Bukan lagi masa Orientasi dan bimbingan antar Junior dan Senior.
Tapi, masa hukuman dan penyiksaan antar Bangsawan dan Budak.Zidan almahendra
***
Kedua tangan Zidan mengepal kuat dibalik punggungnya. Senior cowok di depannya saat ini, akan resmi dan syah untuk ia bubuhi kalimat Devil dalam Undang-undang Zidan pribadi.
Nama Fero akan ia tulis besar disalah satu lembar jurnal miliknya. Gambar tengkorak berjubah hitam dengan trisula merah, juga akan ia tambahkan di sana.
Ia kesal. Sangat kesal.
Baru saja ia merasa dunia kayangan menjadi kekuasaannya, setelah beberapa saat lalu berhasil memeluk dan mencium Senior paling cantik berkacamata bulat besar.
Dan sekarang.
Ia harus menyaksikan perbincangan sengit antar Senior Bidadari dan Senior Devil dihadapannya. Memperebutkan dirinya? Ah, jangan konyol. Lebih tepatnya membicarakan hukuman lanjutan untuknya. Saat ini, ia seolah barang yang sedang dinego dengan harga pas.
"Hukuman lanjutan untukmu. Sekarang kamu lari keliling lapangan sebanyak 50 kali!"
"Fero! Kamu mau nyiksa Junior? Itu terlalu berat."
Zidan merasa kakak cantik itu tidak akan menang adu mulut dengan Devil. Sepertinya ia juga harus turut andil dalam percakapan itu. Turut memperebutkan nasibnya.
"Baiklah, Iren udah cukup kamu bela anak kurang ajar ini. Aku kurangi hukumannya. 40 kali."
"10 aja deh kak!" Zidan mulai nawar.
"40!" Fero tetap keukeh.
"15 deh?"
"40!"
"5?"
Fero jengah..
"70 kali!!"
Zidan terperanjat. "Hah? Gak deh kak makasih. Gue gak suka bonus banyak-banyak. 40 aja." Jawabnya pasrah.
Nametag dan kupluk baskom dilepaskannya. Itu akan semakin mempersulit dirinya menjalani hukuman.
"Bagus. Laksanakan!!"
▫ ▫ ▫ ▫ ▫ 📖📖 ▫ ▫ ▫ ▫ ▫
"Aku anggota MOS yang gak sopan sama senior!"
"Kurang keras!"
"Aku anggota MOS yang--"
"Keras lagi!!"
"AKU ANGGOTA MOS YANG GAK SOPAN SAMA SENIOR!!!"
"Nah, begitu. Lanjutkan!"
Teriknya panas dan minimnya udara, cukup membuat pemuda yang tengah berlari di lapangan terbuka itu kwalahan. 40 putaran memanglah terdengar sepele. Tapi, saat dijalankan ternyata berat juga. Zidan bahkan baru memulai 3 putaran. Namun, panasnya siang dan lapangan outdoor yang bukan main luasnya membuat peluh terproduksi lebih ditubuhnya.
Dehidrasi berat turut melanda bukan hanya oleh keringat berlebih. Juga karna dirinya yang harus berkoar-koar layaknya orang gila.
Sembari berlari, ia terus mendumel dalam hati. Kenapa, setelah mencium gadis berkacamata itu. Fero langsung murka? Bukankah hukuman mesum itu, Fero sendiri yang ciptakan? Lantas, kenapa ia marah saat hukuman itu dilaksanakan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Journal Life
Teen FictionBuku ini, adalah otak cadangan gue. Tanpa ini gue gak akan ingat apapun. Termasuk siapa diri gue sendiri. [End]