hubungan kita saat ini"

"Belum, aku berpikir, akan lebih baik jika kita mengatakannya bersama"

"Aku tau dan mengerti bahwa aku tak tau malu jika harus meminta tolong padamu untuk menyembunyikan perceraian kita pada mereka untuk saat ini. Tapi aku mohon padamu Dev, beri aku waktu satu minggu untuk mempersiapkan diri sebelum mengatakan yang sebenarnya pada mereka"

Dev pun menganggukkan kepalanya pelan, "Aku mengerti"

"..dan juga Dev.. bolehkah.. aku.." rasanya mulutku tak sanggup untuk mengatakannya, haruskah aku benar-benar meminta tolong pada Dev untuk berpura-pura tetap menjadi suamiku saat acara launching nanti? Tapi jika aku tak mengatakannya, bagaimana bisa aku tak mengundang papa mama dan juga tante Marioline serta paman William ke launching restaurant besok lusa?

"..aku.. ingin.." Aku tak berani menatap Dev, entah, tapi setelah kembali dari Paris, harga diriku di depan Dev menjadi lebih tinggi.

"Apa kau ingin kita berpura-pura untuk tetap menjadi suami istri di depan orang tua kita?" tanya Dev yang seketika membuatku langsung kembali menatapnya.

Bagaimana dia bisa tau apa yang sedang aku pikirkan?

Ya tuhan, haruskah aku mengorbankan harga diriku pada Dev yang sudah aku bangun susah payah di Paris?

Aku kembali merundukkan kepalaku dan memejamkan mataku. Setelah berpikir keras, aku pun menganggukkan kepalaku pelan. 

"Iya" jawabku pada akhirnya. Mungkin tak apa-apa, demi papa mama dan juga tante Marioline dan paman William, mungkin tak masalah aku mengorbankan harga diriku.

"Baiklah, ayo kita lakukan"

Benarkah? Dev mau melakukannya? Jujur saja aku merasa terkejut mendengarnya. Bukankah dia kini sudah bersama dengan Milli? Lalu kenapa Dev mau melakukannya? Apakah mungkin karena menyangkut orang tuanya, maka dari itu dia mau melakukannya? Sebenarnya, tadinya aku merasa skeptis jika Dev nantinya akan menolak permintaanku. Tapi kini aku merasa sediki lega karena dia mau mengabulkannya.

Touchable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang