Dapat kulihat saat ini Dev tampak sedang marah, bahkan tatapan matanya menunjukkan bahwa dia sedang sangat kesal. Tapi aku sendiri tak mengerti apa yang salah disini. Kenapa dia tiba-tiba saja marah padaku? Kenapa dia terus mengatakan hal-hal kasar padaku? Apakah Dev benar-benar membenciku dan ingin berpisah dariku?
"Tidakkah kalimatmu keterlaluan?"
Tiba-tiba saja Rico menghampiri kita berdua.
"Telingku terasa panas mendengar kesalah pahaman kalian!"
Entah apa yg sedang Rico pikirkan, dia mendorong tubuh Dev hingga membuatnya hampir terjatuh kebelakang.
"Apa yg kau lakukan?" Dev merasa tak terima dengan apa yg sudah Rico lakukan.
"Memangnya kau pikir apa yg akan kita lakukan di dalam kamar berdua? Kau benar-benar berlebihan. Jika kau cemburu, bilang saja cemburu. Kau tak harus berkata kasar seperti itu pada kak Darla"
Kak Darla?
Raut muka Dev seketika berubah dari yang tadinya tampak kesal menjadi bingung.
"Kak Darla memang wanita yang paling aku sukai dan cintai di dunia ini . Tapi seribu hingga sejuta kali aku menyatakan perasaanku padanya, dia tak akan pernah menganggapku lebih dari seorang adik baginya. Dan aku sadar, itulah takdir kita."
Rico pun berjalan mendekati Dev dan memegang bahunya lalu membisikkan sesuatu.
"Kalau kau menyukainya, katakan saja. Dia tak akan pernah tau perasaanmu jika kau tak mengatakannya. Kau tau sendiri kan, kakak ku itu sangatlah tak peka dan polos hingga membuatnya terlihat sangat bodoh. Jadi jangan membuatnya bingung, kau hanya perlu mengatakannya"
Rico melirikku lalu tersenyum. Dan beberapa detik kemudian dia berjalan mendekatiku.
"Sebaiknya kakak pulang bersamanya"
"Tapi"
"Sudahlah, kakak pikir aku tak dapat belajar sendiri? Aku sudah besar sekarang dan bisa menyelesaikan soal-soal try out sendiri. Kak Darla tak perlu khawatir. Lagi pula setelah memakan sup buatan kakak, aku merasa sdh lebih baik. Jadi, pulanglah"
Rico mengecup pipiku sekilas sebelum dia kembali masuk ke dalam gedung panti asuhan. Dapat kulihat dari kejauhan Rico mengangkat tangannya tinggi dan melambaikkannya padaku. Aku pun ikut melambaikan tanganku hingga akhirnya Rico menghilang dari balik pintu masuk.
Kini aku hanya berdua dengan Dev masih dengan posisi sama di tempat parkir, lebih tepatnya di samping mobil milik Dev.
Aku hanya diam karena tak tau apa yang harus aku katakan sekarang, begitu juga dengan Dev. Dia hanya diam hingga beberapa menit kemudian dia mulai angkat bicara.
"Aku akan ke kantor sekarang, jadi aku tak dapat mengantarmu pulang. Kau dapat pulang sendiri kan?"
Aku hanya mengangguk, "Sampai jumpa di rumah nanti, Dev" ucapku padanya. Namun sepertinya Dev tak mendengarnya karena dia sudah masuk ke dalam mobilnya. Ku pikir Dev akan melajukan mobilnya, tapi justru dia kembali turun dari mobil dan menghampiriku.
"Apa kau mau ikut denganku pergi ke kantor?" tanya Dev tiba-tiba.
Belum sempat aku memberikan jawaban atas pertanyaan Dev, dia sudah menarikku untuk masuk ke dalam mobilnya dan alhasil kini sampailah aku dan Dev di Haesung Inc.
Seperti dugaanku, banyak pasang mata menatap kami setibanya kami di lobi. Aku yakin mereka menatap kami karena Dev adalah president Haesung Inc. Aku pun menghentikkan langkahku dan mencoba berjalan sedikit menjauh dari Dev karena merasa tak nyaman dengan situasi seperti ini. Tapi, tiba-tiba saja Dev berhenti dan berbalik menatapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touchable Love
Romance- Darla Luvena - Kenapa cinta sangat rumit dan menyakitkan? Bukankah jatuh cinta seharusnya membuat seseorang merasa bahagia? Lalu kenapa aku seperti ini? Apakah sebegitu susahnya hanya untuk mencintai seseorang? Aku tau bahwa diriku sangat egois da...