"Selamat ibu Darla, anda hamil dengan usia kehamilan 7 minggu" ucap dokter menatap Darla yang seketika membuat telinga wanita itu berdenging.
'Astaga! Aku hamil? Aku hamil anak Dev? Ya Tuhan!' Darla terlihat tidak percaya dengan apa yg baru saja dia dengar dari sang dokter.
"Benarkah dokter? Menantu saya, apa dia benar-benar hamil?" tanya Marioline berulang kali untuk memastikan apa yg dia dengar. Wanita itu mulai berkaca-kaca hingga beberapa detik kemudian dia menangis dan melangkahkan kakinya mendekati Darla untuk dapat memeluknya.
Darla ikut merasa terharu hingga sebuah air mata perlahan keluar dari matanya.
"Ibu dapat melihatnya di layar monitor, tampak sangat jelas disana ada bulatan kecil sebesar biji beras. Itu adalah janinnya" penjelasan sang dokter perlahan membuat sebuah senyum bahagia mewarnai wajah Marioline.
'Ya Tuhan, jadi aku benar-benar hamil?'
"Apakah sebelumnya belum terdapat tanda apa-apa?" tanya dokter menatap Darla.
"Belakangan ini, saya merasa mual ketika memakan sesuatu. Dan entah kenapa, saya menjadi pemilih dalam hal makanan. Bahkan tiba-tiba saja saya menjadi sangat sensitif" penjelasan Darla membuat sang dokter menganggukkan kepala yg menandakan bahwa dirinya mengerti.
"Mual, merasakan bau amis dan perasaan labil maupun sensitif memang sering dialami oleh orang yang sedang mengandung"
Dokter mulai menerangkan bahwa hal tersebut memang wajar terjadi mengingat usia kandungan Darla yang menginjang trimester pertama.
Setelah berkonsultasi banyak dan memeriksakan kandungan Darla, Marioline segera mengantarkan pulang menantunya itu agar bisa cepat istirahat.
Selama perjalanan, Marioline tidak henti-hentinya memegangi perut Darla dan tersenyum lebar. Wanita itu sangat bahagia karena tidak akan lama lagi dirinya bisa melihat cucu pertamanya.
'Sungguh, aku merasa senang karena tante Marioline bahagia untukku. Tapi, apakah Dev juga akan melakukan hal yg sama?' meskipun pikiran Darla kembali berkecambuk, namun wanita itu tetap berusaha untuk memasang sebuah senyuman diwajahnya.
"Beritahu Dev ketika hari ulangtahunnya. Tante yakin, Dev pasti senang mendengarnya" ucap Marioline menatap Darla lembut dan sedetik kemudian kembali memeluk menantunya itu.
"Terimakasih banyak, Darla" ucap Mariolin lagi, yang membuat Darla perlahan membalas pelukan yg terasa hangat baginya.
Sesampai di rumah, Marioline mengantar Darla hingga ke dalam untuk memastikan bahwa dia benar-benar harus beristirahat. Namun, ketika keduanya memasuki ruang tamu, mereka dapat melihat Dev yg tampak gelisah dan tidak tenang.
"Kenapa mama lama sekali membawa Darla?"
Pria itu terlihat kesal pada ibunya.
"Kenapa kamu selalu berteriak pada mama seperti itu, Dev? Mama hanya ingin menghabiskan waktu berdua bersama menantu mama. Apakah tidak boleh?"
Kalimat Marioline membuat Dev bertambah kesal.
"Harusnya mama tau kapan waktu yg tepat untuk mengajak Darla keluar! Bukankah mama juga bisa lihat sendiri kalau Darla sedang sakit?"
Mendengar perdebatan ibu dan anak itu, membuat Darla angkat bicara untuk melerainya.
"Darla sudah sampai dirumah, tante. Terimakasih banyak untuk hari ini" ucap Darla menatap ibu mertuanya lembut.
"Iya, sayang. Jangan lupa untuk istirahat yg banyak. Kita bertemu lagi besok" Marioline tidak kalah lembut menatap Darla sembari membelai rambutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/125155561-288-k531071.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Touchable Love
Romance- Darla Luvena - Kenapa cinta sangat rumit dan menyakitkan? Bukankah jatuh cinta seharusnya membuat seseorang merasa bahagia? Lalu kenapa aku seperti ini? Apakah sebegitu susahnya hanya untuk mencintai seseorang? Aku tau bahwa diriku sangat egois da...