"Calon?" tanya Asy.
Jantung nya berdebar, bibirnya kaku, dan tangan nya seketika menjadi dingin. Tidak! Ini bukan perasaan senang yang Asy rasakan, melainkan kaget. Calon apa coba? Calon dokter? Calon ayah? Calon ibu? Atau calon suami?
Apa?
SUAMI?
Asy langsung memejamkan matanya, mengerutkan keningnya dan bergidik ngeri. Terlintas sebuah cuplikan jika saja benar Adam calon suami nya.
'Pasti kena atur abis abisan, atau malah kena cuekin abis abisan. Ah nggak mungkin cuma dicuekin, kalau aku buat masalah pasti langsung main ...'
"Calon adik ipar kami Asy .." jawab Zeynab, seketika Asy seperti di kejutkan. Ia langsung menggelengkan kepalanya
Bisa-bisanya ia membayangkan kalau Adam calon suami nya. Asy langsung beristigfar, sebenarnya ada sedikit rasa lega karena semuanya tak seperti yang ia bayangkan.
"Jangan langsung bayangin yang aneh aneh, kita nggak hidup di dunia novel. Kita hidup di dunia nyata" celetuk Adam. Zeynab langsung melirik tajam Adam
"Maksud kamu apa? Aku gak bayangin yang aneh aneh kok. Sok tau banget" jawab Asy tak kalah pedas.
"Udah udah" sela Zeynab berusaha menenangkan pertikaian yang baru saja dimulai.
Asy mendengus kesal, ia langsung meminum air yang disuguhkan Zeynab sambil mengatur nafas nya. Sedangkan Adam hanya melihatnya santai, Adam hanya ingin sedikit tertawa. Kembali lagi ke Asy, hampir saja ia bisa tenang. Tapi sesuatu kembali membuatnya tak tenang.
"Uhukk" Asy tersedak air jeruk yang ia minum, membuat Zeynab dan Adam menoleh kearahnya.
"Kamu kenapa Sy? Gak enak ya air buatan tante?" tanya Zeynab panik.
Asy mengatur nafasnya.
"Nggak kok tante, bukan itu yang buat Asy keselek. Tapi kata kata tante yang tadi, Asy gak paham waktu tante bilang Adam calon adik ipar Asy"Zeynab menatap Asy heran.
"Masa kamu nggak tau? Ah nggak mungkin nggak tau. Adam ini calon suami adik kamu, Aisyah" jawab Zeynab."APA?" jawab Asy terkejut.
Sumpah demi Allah, Asy bahkan tak tahu kalau adiknya yang sedang kuliah itu di khitbah. Tapi tiba tiba saja ada berita Aisyah akan menikah, dengan Adam pula.Ada apa sebenarnya? Kenapa Asy nggak tau apa apa? Pertanyaan ini seolah berputar dikepalanya. Ingin rasanya Asy menelfon orang tua nya detik ini, tapi ia lupa tak membawa handphone.
Ting tung
Suara bel ditekan berbunyi, sepertinya akan ada tamu. Tidak lama kemudian seorang pria yang kira kira umurnya sebaya dengan Abah nya Asy, Gibran. Berjalan menghampiri mereka dengan wajah yang lelah namun tetap berusaha menunjukkan senyum nya.
"Om kahfi" lirih Asy. Kahfi pun tersenyum
"Ini siapa ya Dam?" tanya Kahfi. Membuat Asy tersenyum kikuk
"Ini Senja mas, anaknya Gibran dan Embun" jelas Zeynab pada suaminya, Kahfi. Sedangkan Adam yang ditanya hanya mengangguk tanda meng-iya-kan
"Ohh Senja, maaf ya oom lupa abisnya dulu kamu itu masih kecil waktu suka main sama Adam" ucap Kahfi mencairkan suasana, Asy pun terkekeh mengingat saat ia bermain dengan Adam dulu, mereka berkelahi dan Kahfi lah yang melerai mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASYSENJA
SpiritualAsysenja, 20 tahun. Seorang wanita lugu, cerewet, kekanak kanakan, manja dan keras kepala. Dihadapkan dengan banyak masalah yang baru ia hadapi seumur hidup. Masalah itu datang dari Abah-nya sendiri. Eits, tapi jangan salah paham dulu ya dengan mas...