aplgzn

646 65 2
                                    

hurt her, and tell her you're sorry.

that easy, though, and she still loves you.

more.

***

Pukul 20.00, dan Audrey sudah berada di rumah dalam balutan baju tidurnya. Dengan baju sepaha yang berlengan panjang dan kaos kaki yang menjaga kedua tungkainya tetap hangat, rambutnya dicepol demi tidak membuatnya repot ketika membaca e-book yang diunduhnya untuk melatih kemampuan berbahasa asingnya.

Untungnya, Maria, ibunda Audrey, berpengertian, sehingga Audrey tidak perlu menjelaskan sekian menit dalam hidupnya untuk menjelaskan hal yang tidak berguna. Berkat ibunya, Audrey bisa segera mandi air hangat sesampainya di rumah. Gadis itu juga disuguhkan menu makanan sedap yang dimasakkan oleh ibunya.

Audrey sangat menyayangi ibunya. Walaupun wanita itu sedang sakit, tapi, dengan segala kekuatannya, ibunya itu mau melakukan semua itu untuknya.

Sebagai gantinya, beberapa menit lalu, Audrey memasakkan oat meal dan susu coklat untuk ibunya yang terlihat pucat dan lesu.

Sekarang, Audrey berbaring di ranjangnya yang selalu bisa membuatnya nyaman. Beralaskan bed cover tebal, Audrey asyik membaca e-book nya secara lisan.

Padahal, jauh, jauuuuh di dalam hatinya, dia menahan dirinya untuk tidak membuka aplikasi pesan singkat dan menanyakan keberadaan Max yang sangat dia rindukan saat itu.

"She didn't even know what love was, until he left...." adalah kalimat terakhir yang dibaca Audrey sebelum gadis itu memutuskan untuk mengirimkan sebuah pesan kepada pacarnya.

Gatha Jere: Max, di mana?

Sepuluh menit berlalu, Max belum memberi respon.

Gatha Jere: Max, kamu di mana sih? Masih di rumah Fio, ya?

Audrey mengetikkan lagi kalimat yang terlintas di kepalanya, "Ya udah, tiati, ya," ujarnya, lalu menggeleng sepersekian detik kemudian sambil menghapus apa yang sudah dia ketik.

"Max, aku kangen," ujar Audrey sambil mengetik. Gadis itu menggeleng lagi, menghapus lagi. "Apaan sih, Thaaaa," katanya pada dirinya sendiri.

"Udah makan?" tulis Audrey, lalu menghapusnya lagi.

"Ah, bodo amat lah," ujar Audrey akhirnya.

Dengan asal, gadis itu mengetik.

Gatha Jere: Baby, i don't like seeing you with her.

Gatha Jere: Ke rumah aku sekarang

Gatha Jere: Ga terima penolakan.

Gatha Jere: Kalo nolak, kita putus aja.

Gatha Jere: Cepet ke sini, Max. Aku juga jatoh tadi, sakit tp ga berdarah.

Gatha Jere: Max, would you mind telling me you love me?

Gatha Jere: BOY, YOU'RE ALL MINE DON'T LET HER TOUCH YOU.

Gatha Jere: BACK OFF.

Gatha Jere: I'M FUCKING JEALOUS

"HAH, GIMANA, GIMANA?!" Audrey syok.

Dia kira, semua yang ditulisnya tadi itu merupakan dialog antara dia dan otak bodohnya. Ternyata bukan.

"Terkirim?!"

Audrey melempar ponselnya ke atas permadani yang berada di dekat ranjangnya.

Gadis itu masuk ke dalam selimut tebalnya, bersembunyi di dalamnya sambil menggumamkan umpatan untuk dirinya sendiri.

ephemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang