"Benar, mama sangat ingin menimang cucu. Tak bisakah kalian mengabulkannya?" Tante Marioline menatapku dan Dev secara bergantian dengan penuh harapan.
Aku sendiri tak tau harus menjawab seperti apa. Apakah mereka memenitaku untuk hamil di luar nikah? Ya tuhan, bukankah itu perbuatan dosa? Bagaimana jika kelak anak yg aku lahirkan tau jika dia dilahirkan diluar pernikahan?
"Bagaimana, Dev? Apa kau setuju dengan usul papa?" tanya paman William pada Dev.
Ekspresi muka Dev yang tadinya tampak dingin seketika berubah menjadi lebih bersinar.
"Tentu saja pa, Dev sangat menyetujuinya" ucap Dev dan berbalik menatapku dengan senyuman nakalnya.
Astaga, ada apa sih dengan keluarga ini?
"Bagaimana Darla?" paman William ikut menatapku, dan kini semua pasang mata sedang melihatku.
Haruskah aku mengatakan iya? Atau haruskah aku mengatakan tidak setuju? Dan jika di pikir-pikir lagi, mungkin saja ini adalah kesempatan terakhirku untuk kembali lagi dengan Dev mengingat papa dan mama sudah menolak kami untuk kembali bersama. Lalu apa yg harus aku katakan sekarang? Haruskah aku menyetujuinya? Tapi... aku sendiri merasa tak yakin.
"Tak bisakah kami menikah dulu, paman?" tanyaku yg membuat paman William berpikir.
"Apakah kedua orang tuamu menyetujuinya, Darla? Jika mereka menerima kalian untuk menikah lagi, maka mari kita lakukan pernikahan itu. Tapi entah kenapa paman merasa pasti orang tuamu tak menyetujuinya. Paman tau betul bagaimana sifat ayahmu, Darla. Dia sangat menyayangimu"
"Jadi.. haruskah.. haruskah.. haruskah aku hamil dan melahirkan diluar pernikahan, paman?"
"Tenang saja, sayang. Banyak yg melakukannya jika memang orang tua mereka sudah menyetujuinya. Apa kau tau? Bahkan Dev terbentuk saat tante masih berpacaran dengan paman" ucap tante Marioline yg membuatku menganga.
What? Dev?
"Dev, tante?" tanyaku masih merasa tak percaya. Aku pun menatap Dev yg terlihat santai saja. Apakah Dev sudah mengetahuinya maka dari itu dia sama sekali tak terlihat terkejut ketika mendengarnya?
"Iya, sayang. Tante hamil Dev saat tante masih berpacaran dengan papanya Dev. Maka dari orang tua kami langsung menikahkan kita saat itu juga"
Aku masih merasa tak percaya dengan apa yg aku dengar. Apakah benar-benar tak apa-apa?
Tapi..
Ya tuhan, tunggu..
Bukankah aku sudah melakukan hubungan seks dengan Dev kemarin malam? Dan bisa saja aku juga akan hamil akan kejadian itu kan?
"Bagaimana honey?" Dev menatapku dan melempar senyuman evilnya.
Aku pun menarik napas panjang dan menatap tante Marioline, paman William dan Dev secara bergantian.
"Baiklah, aku.. akan.. melakukannya" ucapku pada akhirnya.
"Great! Tante sangat senang mendengarnya" tante Marioline kembali memelukku erat dan berbalik memeluk paman William setelahnya.
Dapat kurasakan Dev memelukku dari belakang.
"Thank you, honey" ucap Dev dan mengecup kepalaku sekilas.
Ya tuhan, aku berharap, semoga semuanya akan baik-baik saja dan berjalan lancar mulai sekarang.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Hari demi hari terus berjalan setelah keluarga Dev menyetujui tentang hubungan kami. Karena kesibukan yang aku dan Dev jalani membuat waktu melayang dengan cepatnya, bahkan sudah satu minggu berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touchable Love
Romance- Darla Luvena - Kenapa cinta sangat rumit dan menyakitkan? Bukankah jatuh cinta seharusnya membuat seseorang merasa bahagia? Lalu kenapa aku seperti ini? Apakah sebegitu susahnya hanya untuk mencintai seseorang? Aku tau bahwa diriku sangat egois da...