Dua Puluh Lima- Jaran Goyang

2.5K 223 35
                                    

Assalamualaikum, jangan lupa vo-ment ya. Sekarang aku update kalau kalian komentar apa yang kalian rasain setelah membaca part ini 😄😄.

Jangan lupa Vote juga, nghehehe.

🌸🌸🌸

Acara resepsi pernikahan Adam dan Aisyah berjalan dengan lancar. Keesokan harinya, dua keluarga besar sepakat merayakan Garden Party, namun hanya dihadiri kedua keluarga mempelai dan teman-teman akrab dari kedua nya.

Sedangkan wanita dengan tubuh lemas dan wajahnya yang lesu mulai memasuki taman belakang rumahnya yang luas dan indah dan tentunya sudah ramai.

Wanita itu adalah Asy, ia sangat kelelahan karena acara akad nikah dan resepsi Aisyah semalam. Yang membuat Asy lelah adalah ia tak tinggal dirumahnya. Namun ia memutuskan untuk pulang kerumah nenek Alya dengan membawa barang barangnya.

Semua orang yang tinggal dirumah tak menyadari kalau Asy tidak tidur dirumah itu. Mereka baru menyadari saat Asy datang pagi pagi sekali.

Asy POV

Kali ini aku udah sampai ditaman belakang rumah. Tempatnya disulap menjadi lebih wow lagi. Pas banget, karena aku ngundang Sisil kerumah. Dia pasti senang dan jadiin taman rumahku buat spot foto instagramable nya.

Tapi beneran badanku capek semua, karena aku lebih pilih pulang tengah malam kerumah nenek Alya daripada dirumah aku bisa dianggap pengganggu 'First Night ' nya Aisyah dan Adam.

Ingat kejadian waktu itu, aku cuma bisa geleng geleng. Selama akad nikah dan resepsi semalam, Aku nggak banyak berbicara dengan Aisyah. Aku malah lebih banyak mengobrol dengan Huda.
Oke! Soal Huda? Jangan ditanya lagi. Aku kagum dengan dia, awalnya aku kira kalau duda itu genit eh ternyata presepsi aku salah besar. Masalah genit apa nggak itu tergantung sama orang itu sendiri. Dan bagi aku, Huda itu limited edition. Karena dia seorang pria yang dewasa dan pengertian.

"Baaa!" kejut seorang wanita yang aku kenal banget dengan suaranya.

Aku menoleh dengan cepat. Lalu menatap sinis kearah wanita yang sekarang lagi nyengir kuda sambil memegangi kedua pundakku dari belakang.

"Idih, serem banget sih kamyuu." seru Sisil sambil mentoel daguku. Aku hanya mengenduskan nafas pelan. Dasar sahabatku resek, tapi aku sayang.

Aku dan Sisil memutuskan untuk cari tempat duduk ternyaman. Setelah dapat tempat yang nyaman dan pas, aku melihat di sekitar taman, keluargaku sibuk semua. Termasuk Mama dan Abah.

Nggak lama, dua sejoli yang baru saja HALAL keluar dari dalam rumah sambil menggandeng tangan satu sama lain. Terlihat disana senyum Aisyah mengembang dan terlihat sangat tulus begitu pun Adam.

Aku yang melihat itu semua ikut senyum. Aku hanya berharap, kalau kebahagiaan Aisyah akan selalu begini, selamanya.

Mengingat apa yang Aisyah ucapkan membuat hatiku sesak. Untung saja aku tak mempunyai rasa yang spesial kepada Adam. Namun, kenapa keluarga ku sendiri tak mau mengatakannya?
Sampai detik ini aku nggak banyak bicara sama Abah dan Amir, kemarin Abah sempat mengajakku bicara serius tentang Aisyah, tapi ntah kenapa? Aku nggak bisa dengar pernyataan yang sudah terlambat itu.

Aku sadar kalau perbuatanku pada Abah emang salah, tapi aku sendiri sudah tidak bisa lama lama mendengar itu. Kalau saja aku tahu darinya langsung, aku pasti takkan kecewa seperti ini.

ASYSENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang