strtn

528 55 22
                                    


you don't know that jealousy can come in different forms.

***

"Max, adek lo mana?" tanya Fazar mewakili rasa penasaran 8 orang lainnya. "Biasanya doi ada di gazebo jam segini."

Max menenggak air minumnya sebelum menjawab, "Lagi di kamarnya sama Audrey."

"AUDREY?!?!"

Kedelapan orang itu berseru berbarengan dengan alasan yang berbeda.

"WIIII AUDREY!!" jerit Alex kesenangan.

Ronald tidak mau kalah, cowok itu bersiap menghadapi gadis itu dengan menyisir rambutnya dan merapikan seragamnya yang sudah seberantakan itu untuk membuat ibunya menghabisinya dengan omelan mautnya.

"Serius ada Audrey?!" tanya Harris bahagia.

"Biasa aja si," ujar Max. "Emang kenapa kalo ada—"

"Ada yang manggil gue?" tanya Audrey dari lantai atas, tempat di mana kamar Stephanie berada.

"AUDREEEEEY!!" seru Alex, Harris, dan Ronald bersamaan.

Ketiganya berlomba-lomba menaiki tangga untuk menjadi yang pertama berada di hadapan gadis itu dengan senyuman mereka.

"Hi," sapa Audrey sambil tersenyum kagok. "Gue kenal lo?"

Harris nyengir lebar. "Gue Harris Stefanus, biasa dipanggil Sayang."

"Hai, Sayang!" teriak Fazar dari bawah sana.

Cowok itu tidak membuat Harris mengurangi sesentipun senyumnya atau mengalihkan tatapannya sedetik saja dari wajah manis Audrey.

"Gue Alex, panggil Alex aja. Gue siap kok kalo lo mau kita jadi lebih dari pacar."

"Kenalin, gue Ronald." Ronald tersenyum. "Cowok nakal tapi tampan yang lebih bisa buat lo bahagia daripada Max."

Max tersedak makanannya ketika mendengar itu.

"Hi, Drey!" seru Tyler dari sebelah Max.

Audrey melambaikan tangannya, tersenyum lebar pada Tyler.

"Kak Audrey lama banget, sih!" gerutu Stephanie sambil mencak-mencak dari kamarnya. "OH PANTEEEEES!!" serunya kala melihat tiga cowok terkutuk itu.

"Pantes apa?" tanya Ronald.

"Jangan dengerin mereka, Kak, jangan!" seru Stephanie sambil menarik Audrey. Namun, ketiganya malah membuntuti dua orang itu untuk masuk ke dalam kamar Stephanie.

"Apanya yang jangan didengerin?" kesal Harris.

"Ya, lo semua," ujar Stephanie, lalu kembali duduk lesehan di balkon kamarnya yang cukup luas.

Ketika Audrey akan duduk kembali di sebelah gitar milik keluarga Zachary, Harris membersihkan lantai yang akan diduduki gadis itu, lalu Alex memberikannya kain sebagai alas duduk, dan Ronald menyingkirkan benda yang menghalangi jalan gadis itu.

Audrey menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Ini ada apaan sih?"

"Ceritanya lo jadi ratu sejagad sehari gitu, Kak," ujar Stephanie. "Tapi, gue saranin, jangan dengerin mereka."

ephemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang