Ragi pov~
Cukup lama aku menunggu kedatangan mereka semua, sampai aku tak sengaja melirik mobil yang mirip dengan mobil ayahnya Annisa. Tak panjang aku befikir langsung saja aku mendatangi mobil itu, dan benar saja mataku langsung melihat seorang wanita berhijab yang sedang terburu-buru keluar mobil,sepertinnya dia sedang mengejar sesuatu, namun tak lama akhirnya Nisa berhenti tepat di depan tubuh sahabatku yang sedang menggendong anak kecil,sepertinya anak itu adalah Rini keponakkanku, setelah itu kuperhatikan gerak gerik Nisa sepertinya dia kesal dengan fahmi karena bisa dilihat dari raut wajah Nisa. Tapi bagaimanapun raut wajah Annisa,dia tetaplah terlihat cantik di mataku. Kemudian tatapanku tak sengaja bertemu dengan fahmi dan dia tersenyum padaku dan segera pergi. Sebenarnya aku ingin mengajak Fahmi untuk berkenalan dengan keluarga om Zain, namun fahmi menolak dengan alasan ingin menelfon orang tua dan keluarganya.
Tak lama kemudian aku langsung menghampiri mereka semua.
“Ya Allah.. anakku..” ucap bunda Aisah
“Assalamualaikum Bun.” Ucapku kemudian aku langsung mencium punggung tangan bunda Aisah dan memeluk beliau.
“waalaikumussallam nak..” jawab beliau
Kemudian aku langsung menyapa dan menyalami anggota keluarga yang ikut mengunjungiku. Dan terakhir ku sapa Dia penyemangatku. Disaat bunda Aisah, Om Zain dan yang lain sedang mencari tempat yang nyaman untuk diduduki nanti ku sapalah Annisa.
“Assalamualaikum Nis.” Ucapku sambil tersenyum
“waalaikumussallam nas.” Balasnya sambil tersenyum melihat ke arah mataku
Dan tak lama kami berdua langsung menyusul kemana ayah dan bundaku mencari tempat yang nyaman untuk diduduki.Annis pov~
Saat aku kembali ke mobil untuk bergabung bersama ayah dan bundaku, ternyata mas Ragi telah menghampiri ayah dan bundaku duluan. Kemudian dia bersalaman kepada semua dan aku mendapat giliran terakhir. Dan itupun disaat ayahku dan bunda mulai berjalan meninggalkan kami berdua untuk mencari tempat yang nyaman untuk kami duduki
“Assalamualaikum Nis.” Ucapnya sambil tersenyum
“waalaikumussallam nas.” Balasku sambil tersenyum melihat ke arah mata mas Ragi
Dan tak lama kami berdua langsung menyusul kemana ayah dan bundaku mencari tempat yang nyaman untuk diduduki.
Ya, di Rindam tempatnya masih sangat asri karena pepohonan yang masih sangat banyak sehingga menyediakan kesejukann alam yang masih benar-benar asri.
Sambil berjalan kammi melanjutkan pembicaraan.
“apa kabar mas?” tanyaku
“Alhamdulillah sehat sentosa waalfiat Nis, hehe..” ucapnya sambil tersenyum melihat kearahku yang berada di sampingnya.
“Alhamdulillah kalau begitu mas.” Balasku lagi
Sampailah kami di tempat yang dipilih bundaku untuk kami bersantai. Kemudian dengan lincahnya ayahku dan om sutris menggelar karpet untuk kami duduki dan Raihan membantu bundaku menyusun makanan.
“Ragi..” ucap bundaku
“ini bunda bawakan makanan kesukaan kamu nak.” Ucap bundaku
“wahh.. kenapa repot-repot bun?” ucap ragi dengan tidak nyaman merasa tidak nyaman dengan bunda karena mengganggap telah merepoti bundaku.
“ahh.. kamu ini seperti sama siapa saja nak, kan bunda sudah bilang dari awal kamu hadir di kehidupan bunda yang walaupun baru saja, bunda sudah menggangap kamu seperti anak bunda sendiri. Posisi bunda disini ya menggantikan sosok ibu kamu yang tidak bisa datang kesini menemui kamu.” Ucap ibuku
Kemudian Ragi langsung memeluk bundaku haru. Dan jadilah setetes air bening keluar dari mataku.
Selama kunjungan, Ragi lebih banyak bercerita bagaimana perjuangan dan susahnya serangkaian tes yang dilaluinya. Dan sampailah waktu kunjunga telah habis dan saat nya kami berpamitan dengan Mas Ragi. Ada rasa sedih saat melihat Mas Ragi berpisah dengan mas Ragi.
“om pulang dulu ya gi, baik-baik kamu disini.” Ucap ayahku
“siap om.” Ucap mas ragi tegas
“ya sudah, bunda juga mau pulang dulu ya gi.. jaga kesehatan kamu.” Ucap bundaku
“okedeh bun.” Ucap ragi sambil memeluk bundaku
Sekarang giliranku yang berpamitan dengannya
“ya sudah mas, Nisa juga mau ikutan pulang ya, dijaga ibadahnya ya mas.” Ucapku sambil tersenyum
“okedeh cantik.” Ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya
Dan seketika aku Blushing,
“ehh.. kenapa pipi kakak merah kayak tomat gitu ?” ucap Raihan sambil berbisik di telingaku.
“mas, Raihan pamitan juga ya.” Ucap nya
“iya dek, belajar yang rajin ya.” Ucap mas ragi
“siap mas.” Ucap Raihan sambil hormat dan kemudian kami semua tertawa melihat kelakuan Ragi dan Raihan
“Assalamualaikum..” ucap kami semua bersamaan
“waalaikumussallam..” ucap ragi
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi Demi Tugas Pulang Demi Cinta (BEBERAPA BAGIAN CERITA ACAK)
RomancePertemuan antar manusia tidak ada yang tau. Takdir dari Tuhan lah yang menentukan alur Pertemuan antar manusia. Qada dan Qadar dari Allah pun telah di tetapkan untuk semua manusia. Manusia bisa berencana Tapi hanya Allah yang bisa berkehendak. Allah...