Part 19

2.3K 91 20
                                    

Beberapa hari sudah berlalu setelah kejadian ketika Milli yang mencoba untuk bunuh diri.

Dev telah berbicara pada Darla bahwa dalam waktu kurang dari 2 bulan, dia akan menceraikan Darla. Darla hanya merasa pasrah dan menganggukan kepalanya akan keputusan Dev. Bahkan Darla tak pernah memegang ponselnya lagi semenjak itu karena Dev lah yang meminta agar Darla mematikan ponselnya untuk beberapa waktu guna mengindari komunikasi dengan kedua orang tua Dev maupun kedua orang tua Darla.

Pagi ini, setelah Darla membantu pegawai rumah untuk menyiapkan sarapan, dia pun kembali masuk ke dalam kamarnya. Karena merasa bosan, Darla hanya sibuk merajut pakaian-pakaian bayi di dalam kamarnya. Mulai dari baju, topi, bahkan hingga sepatu, Darla merajutnya dengan penuh cinta dan kasih. Seharian Darla hanya berada di dalam kamar karena Dev meminta Darla untuk tak lagi mengurus pekerjaan rumah, bahkan Dev sudah mempekerjakan pegawai rumah untuk membereskan rumahnya dan memasak.

Waktu berjalan dengan begitu cepatnya hingga kini jam menunjukkan pukul 21.54 dan Dev sudah pulang ke rumah.

"Dev, ingin menonton film bersama?" tanya Milli ketika mereka berdua berada di ruang tamu sembari menonton acara tv.

"Film?"

"Iya, aku merasa bosan dengan acaranya. Apakah kau punya dvd yang cocok untuk kita tonton saat ini? Aku akan mencarinya" ucap Milli dan mencari tumpukan dvd milik Dev yang terletah di dalam lemari di bawah tv.

"Dvd?" seketika Dev teringat akan dvd pornonya dan segera berlari menyusul Milli, namun Dev kalah cepat dengan Milli.

Milli pun melirik Dev lalu tersenyum.

"Dev? Aku tak pernah tau kau memiliki dvd seperti ini" ucap Milli sembari menunjukkan dvd porno milik Dev yang tentunya membuat Dev sangat malu sekarang.

"Kevin yang memberikannya untukku sebagai hadiah ulang tahun saat SMA"

"Benarkah? Kalu begitu kita tonton ini saja sakarang" Milli pun memasukkan kepingan dvd ke dalam dvd player.

"Apa?" Dev tampak terkejut.

"Tunggu, Milli, kita bisa melihat film yang lainnya" ucap Dev, namun percuma karena Milli sudah memutar filmnya.

Milli pun merasa geli menonton filmnya yang terlalu vulgar memperlihatkan adegan seksual setiap pemainnya.

"Astaga Dev, aku tak pernah menyangka kau menyukai film seperti ini. Pantas saja kau sangat lihai di atas ranjang" ucap Milli menatap Dev.

Dev hanya diam saja karena sangat malu sekarang. Milli yang melihat ekspresi muka Dev pun bergerak mendekati Dev.

"Apa kau menginginkannya Dev?" bisik Milli tepat di telinga Dev. Bahkan Dev merasakan tangan Milli mulai menyentuh setiap organ intim tubuh Dev.

Dev pun menggenggam tangan Milli untuk menghentikan aktifitasnya lalu sesekali melirik kamar Darla.

"Kita lakukan di kamar saja" ucap Dev merasa khawatir jika Darla nanti akan melihatnya.

"Tenang aja Dev, Darla sudah tidur" bisik Milli lagi dengan sedikit desahan untuk menggoda Dev.

"Bagaimana kau tau?"

"Tadi sebelum kau pulang aku sudah ke kamar Darla, dan kulihat dia sudah tertidur" ucap Milli berbohong pada Dev. Sebenarnya, Darla sendiri belum tidur ketika sore tadi Milli masuk ke dalam kamar Darla dengan maksud untuk memamerkan cincin yang Dev berikan pada Milli.

Milli pun kembali melakukan aktifitasnya meraba setiap bagian tubuh Dev untuk membangkikan hasrat seksual Dev. Dev yang kini mulai terangsang pun mulai mencium Milli dengan penuh nafsu. Keduanya yang merasa tak sabar pun langsung melepas pakaian mereka dan benar-benar melakukan hubungan seksual di ruang tamu dengan layar tv yang juga sedang menanyakan film porno.

Touchable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang