Darla pun mengurungkan niatnya untuk menghampiri Dev yang telah pulang dari kerja mengingat perutnya yang terasa sangat sakit yang tak dapat ditahannya lagi.
Akhirnya dia hanya berbaring di tempat tidurnya sembari terus memegangi perutnya dan memejamkan matanya sambil berdoa agar calon bayinya baik-baik saja.
Disisi lain, Milli yang juga mengetahui Dev telah pulang kerja langsung keluar dari kamar untuk menyambut Dev.
"Dev" panggil Milli sembari berlari memeluk Dev ketika Dev membuka pintu depan rumah.
"Apakah kau lelah?" tanya Milli yang hanya dijawab anggukan oleh Dev.
"Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu mandi, Dev. Jadi cepatlah bersihkan badanmu dan ayo kita pergi keluar"
Dev menatap Milli bingung, dia bahkan merasa lelah tapi Milli justru mengajaknya keluar?
"Kemana?"
"Dinner" ucap Milli semangat.
Ketika mendengar kata dinner, Dev pun seketika melihat meja makan, dan seperti dugaannya, Darla sudah memasakkan makan malam seperti biasa. Setelah menatap meja makan, Dev pun melirik kamar Darla yang tengah tertutup rapat.
Milli yang sadar akan pandangan mata Dev langsung mencium bibir Dev sekilas yang seketika membuat Dev tersadar dan kembali menatap Milli.
"Apakah ingin delivery saja, Dev? Aku yakin kau pasti sangat lelah dan tak ingin keluar"
Dev pun akhirnya mengangguk lalu pergi ke kamarnya untuk membersihkan badan dan berganti pakaian yang lebih nyaman.
Malam pun berjalan dengan cepatnya hingga tak terasa matahari mulai menampakkan sinarnya.
Dev terbangun dan mendapati Milli yang tengah berbaring di sampingnya. Mereka berdua sama-sama full naked. Dia teringat akan kejadian tadi malam, setelah memakan makanan yang di pesannya bersama Milli, dia pun melewati malam dengan melakukan 'nya' bersama Milli karena Milli terus saja menggodanya dengan menyentuh bagian-bagian sensetif milik Dev.
Milli masih tertidur pulas, Dev beranjak dari tempat tidur dan segera mandi untuk berangkat bekerja.
Jam menunjukkan pukul 08.10, Setelah bersiap, Dev pun keluar dari kamarnya
Sepi
Dia mulai melangkahkan kakinya menuju meja makan untuk mengambil air putih. Namun, sesuatu menghentikan langkahnya ketika meja makan bersih, makanan tadi malam sudah tak ada dan pasti Darla sudah membersihkannya, tapi kenapa pagi ini Darla tak memasakkan makanan untuk Dev?
Aneh .Batin Dev
Sekalipun Dev tak pernah memakannya, tapi Darla tak pernah berhenti untuk memasak makanan buat Dev.
Diliriknya kamar Darla, masih tertutup rapat.
Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya Dev berjalan menuju pintu kamar Darla. Cukup lama dia berpikir, haruskah dia mengetuk pintu atau haruskah dia benar-benar masuk ke dalam kamar Darla tanpa permisi?
Akhirnya Dev pun masuk ke kamar Darla dan dilihatnya Darla yang masih tertidur.
Tumben, tak biasanya Darla masih tidur jam segini. Apakah dia sakit? Batin Dev yang kemudian membuatnya masuk lebih jauh ke dalam kamar Darla dan melangkahkan kakinya pelan menuju tempat tidur.
Dipegangnya pelan dahi Darla, untuk memastikan apakah dia baik-baik saja.
Setelah cukup lama membolak balik tangannya di atas dahi Darla, Dev merasa frustasi karena dia tak dapat mengira-ngira apakah suhu tubuh Darla panas atau tidak mengingat dia bukalah seorang dokter. Akhirnya Dev pun menempelkan dahinya di atas dahi Darla, namun tiba-tiba saja Darla membuka matanya yang sontak membuat keduanya terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touchable Love
Romance- Darla Luvena - Kenapa cinta sangat rumit dan menyakitkan? Bukankah jatuh cinta seharusnya membuat seseorang merasa bahagia? Lalu kenapa aku seperti ini? Apakah sebegitu susahnya hanya untuk mencintai seseorang? Aku tau bahwa diriku sangat egois da...