"Milli" Dev membalas pelukan wanita itu.
Darla dapat mendengar bahwa Dev kini tengah terisak. Dia memeluknya sangat erat dan dalam seolah dia sangat merindukannya.
'Milli? Siapa sebenarnya Milli? Apakah dia wanita di masa lalu Dev?'
Mereka berpelukan cukup lama di ambang pintu, hingga tiba-tiba saja Dev pergi dengan wanita itu tanpa mengatakan apapun pada Darla.
Darla hanya masih diam mematung ditempat menatap setiap langkah mereka yang semakin lama semakin menjauh. Ingin rasanya menahan Dev agar tidak pergi, tetapi mulutnya kaku dan dia tidak dapat mengatakan apapun.
'Siapa wanita itu sebenarnya? Kemana mereka akan pergi?' Entah kenapa hati Darla terasa sesak melihat Dev dengan wanita itu pergi bersama di tengah malam begini.
Malam ini Darla sama sekali tidak dapat tidur. Dia hanya berbaring ke kanan dan kekiri dengan terus memikirkan Dev dan wanita yang bernama Milli itu.
'Mereka terlihat saling mencintai satu sama lain. Lalu kenapa paman William dan tante Marioline melakukan hal ini padaku dan Dev? Kenapa mereka meminta kita untuk menikah jika memang Dev memiliki seseorang yang dia cintai?'
Sebenarnya, Darla hanya ingin melihat Dev bahagia. Wanita itu merasa tidak harus memilikinya, karena memiliki pria yang dia cintai adalah hal yang sangat serakah bagi Darla. Melihat pria yang dia cintai bahagia dengan wanita pujaannya, sepertinya hal itu sudah lebih dari cukup untuk Darla.
Jam menunjukkan pukul 4 pagi dan Darla masih belum dapat memejamkan matanya.
'Astaga Darla! Kau harus tidur! Apa yang kamu lakukan sekarang? Bukankah kamu hanya akan membuat kesehatanmu bertambah memburuk? Ingatlah Darla, kamu sedang hamil sekarang! Ada kehidupan lain di dalam rahimmu sekarang.'
Darla mulai merutuki dirinya sendiri, hingga beberapa menit berlalu dan wanita itu pada akhirnya tertidur.
Baru 3 jam darla memejamkan matanya, dengan berat hati dia harus kembali terbangun karena bel pintu hotel yang terus berbunyi.
Jam di layar ponsel menunjukkan pukul 7 pagi.
'Siapa yang datang sepagi ini? Tunggu, apakah mungkin itu Dev?'
Dengan cepat Darla beranjak dari tempat tidur dan berlari menuju pintu untuk membukanya.
"Dev.." wanita itu tidak melanjutkan kalimatnya setelah mengetahui siapa yang datang.
Ya, dia adalah Milli.
'Apa yang dia lakukan disini? Apakah dia sendiri?'
Darla mencoba melihat kearah belakang Milli dan berharap sosok pria yang dia rindukan ada disana. Namun, Darla sama sekali tidak menemukan sosok Devan disana.
"Apakah aku boleh masuk?" Milli memecahkan lamunan Darla. Dengan sedikit terkejut Darla hanya mengangguk pelan dan mempersilahkan dia masuk.
Kini mereka berdua duduk di kursi tamu yang ada di dalam kamar hotel. Suasana yang sangat canggu tentunya. Darla tidak tau harus mengatakan apa hingga Milli mulai memecah keheningan diantara mereka.
"Maaf karena membangunkanmu dan mengganggumu sepagi ini. Dan aku juga minta maaf karena tadi malam belum sempat untuk memperkenalkan diriku" Milli terlihat sangat cantik dan sopan.
Darla bisa membayangkan bagaimana jika Dev bersanding dengan Milli. Mereka pasti terlihat sangat serasi satu lama lain. Milli sangat cantik dan Devan sangat tampan. Memikirkan saja membuat dada Darla kembali berdesir.
Wanita pendiam itu masih menutup mulutnya rapat dan hanya tersenyum menatap Milli. Dia tidak tau harus berkata apa padanya.
"Sebenarnya, aku kesini untuk meminta bantuanmu" ucap Milli yang membuat Darla menunjukkan ekspresi bertanya-tanya di raut wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touchable Love
Romance- Darla Luvena - Kenapa cinta sangat rumit dan menyakitkan? Bukankah jatuh cinta seharusnya membuat seseorang merasa bahagia? Lalu kenapa aku seperti ini? Apakah sebegitu susahnya hanya untuk mencintai seseorang? Aku tau bahwa diriku sangat egois da...