ntrdctn

498 53 8
                                    


be a mature teenager.
be a classy teenager.

***

Maria: Jadi, kamu keluar dari kafe? Kenapa? Sejak kapan? Terus seminggu ini kerja di mana? Aman gak? Kok gak kasih tau mama?

Audrey menghela napas pelan, lalu membalas pesan beruntun itu. Dia kira, setelah bertelepon tadi, semuanya sudah berhenti. Ternyata ibunya tidak membiarkannya lolos secepat itu.

Audrey: iya. nanti aku ceritain. aman. iya maaf.

Maria: PULANG!!!

Audrey: iya ma. sebentar lagi pulang.

Maria: Ini udah jam 8, Drey!

Audrey: iya.

Maria: Pulang naik apa?

Audrey: kaki

Maria: Emang bos kamu gak bisa anter pulang?

Audrey: ga.

Maria: You owe me stories

Audrey: yes mom. udah ya ma. be home soon.

Akhirnya, Maria berhenti membalas pesannya.

Sebenarnya, sudah sejak lama Audrey ingin pulang, dia sangat lapar karena terakhir menelan makanan adalah pukul 12.00 tadi, enam jam sebelum Max pulang dengan segala kesemrawutan harinya.

Entah apa yang membuat cowok itu menjadi sedemikian menderita, yang pasti, dia tidak tega meninggalkan Max yang sedang sakit berdua bersama Stephanie yang sibuk mempersiapkan proyek sesuatu bersama teman laki-lakinya di bawah sana.

Selama tidurnya, Max berkali-kali terbangun dalam tidurnya yang tidak tenang. Sudah satu jam cowok itu begitu, dan, untungnya, selama setengah jam terakhir, Max akhirnya bisa tertidur dengan tenang.

Dan Audrey memilih untuk menunggu di balkon kamar cowok itu sambil memetik gitar yang dipinjamnya dari ruang musik kediaman keluarga Zachary, alasannya, supaya dia bisa beristirahat dan mengawasi Max secara bersamaan.

Dengan kunci yang dihafalnya di luar kepala, gadis itu mulai bernyanyi.

"I've been hoping somebody loves you in the ways i couldn't... somebody's taking care of all of the mess i've made... someone you don't have to change.... i've been hoping—"

"Kenapa belum pulang, Drey?" tanya Max sambil duduk di kursi di hadapan Audrey.

Audrey terlihat kaget. "Lo bukannya tidur?"

"Keliatannya?"

Audrey menggaruk tengkuknya. "Gue cuma mau mastiin lo oke. Dari tadi, tidur lo gelisah terus."

"Pulang aja, gue udah telepon Fio."

Gadis itu mengangguk. "Lo masuk, Max. Di sini dingin."

"Gue bosen," ujar cowok itu sambil mengambil alih gitar yang tadi disandarkan Audrey di pagar balkon.

Dengan begitu indahnya, cowok itu memetik gitar ketika sebuah lagu disenandungkannya.

Audrey tersenyum. "Angels Brought Me Here?"

ephemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang