Seminggu kemudian.
Seminggu sudah berlalu setelah acara tunangan Aisyah. Kini Asy yang sudah bisa kerja seperti biasa, mulai terlatih untuk mengerjakan desain baju dengan cepat. Dan lebih tepatnya lagi Asy sudah bisa membayar hutangnya pada Adam.
Asy merasa lega dan bebas dari beban yang selama ini ia tanggung yaitu, hutang.
Namun inilah Asy, ini sifatnya yang tidak disukai banyak orang yang mengenalnya. Ia mudah bosan dan cepat puas.Pagi ini, Asy sedang sibuk berkutat didepan komputer untuk mengetik surat pengunduran diri nya dari perusahaan Huda Office.
Tapi disisi lain, Asy berhenti kerja karena ia ingin merintis usaha sendiri. Ia bukan lah tipe orang yang mau bergantung pada sesuatu. Apalagi dalam hal usaha.
Asy memang terkenal manja, namun ia lebih suka mempunyai usaha sendiri daripada bekerja diperusahaan orang lain.
•••
"Eh minggir minggir jangan ditengah jalan. Direktur utama perusahaan ini bakalan datang kesini. Kata Mas Boy, dia bakalan sampai 10 menit lagi" ucap Maya kegirangan. Mas Boy adalah sopir Direktur utama perusahaan Huda Office.
"Siapa sih Direktur utama perusahaan ini Sil?" tanya Asy sambil menyenggol pelan sahabatnya yang sedang menyisir rapi rambut panjangnya itu.
"Namanya Pak Huda. Dia jarang ke perusahaan ini semenjak ada kejadian seorang wanita cantik yang kayaknya habis melahirkan gitu ditabrak dan sekarang orang orang gak tau gimana kabarnya... "Jelas sisil terpotong.
"Eh eh pak Huda udah datang. Cepat baris..." perintah Ida, Sekretaris Direktur Utama.
Semua pun bergegas menuju pintu masuk perusahaan mewah ke 3 di Kota Sintang ini. Asy dan Sisil berada dibarisan paling akhir dari pintu masuk utama.
Jam menunjukkan pukul 09.15 WIB. Ini waktunya Asy sholat Dhuha. Walaupun masih banyak waktu dan hukumnya sunnah. Asy sangat berusaha tidak meninggalkan dan bertele tele dalam mengerjakan shalat.
Saat Asy ingin beranjak pergi, tiba tiba Sisil menarik lengan Asy agar tetap ditempat.
"Kenapa Sil?" tanya Asy heran.
"Direkturnya udah datang noh" tunjuk Sisil.
Terlihat beberapa pria masuk kedalam perusahaan itu. Asy hanya menahan tawa. Kenapa dia tertawa?
"Pffftt itu tuh direktur kita yang mereka semua tunggu tunggu? Sampai kesalon segala? subhanallah...." ucap Asy sambil mengelus pundak Sisil. Dengan maksud 'kasian banget sahabat gue suka sama ABG tua'.
"Gini deh Sil. Aku pas kuliah dulu pernah ikut kajian cara meruqyah diri sendiri dan orang lain. Kayaknya aku bisa deh buka praktik ruqyah disini"ejek Asy sambil tertawa sedikit nyaring.
"Eh Sy, lo sombong banget. Lo itu karyawan baru disini. Lo nggak tau kan yang lo ketawain sekarang siapa?" tanya Sisil kesal.
"Idih, ngambek yah. Kok jadi Lo-Gue? Hahahaha itukan Direktur kita" jawab Asy sambil merangkul pundak Sisil.
"Bukan!"
"Terussss?" tanya Asy masih dengan nada menggoda Sisil.
"Yang itu" jawab Sisil kesal. Karena kekesalan yang memuncak pada sahabatnya, Sisil mendorong kuat Asy sampai ia masuk ke kerumunan bodyguard direktur utama perusahaan Huda Office.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASYSENJA
SpiritualAsysenja, 20 tahun. Seorang wanita lugu, cerewet, kekanak kanakan, manja dan keras kepala. Dihadapkan dengan banyak masalah yang baru ia hadapi seumur hidup. Masalah itu datang dari Abah-nya sendiri. Eits, tapi jangan salah paham dulu ya dengan mas...