Dua puluh satu- Persiapan

2.2K 197 15
                                    

Didalam ruang VIP

Asy, Amir, dan Huda langsung menghampiri Abyan yang sudah sadar. Ternyata Abyan tak separah yang dibayangkan. Ia hanya mengalami luka kecil dan lebam dibagian pipi.

Asy pun menyalami Mama nya.
"Ma, kok bisa ada disini? Siapa yang kasih tau?" tanya Asy heran sambil memandang Adam yang duduk disebelah Mama nya secara bergantian.

"Mama datang kesini bareng Amir, itu tuh yang nelfon" tunjuk Mama Asy pada Abyan. Yang langsung mengalihkan pandangan ke langit langit ruangan.

Asy memutar bola matanya malas. Lalu berbisik pelan.
"Dasar manja"

"Hussh gak boleh gitu Asy. Abyan itu abang kamu. Pastinya Mama harus temanin dia saat kayak gini. Tanpa diminta Abyan pun, Mama pasti datang"

Asy menunduk, lalu melirik Abyan dengan tajam. Sedangkan Abyan langsung memegangi kedua bola matanya dengan jari telunjuk dan ibu jari yang dilebarkan, tanda mengolok.
Asy bergidik ngeri, pasal nya wajah Abyan menjijikkan bagi Asy. Wajah tampan itu tidak pantas berekspresi seperti saat ini.

"Ehem" deheman seorang wanita yang duduk disamping Abyan berbunyi. Membuat seisi ruangan menoleh kearah sumber suara.

"Eh, Farah. Ini kenalin anak tante, nama nya Asysenja. Adek nya Abyan" celetuk Embun -Mama Asy-.

"Ohh iya, saya baru tau tante kalau Abyan punya Adik seumuran saya. Soalnya Abyan nggak pernah cerita tentang adik nya. Ya palingan yang saudara kandung aja. Si Avva dam Ciko" jelas Farah panjang lebar.

"Farah.." tegur Huda yang merasa omongan Farah keterlaluan.

Abyan menoleh ke Farah dengan tatapan sinis. Embun segera mencairkan suasana. Dengan kekehan kecil
"Ah nggak papa, nggak perlu lah diceritain kemana-mana"

Sedangkan Asy yang sudah malas mendengarkan, malah berganti fokus kepada Adam. Adam yang sedari tadi menundukkan kepala nya. Membuat Asy penasaran

"Eh CAI" sapa Asy sedikit berbisik, ia sekarang duduk tepat disamping Adam. Adam yang sedari tadi menunduk sambil memijak pelipisnya pelan pun tersentak. Dan dengan refleks mengangkat wajahnya.

"SubhanAllah!" jerit Asy tertahan. Sedangkan Adam kembali menunduk.

"Ii.. Itu ke... Kenapa pipi nya kayak bunglon CAI?" tanya Asy sedikit meringis.

Pasalnya wajah Adam terlihat biru dibagian tulang pipi. Dan bibir nya sedikit berdarah karena sobek.

Adam menoleh kearah Asy.
"Bunglon?"

Asy mengangguk.
"Iya, itu pipi nya kak Adam ikut warna baju nya sekarang. BIRU!"

"Ssssttt..."

"Kenapa harus ssttt..?" tanya Asy bingung

"Diam aja dulu, apaan sih CAI CAI? Nggak jelas" tanya Adam heran. Wajah tampan Adam terlihat aneh sekarang karena lebam dipipinya.

"CAI itu Calon Adek Ipar. " jawab Asy malas. Lalu melanjutkan perkataannya.
"Kasian banget Aisyah cantik cantik dirumah, calon suaminya jadi bunglon"

Adam menoleh sekilas, menatap miris. Sedangkan Abyan yang melihat Adam dan Asy berbicara, menatap penuh arti.

'Lo temen gue paling tabah, Adam'

"Ssshhh.." desis Adam, membuat Asy dan Embun menoleh cepat.

"Adam, kamu kenapa?" tanya Embun panik melihat wajah lebam Adam.

"Nggak apa tante. Adam nggak papa."

"Nggak Adam itu perlu diobatin.Asy, minta kotak P3K sama suster diluar" pinta Embun. Asy pun segera beranjak dari tempat duduk nya, namun saat Asy ingin keluar, tiba-tiba Huda langsung menghentikan langkah Asy.

ASYSENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang