Part 31

2.4K 71 14
                                        

Pagi ini, Darla dan Dev sudah melakukan penerbangan pertama menuju ke Seoul. Mereka berencana untuk memberitahu kedua orang tuanya tentang hubungan mereka dan ingin kembali menikah.

"Apa kau gugup?" Darla menatap Dev yg tampak tegang ketika keduanya sudah berada di depan panti asuhan tempat Luvena dan Smith berada.

Berkali-kali Dev menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan, bahkan tangannya sudah berkeringat dingin.

"Bagaimana jika mereka menolak?" Dev berbalik menatap Darla.

Sebenarnya, Darla sendiri merasa lebih gugup dari Dev. Namun, jika dia menunjukkan ekspresi khawatirnya, pasti hal tersebut akan membuat dev semakin cemas. Maka dari itu, Darla pun menatap Dev dengan senyum tulus di wajahnya. Digenggamnya tangan Dev dan meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Kak Darla?" seseorang menyapanya di gerbang depan panti asuhan.

"Rico?" Darla sempat terkejut ketika melihatnya setelah satu tahun lebih tak bertemu.

Tanpa mengatakan apapun, Rico langsung memeluk Darla sembari sesekali melirik Dev untuk melihat reaksinya.

Namun Dev hanya menatap keduanya datar. Saat ini pikiran Dev hanyalah dipenuhi dengan rasa khawatir akan Luvena dan Smith, jadi dia sama sekali tak merasa terganggu maupun cemburu pada Rico.

"Hey, kenapa kau hanya diam saja? Apa kau sudah tak mencintai kak Darla lagi?"

Belum sempat Dev menjawabnya, Rico sudah lebih dulu melanjutkan ucapannya.

"Syukurlah jika kau sudah tak menyukainya. Itu berarti aku dapat menikahi kak Darla bukan?"

Dev mengerutkan alisnya dan menggertakkan giginya sembari mengepalkan tangannya. Rico pun tertawa puas melihat ekspresi dan reaksi yg Dev berikan.

Ternyata dia masih mencintainya, syukurlah. Ucap Rico dlm hati dan merasa lega

Dasar anak kunyuk satu ini. Tak bisakah dia tak memperburuk suasana hatiku? Batin Dev yg kini merasa kesal.

"Kenapa tak masuk? Apa yg kalian berdua lakukan di depan gerbang?"

"Kita baru saja akan masuk, ayo" Darla menuntun Dev dan Rico di tangan kanan dan kirinya untuk masuk ke dalam panti asuhan.

"Masuklah, Ayah Smith dan Ibu Luvena ada di ruang kerjanya" ucap Rico sebelum dia pergi naik menuju kamarnya.

Lagi-lagi Dev menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Darla sendiri merasa kasihan melihat Dev yg tampak sangat tegang. Ini adalah kali pertamanya melihat Dev gugup seperti itu. Tapi, jika dipikir-pikir, Dev terlihat..

Benar-benar imut. Batin Darla.

Dev pun menyadari akan Darla yg tengah tersenyum menatapnya.

"Bagaimana bisa kau tersenyum di saat seperti ini? Apa kau sedang menertawakanku dalam hati?"

"Bukan begitu Dev, hanya saja kau terlihat sangat imut sekarang. Kau terlihat seperti anak sekolah yg baru saja akan menerima hasil nilai ujian"

"Apakah  sekarang kau sedang mengejekku?" tanya Dev lagi dengan muka datar, sangat datar. Dengan cepat Darla membuang senyumannya dan menggelengkan kepala. Dia tak ingin membuat Dev merasa semakin tertekan disaat seperti ini.

Setelah mengetuk pintu, dengan perlahan mereka membukanya dan melangkah masuk dengan Dev yg berada di depan dan Darla di belakangnya.

"Dev?" Smith tampak terkejut ketika mendapati orang yg sudah mencampakkan putrinya itu berani muncul dihadapannya.

Touchable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang