Darla mencoba membuka matanya yang terasa berat.
"Darla, apa kau baik-baik saja?" tanya seseorang yang tidak asing di telinganya.
"Apakah terasa sakit? Dimana yang sakit?" tanya orang itu lagi ketika melihat Darla menyerngitkan dahinya.
Tentu saja Darla merasakan sakit di bagian perutnya mengingat ada banyak jahitan disana setelah operasi. Seketika Darla tersadar dan menatap orang yang sedari tadi setia menemaninya hingga dia bangun.
"Bagaimana dengan bayi kita, Dev?" tanya Darla pada pria yg tidak lain adalah Dev.
Dev hanya merundukkan kepalanya yang membuat Darla mencoba untuk merubah posisinya menjadi duduk dan kembali menatap Dev.
"Dev, bayi kita baik-baik saja kan?"
Dev masih terdiam dan tak berani menatap Darla.
"Kenapa kau hanya diam saja? Bayi kita, dia baik-baik saja kan? Cepat katakan padaku bahwa dia baik-baik saja! Kumohon" air mata mulai keluar pelan dari mata Darla.
"Dia, dia tidak ada disini"
"Enggak, enggak Dev. Kau pasti salah, itu tidak mungkin!"
"Dia sudah pergi. Aku yang memintanya untuk pergi"
"Pergi? Apa maksudmu? Bagaimana bisa kau melakukannya? Aku bahkan tidak peduli apa pun yang terjadi padaku, hanya kumohon selamatkan dia" Darla mulai menangis histeris.
"Darla tenanglah"
"Bagaimana bisa kau memintaku untuk tenang? Bagaimana bisa aku menjalani hidupku tanpa dia? Bagaimana bisa kau membiarkannya mati?! Bagaimana bisa? Kumohon, kumohon kembalikan dia padaku, kumohon, kumohon" muka Darla terlihat kacau dan air mata sudah membasahi seluruh wajahnya.
"Jangan seperti ini Darla"
"KEMBALIKAN ANAKKU PADAKU!!! KUMOHON!! KEMBALIKAN DIA PADAKU" Teriak Darla sembari terus memukul-mukul tubuh Dev.
Dev pun memeluk erat Darla untuk menenangkannya.
"Kumohon, kembalikan anakku padaku, aku mohon, kembalikan dia padaku. Anakkuu.." Darla masih saja tak dapat berhenti menangis hingga akhirnya seseorang membuka pintu dan masuk ke dalam ruang inap pribadi Darla.
Mereka adalah Luvena dan Marioline.
"Astaga, Darla" keduanya berlari menghampiri Darla yang masih menangis histeris di pelukan Dev.
"Ada apa? Apa yang terjadi padanya?" Tanya Luvena cemas dengan menatap Dev.
Darla pun mendorong tubuh Dev dan berbalik menatap ibunya itu.
"Mama, Dev mengatakan sesuatu yang aneh. Dia bilang anakku pergi. Tapi itu tak benar! Anakku disini, dia tidak pergi kemana-mana! Dia masih disini bersamaku!" ucap Darla dengan masih saja menangis histeris hingga akhirnya dia pingsan. Dokter dan suster kembali masuk ke ruangan untuk memeriksa keadaan Darla dan memberikan obat penenang.
Marioline menarik Dev untuk keluar dari ruang rawat inap, meninggalkan Darla yang tengah bersama ibunya.
"Katakan pada mama apa yang terjadi"
"Mama sudah mendengarnya sendiri kan. Darla keguguran"
"Bagaimana bisa? Kenapa kau tak menjaganya?!" Teriak Marioline dan ikut menangis.
"Bagaimana bisa Dev menjaganya? Dev sendiri bahkan tak tau jika Darla sedang hamil!"
Marioline terdiam mendengar ucapan Dev.
"Kau.. kau tak tau Darla sedang hamil? Bagaimana bisa kau tak tau?"
Dev terdiam
"Apa kalian sedang ada masalah?" tanya Marioline yang menyadari bahwa Darla sempat bebohong padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touchable Love
Romance- Darla Luvena - Kenapa cinta sangat rumit dan menyakitkan? Bukankah jatuh cinta seharusnya membuat seseorang merasa bahagia? Lalu kenapa aku seperti ini? Apakah sebegitu susahnya hanya untuk mencintai seseorang? Aku tau bahwa diriku sangat egois da...