Asy melangkah cepat dan masuk ke dalam toilet wanita ditemani Sisil. Dengan omelan yang tak berhenti keluar dari mulut Asy. Sisil hanya mangut mangut saja, takut sahabatnya kali ini kehilangan kontrol emosi nya.
Asy pun membasuh wajah nya dengan air di wastafel. Sesekali ia mengucapkan istigfar. Sisil hanya mengelus punggung Asy sebagai tanda ucapan.
Yang sabar ya Asy
10 menit kemudian.
"Asy lo siap?" tanya Sisil saat mereka berdua sudah sampai didepan pintu manajer satu perusahaan Huda office. Di pintu sudah di tulis siapa pemilik nama ruangan tersebut
Adam.
Asy mengernyitkan dahi nya. Tapi genggaman dari sahabatnya, Sisil. Seolah menyalurkan tenaga dan keberanian untuknya. Asy pun mengetuk pintu dan masuk.
"Assalamu'alaikum" ucap Asy
"Waalaikumsalam" jawab Adam sambil membalikkan kursi nya menghadap Asy.
Asy langsung duduk dikursi tepat didepan meja Adam.
"Alhamdulillah, akhirnya bisa duduk juga. Jadi kapan saya bisa mulai kerja?" tanya Asy semangat dan percaya diri. Dengan sambil membetulkan kerudung hitamnya yang basah akibat terkena air hujan.
Adam menatapnya tajam.
"Hei, anak dari seorang pria yang sangat saya hormati. Putri nya pak Gibran dan .." ucap Adam menggantung."Calon desainer perusahaan Huda!.." sambung Asy dengan semangat
"Calon kakak ip..."
"Ssstttttt" potong Adam
"Saya gak mau ya kamu pamer pamer kalau kamu calon kakak ipar saya. Stay cool aja bisa kan?" jelas Adam. Membuat Asy tercengang. Asy ingin membalas perkataan Adam, namun ia tahan karena ia tahu Adam adalah manajer utama perusahaan ini.
"Okey... Jadi kapan saya bisa mulai kerja?" tanya Asy
"Saya belum selesai bicara ya tadi. Jadi gini kamu ini salah berhadapan dengan atasan" jelas Adam menyebutkan kata (atasan) dengan penuh penekanan.
Asy berdiri. Merasa Adam sangat sombong, bagi nya orang sombong harus di basmi.
Asy berdiri dari duduk nya.
"Pak Adam, saya tau bapak ini atasan saya. Tapi bukannya kemarin bapak yang tawarin saya kerja disini? Berarti saya menghadap bapak. Gimana sih? Kok bapak semaunya. Laki laki memang sama semua suka mempermainkan wanita!" omel Asy panjang lebar. Adam hanya tercengang, bingung kenapa Asy sampai berlebihan merespon omongannya. Padahal yang ia tahu Asy adalah seorang wanita yang kondisional (mengerti kondisi).Merasa omelan Asy sangat pedas. Adam tak ambil pusing, ia pun menjawab omelan Asy.
"Santai aja dong mbak! Nggak semua laki laki ya suka mempermainkan wanita. Setiap orang itu berbeda""Eh berani jawab lagi ya! Ingat, kamu itu calon adek ipar saya. Hormat sikit dong sama saya" jawab Asy tak mau kalah.
Dasar Asy, seperti Embun -mama nya- yang jika sudah marah akan merembet ke masalah lain.
"Eh udah saya bilang ya gak usah dipamer masih aja di pamerin! Bayar dulu gih hutang kamu yang sampai 5 juta itu!" balas Adam.
Asy naik darah.
"What!? Lima juta? Eh eh gak salah denger nih saya? Satu juta aja kali gak usah mau lebih lebihin deh. Kamu pakai bunga ya? Dasar riba" balas Asy tak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASYSENJA
SpirituellesAsysenja, 20 tahun. Seorang wanita lugu, cerewet, kekanak kanakan, manja dan keras kepala. Dihadapkan dengan banyak masalah yang baru ia hadapi seumur hidup. Masalah itu datang dari Abah-nya sendiri. Eits, tapi jangan salah paham dulu ya dengan mas...