#Page 9 - Pneumonia

3.8K 331 8
                                    

Mimpi buruk tentang anak kecil kecelakaan malam itu, aneh... Tapi, malam ini lebih aneh.

Gue difonis menderita radang paru-paru.

Sekarang gue jadi orang penyakitan.

Zidan Almahendra.

***

Seorang gadis bersurai kecoklatan terlihat tengah berjalan tergesa dengan raut kesal. Hentakan sepatu miliknya menggema, membuat tatapan 'ada apa dengannya?' terlontar untuknya disepanjang lorong koridor.

Gadis itu, Novi. Menghentikan langkahnya sejenak.

"Sampe kapan loe mau nguntit gue, smurf boy?" Tanyanya setengah berteriak.

Tepat di belakang punggung Novi, Zidan ikut menghentikan langkah.

"Sampe loe nyampe ke kelas donk kak. Sebagai junior yang baik... Gue bakal kawal loe, biar aman." Jawabnya cengengesan.

"Hallah, palingan loe mau ketemu sama Iren. Karna loe tau dia sekelas sama gue, NGAKU!"

Zidan semakin cengengesan membuat gadis itu semakin mengeratkan rahang.

"Hehe... Tau aja kak."Akunya bangga.

*

Iren membenarkan kacamata bulatnya yang melorot. Sepasang manik bening yang terbingkai disana tampak menatap serius kalimat demi kalimat yang ia susun serapi mungkin diatas buku.

Sesekali melirik kearah lapangan outdoor yang dipenuhi kaum cowok yang tengah sibuk berebut bola.

"Hayoo!! Lagi lihatin apa?"

Iren terkesiap begitu suara seseorang mendenging ditelinganya. Menatap datar kearah Zidan yang langsung tanpa sopan duduk dihadapannya.

"Jangan salahin gue ya, Ir! Nih bocah sendiri yang nguntit gue."

Ujar Novi gelagapan dan langsung menggeplak kepala Zidan setelah mendapat delikan curiga dari sahabatnya.

"Udah ya, gue mau ke kelas!"

Tak betah ditatap seperti itu oleh sahabatnya, Novi langsung melesat masuk ke dalam kelas tanpa menunggu jawaban.

"Kak--"

KRIIIIINGG!!!

Bell masuk berbunyi nyaring keseluruh penjuru sekolah, memotong ucapan Zidan. Pemuda itu semakin mengerang kesal saat gadia dihadapannya sudah masuk duluan ke kelasnya.

"Bel sialan!" Geramnya.

▫ ▫ ▫ ▫ ▫                    📖📖                    ▫ ▫ ▫ ▫ ▫

Setelah sekitar dua jam mendekam di dalam kelas, akhirnya para murid dapat mengehela nafas lega begitu bell istirahat dibunyikan.

Hampir secara beruntun para murid berbondong-bondong keluar dari dalam masing-masing kelas.

Kantin sekolah tampak ramai, hampir seluruh meja dipenuhi para murid yang berkelompok tuk sekedar membeli minum sambil ngerumpi. Tak sedikit yang tak kebagian tempat lebih memilih dibawa ketepi lapangan.

Zidan dan Pian juga tampak menempati salahsatu meja kantin. Tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Zidan yang sibuk menulis~entah apa dibuku jurna miliknya, dan Pian yang lebih menyibukkan diri dengan kripik kentang dan saus tomat.

"Yan!"

"Hmm."

"Hari ini, hari apa ya?"

Pian sotak menepuk jidat. Ia memandang sahabatnya serius.

Journal LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang