Part 36

1.5K 60 1
                                    

Aku tak tau jika hari ini Darla ke kantor yang justru membuatnya melihat Milli disana. Sebenarnya aku tak tau harus menjelaskan bagaimana padanya karena aku sudah berjanji pada Milli untuk merahasiakannya. Tapi kalau aku hanya diam, pasti akan membuat Darla menjadi salah paham terhadapku. 

Dan jika kalian ingin tau, memang benar Milli adalah cinta pertamaku. Tapi aku sudah melupakannya dan aku sudah tak memiliki perasaan apapun lagi padanya. Dan jika kalian mengatakan cinta pertama sulit dilupakan, itu semua bullshit.  Kita hanya berteman dekat layaknya orang-orang pada umumnya. 

"Apa maksudmu dengan hamil?" tanya Darla menatapku dengan tatapan tak percaya. Sebenarnya apa yang salah dengannya? Lihatlah dia sekarang, dia terlihat kacau dengan air mata yang memenuhi wajahnya.

"Ya.. iya Milli memang sedang hamil" ucapku dan tak tau harus menjelaskan bagaimana.

"Hamil anak siapa? Bukan anak kamu kan, Dev?"

"Apa yang sedang kau bicarakan? Tentu saja bukan!"  Astaga! Apa yang sebenarnya Darla pikirkan sampai dia berkata begitu.

"Apa kau yakin? Kau tidak sedang berbohong padaku kan Dev?"

"Demi tuhan aku tak memiliki hubungan apapun lagi dengan Milli. Kita hanya berteman biasa.Dan Milli memang sedang hamil, dan tentu saja bukan anakku. Bagaimana bisa kau berpikir begitu?"

"Bagaimana bisa aku percaya dengan kata-katamu? Kau bahkan perna melakukan seks bersama Milli setahun yang lalu saat kita sudah menikah, Dev! Atau jangan-jangan kalian memang masih berhubungan dibelakangku?"

 "Astaga honey, lalu aku harus bagaimana agar kamu percaya padaku?"

Darla diam selama beberapa detik. Aku sendiri bahkan tak bisa menjelaskan akan kehamilan Milli karena aku sudah berjanji padanya. Terus aku harus bagaimana? Ya tuhan ini membuatku gila! Kenapa juga Milli harus datang dan menceritakannya padaku? Sangat menjengkelkan!

"Lalu siapa ayah dari kandungan Milli?" tanya Darla kembali menatapku tajam.

"Ha? Ayah.. ayahnya.. dia.. em.. dia.."

"Lihat? Kamu bahkan tak bisa menjawabnya karena ayah dari anak itu adalah kamu! Iya kan?!"

"Ya tuhan, Honey. Aku berani bersumpah, itu bukan anaku, tapi aku juga tak bisa menceritakannya padamu"

"Kenapa?"

"Apa?" aku bertanya balik pada Darla.

"Kenapa kau tak bisa menceritakannya padaku? Jadi kamu menyimpan rahasia bersama Milli tanpa sepengetahuanku?"

"Bukan begitu, honey. Masalahnya-"

"Ok, aku mengerti. Kau tak perlu menceritakannya" ucap Darla yang membuatku sedikit merasa lega.

"Benarkah? Makasih honey, kau memang satu-satunya yang bisa mengerti-" ucapku yang membuatnya seketika berdiri dari tempat tidur dan keluar dari kamar.

Apa lagi sekarang? Apa dia masih marah padaku?

Aku pun mengikutinya keluar dari kamar. Dan dapat kulihat dia menuju ruang tamu lalu membaringkan badannya di sofa.

Yah, dia memang masih marah ternyata.

Aku pun menghampirinya.

"Honey, kenapa kau seperti ini?" tanyaku berjongkok di depan sofa untuk mensejajarkan muka kita.

"Honey" ucapku lagi dan mengusap pipinya yang seketika membuatnya bangun.

"Dev! Tak bisakah kau meninggalkanku? Aku sedang ingin sendiri!"

Touchable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang