Part 11

2.8K 74 2
                                    

Darla menyesali keputusannya untuk membiarkan Devan tidur dengan papanya. Dia pun bangun dengan perlahan agar tidak membangunkan mamanya yang kini sedang berbaring disampingnya.

Namun, sepertinya Darla gagal.

"Mau kemana, sayang?" tanya Luvena yang mendapati Darla beranjak dari ranjang.

"Mama belum tidur?" Darla terkejut menatap Luvena. "Mau.. itu ma.. ambil minum"

Disisi lain, Devan sedang berbaring bersama Smith. Keduanya tampak masih sadar hingga tiba-tiba saja Dev menghela nafas beratnya.

"Apakah kamu tidak suka tidur bersama paman, Devan?" tanya Smtith memecahkan keheningan.

"Bukan begitu, paman. Hanya saja, akan lebih menyenangkan tidur bersama Darla"

Jawaban Dev membuat Smith tertawa lepas. Dia mengerti bahwa menantunya itu masih pengantin baru yg ingin terus tidur dengan istrinya dimalam hari.

Smith mulai menerawang jauh dan kembali memecah keheningan dengan bercerita kepada Devan.

"Tadinya, sebelum kamu lahir, papa dan mamamu sangat menginginkan seorang anak. Namun, tuhan selalu berkehendak lain. Maka dari itu, mereka selalu membawa Darla pulang bersama mereka. Dan ketika kamu lahir, mereka terlihat sangat bahagia hingga menangis, Devan. Paman juga merasa bahagia untuk mereka. Meskipun terkadang papamu merasa khawatir bagaimana dia nantinya akan membesarkanmu"

Devan mendengarkan setiap kaliamat yang Smith ucapkan. Dia dapat melihat air mata Smith yang keluar perlahan-lahan dari matanya.

Dengan cepat Smith menghapus air matanya dan melirik Devan sekilas sebelum dia kembali melanjutkan ceritanya.

"Jadi Devan, paman merasa sangat bahagia dan beruntung karena Darla menikahi pria sepertimu. Paman ingat ketika kalian masih kecil, kalian akan kabur dan menangis jika dipisahkan. Hingga suatu hari, kau tiba-tiba saja mengatakan pada kami bahwa kamu ingin menikahi Darla. Bahkan kamu membawa boneka lumba-lumba sebagai saksinya. Dan saat kami tidak merespon ucapanmu, kalian berdua sudah berciuman di depan kami semua. Hahahahaha.. Kalian benar-benar menggemaskan. Tapi, ketika bisnis papamu mengalami kemajuan pesat di dunia internasional, kamu dan orang tuamu harus pergi ke USA dan menetap disana. Tentu saja paman tau bahwa hal itu sangat menghancurkan hati Darla"

Devan yang berbaring di samping Smith mulai merenungkan ceritanya, dan tiba-tiba saja semua kenangan itu melintas dalam benak Devan.

'Darla... Benar juga, jadi selama ini memang Darla' ucap Devan dalam hati.

"Sepertinya, Darla sendiri juga masih belum menyadari bahwa kamu adalah Devan di masa lalunya. Sekarang dia hanya mengenalmu sebagai vice president di Haesung Inc. Tapi, sejak 3 setengah tahun terakhir ketika kamu terus datang ke panti asuhan atas perintan papamu, paman dapat melihat bahwa Darla menyukaimu, Devan. Dia tidak pernah mau ketika Luvena memaksanya untuk pergi kencan buta. Darla selalu beralasan bahwa dia sudah memiliki pacar. Padahal dia selalu kaku di depan pria, lalu bagaimana mungkin dia sudah berpacaran? Tidakkah dia sangat lucu?"

Smith kembali tertawa membayangkan tingkah anak bungsunya yg masih kekanak-kanakan diusia kepala tiganya.

"Paman tau bahwa waktu terus berjalan dan semua sudah berubah sekarang, Devan. Semua sudah tidak seperti dulu lagi. Mungkin, kamu sudah melupakan Darla. Dan paman yakin, kamu juga pernah merasakan jatuh cinta pada wanita lain. Sebenarnya paman ingin meminta maaf kepadamu, Devan. Mungkin sekarang kamu sangat membenci Darla karena dia bukanlah orang pilihanmu. Dia bukanlah orang yang kamu cintai seperti dulu. Meskipun begitu, paman sangat berharap kamu bisa menjaga Darla. Bukankah paman terdengar sangat serakah bagimu, Devan?"

Touchable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang