DUA PULUH DELAPAN- BERJUANG?

2.3K 230 49
                                    

Assalamualaikum readers!
Jangan lupa vote&komen ya.
Komentar 40+ aku berusaha update cepet.

Sampaikan pendapat kalian dipart ini. Bacanya jangan di langkah ya... ❤

🌸🌸🌸

"Apa? Keadaannya membaik" pekik seorang pria saat menerima telfon dari tangan kanannya.

Pria itu segera menutup telepon yang barusan ia terima. Ada perang antara logika dan batinnya.

Ia bingung harus melakukan apa.

🌸🌸🌸🌸

Setelah percakapan hangatnya dengan sang atasan, Huda. Asy segera melanjutkan pekerjaannya.

Pekerjaan yang sedari awal membuat otaknya harus berfikir keras. Gimana nggak harus berfikir keras coba?

Baju yang Asy rancang dan ukur saat ini sangatlah aneh. Desain dan ukuran yang di minta Abyan nggak nyambung sama sekali, menurut Asy. Apalagi warnanya, huh.

Perpaduan warna yang diminta oleh Abyan juga berhasil membuat Asy gagal ngantuk menjelang Shalat Zuhur.

Oranye Jeruk dan merah Cabai.

"Ah, dia aja deh yang jadi desainer!" pekik Asy frustasi saat ia berhasil merancang baju tersebut. Asy memejamkan mata sambil tangan kanannya memijat pelipisnya.

Abyan bilang baju ini untuk Farah. Otomatis, Asy langsung membayangkan ukuran tubuh Farah. Nggak jauh beda sih dengan ukuran yang Abyan kasih. Cuma...

Ahh buat pusing aja.

Setelah lama terpejam sambil memijat pelipisnya,Asy pun membuka matanya dan kembali menatap baju yang barusan ia rancang. Asy tercengang.

Kenapa hasilnya bisa sebagus ini? Ternyata selama berjam-jam ia menghabiskan waktu, hasil yang ia dapat sangat memuaskan.

Senyum terukir dari bibir Asy.
"Keren juga ya imajinasi kak Byan."
Ucapnya sambil terkekeh,

"Kalau gini terus bisa dijamin baju baju Farah bakalan jadi trending center dikantor ini." ujar Asy.

30 menit kemudian...

Setelah Asy selesai makan siang. Ia pun segera beranjak pergi untuk mengantarkan hasil rancangan nya ke meja Abyan. Baru setelah itu Asy akan segera shalat Zuhur.


Asy berjalan menelusuri selasar kantor yang terlihat sangat sepi. Apalagi selesar menuju ruangan Abyan, yang berada di lantai paling atas.

Namun kini zaman sudah canggih. Kalau ada lift kenapa harus pakai tangga?

Asy pun menekan tombol lift, sekitar 2 menit kemudian ia sudah sampai tepat didepan pintu ruangan Abyan.

Dengan wajah datar nya, Asy mengetuk pintu ruangan Abyan.

"Assalamualaikum."

"Assalamualaikum Pak Abyan."

"Assalamualaikum-"

Tepat saat salam ketiga Asy ucapkan dan terpotong, ketika mendengar suara ribut dibalkon kantor.

Suara seseorang yang sangat tidak asing.

ASYSENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang