Part 16

2.7K 139 2
                                    

1 Tahun kemudian~

Annisa pov ~
Tibalah saatnya bagi kami para mahasisiwi kedokteran untuk melaksanakan praktek kerja lapangan(PKL) . aku , putri dan tri alhamdulillah 1 rumah sakit yang sama, yaitu rumah sakit Angkatan Darat terbesar di kalimantan selatan.insyaallah kami semua akan bekerja dengan penuh tanggung jawab dimanapun kami di tempatkan.
Saat aku tengah sibuk menyiapkan peralatan dan modul yang harus kami bawa ke rumah sakit tiba-tiba aku menerima pesan singkat dari ragi. Ya 1 tahun ini aku dan ragi dekat lebih dari adik dan kakak tapi bukan dikatakan pacaran. Saat aku buka pesan singkat dari mas ragi ternyata dia malam ini berencana untuk ke rumahku. Setelah ku baca pesan itu aku melanjutkan kegiatanku yang sempat tertunda tadi.
Saatnya kami berangkat ke tempat yang akan kami jadikan tempat pelatihan kerja sebagai dokter. Saat kami tiba di rumah sakit TNI AD ini aku begitu takjub dengan interior nya sampai-sampai tidak sengaja menabrak seseorang. Dan sialnya sepertinya dia adalah dokter senior di RS ini.
“astagfirullah.. maafkan saya” ucapku sambil membereskan barang-barangku yang terjatuh
“oiya, maafkan saya juga. Sini biar saya bantu.” Ucapnya
“Deg~ sepertinya aku mengenali suara itu” ucapku dalam hati. Setelah yakin ku angkat kepalaku yang sedari tadi menunduk, ternyata benar dia adalah ....
“Mas Fahmi” ucapku. Kemudian orang itu melihat kearahku dan terkejut.
“Annisa” ucap fahmi
“Masyaallah mas.. ini bener mas fahmi kan ?” tanyaku senang. Ya akhirnya aku bisa bertemu dengan nya lagi setelah 1 tahun kami tidak pernah bertemu. Pertemuan terakhir kami adalah pada saat dia ke rumahku dengan membawakan aku boneka tedy bear.entah apa yang membuatnya menghindariku.
“iya dek, ini mas” ucap fahmi
“mas ngapain disini ?” tanyaku
“lah kamu ngapain juga disini dek ?” tanya fahmi balik
“ishh mas ini kebiasaan deh, di tanya malah balik tanya” jawabku lagi. “nisa disini PKL mas” sambungku lagi
“ohh gitu, ya udah sini mas bantu dek” ucap fahmi
“oh iya mas” ucapku
“ini mau dibawa kemana dek ?” tanyanya
“ke ruang anak PKL mas, tapi nisa ngak tau ruangnya ada dimana?” jawabku
“oh ruang PKL, yaudah kamu ikuti saya aja dek” ucap fahmi
Setelah fahmi mengantarkanku ke ruang anak PKL fahmi langsung pergi karena terburu-buru katanya.
Setelah 15 menit aku dan Tri diberikan waktu istirahat kami di suruh ikut rapat di RS ini sekaligus perkenalan kami katanya. Saat ku masuki ruangan tenyata sudah banyak berkumpul para dokter dan perawat di RS ini. Namun ada 1 kursi yang terlihat kosong, entahlah itu kursi siapa namun di meja nya menunjukkan dia adalah dokter umum.
Saat tak berapa lama pintu terbuka dan menujukkan sosok fahmi, kemudian dia langsung duduk di kursi kosong itu. “berarti mas fahmi dokter umum di RS ini?” tanyaku dalam hati.
Tibalah saatnya kami siswi PKL berkenalan.dan ternyata pembimbingku selama disini adalah mas fahmi .terkejut ? senang? Bercampur jadi satu. Tak lama kemudian rapat pun selesai. Saat aku keluar dari ruangan ternyata tri dan putri berpamitan padaku karena masih harus ada yang diurus jadilah aku sekarang sendiri, namun saat aku bingung harus kemana ada yang menepuk bahuku, ternyata yang menepuk bahuku adalah mas fahmi.
“hai nis, mau makan siang ngak ? bareng saya aja” ucap fahmi
“iya mas, nisa juga mulai lapar. Ngak papa nih kalo kita makan siang bareng ?” tanyaku
“ya ngak papa lah nis, emang ada undang-undang yang melarang seorang dokter senior tidak boleh makan dengan dokter PKL ?” tanyanya.
“hehe.. ya udah deh mas, kuy lah.” Balasku.
“apa itu kuy nis ?” tanyanya lagi
“kuy itu bahasa gaul sekarang mas ,artinya yuk” jawabku

Fahmi pov ~
Pagi ini aku sedang buru-buru karena dipanggil oleh atasanku ke ruangannya, namun saat aku berjalan setengah berlari tidak sengaja aku menabrak seseorang dan menjatuhkan semua barang-barang yang dia bawa. Dia pun langsung mengatakan kata ‘maaf’, namun saat aku mendengar suara itu jantungku seketika berasa berhenti di detik itu juga. Karena suara itu adalah suara seorang perempuan yang selama 1 tahun ini aku hindari untuk menghapuskan perasaankku padanya. Namun sekarang apa? Takdir berkata lain. Allah malah mempertemukan aku denganya lagi. Seketika aku langsung bingung harus bersikap seperti apa padanya, dengan mengucapkan Bismillah ku coba bersikap biasa saja kepadanya.
Ternyata dia disini adalah dokter PKL, itu artinya dia akan lama berada disini. Bagaimana nasibku ya Allah ?. tak lama aku antarkan dia keruang khusus untuk dokter PKL yang ruangnya tak jauh dari ruanganku. Seketika saat bertemu denganya aku jadi lupa kalau harus pergi keruang atasanku, setelah mengantarkan dia aku pun langsung pergi ke ruang atasanku.
Saat sampai di ruang atasanku ternyata atasanku menyuruhku untuk menjadi penanggung jawab salah satu dokter PKL, dan dia adalah Annisa. Deg, deg. Entah apa yang kurasakan ? takut atau senang karena aku bisa selalu dekat dengannya.dengan hormat ku ambil tanggung jawabku itu untuk menjadi dokter pembimbing sekaligus penanggung jawab seorang wanita yang bernama Annisa selama berada di Rumas Sakit ini.

Annisa pov~
Setelah selesai melaksanakan hari pertama PKL di RS yang menyebalkan, kenapa menyebalkan ? karena hari ini kami para anak PKL tidak dibiarkan dulu untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan RS, alasannya karena supaya kami hari ini bebas dulu lah,atau karena pasien hari ini tidak terlalu banyak lah dan berbagai alasan lainnya yang membuat kami hanya duduk seharian di ruangan khusus untuk ditempati para anak PKL.
Aku sampai rumah pukul 19.30, dan yah saat aku tiba di rumah ternyata mas ragi sudah ada di rumah dan asik berbincang dengan ayah dan bundaku di teras rumah kami dan sepertinya dia sudah mau pulang, tapi ada yang aneh dengnya malam ini, karena dia membawa koper serta tas ransel yang menurutku itu sangat besar.
“assalamualaikum” ucapku
“waalaikumussallam “ ucap mereka bersamaan
“eh alhamdulillah kamu sudah di rumah Nis, untung Ragi berangkat 30 menit lagi” ucap bundaku
“maksud bunda ?” tanyaku
“gi jelasin ke dia, ayah sama bunda tinggal kedalam dulu ya” ucap ayahku
“maaf Nis, mas baru bilang. Mas ditugaskan selama 1 tahun di perbatas irian jaya, dan pesawat mas berangkat 30 menit lagi” ucapnya
“kenapa mas baru bilang” tanyaku dengan nada marah
“soalnya mas baru tadi pagi nis diberi surat tugas, dan malam ini juga mas harus pergi.” Ucapnya dengan nada lembut
Seketika air mataku keluar dengan derasnya, entah kenapa aku menangis tiba-tiba.
“maafin mas ya nis, Mas Pergi Demi Tugas dan akan Pulang Demi Cinta mas ke kamu Nis.jadi biarkan mas menjalankan kewajiban mas dengan tenang ya” Ucap Ragi dengan memelas
“iya mas, mas yang hati-hati ya disana. Sering-sering kasih kabar ke Nisa.” Ucapku
“siap komandan.” Ucapnya sambil hormat padaku, dan aku pun tersenyum karena kelakuannya itu.
Saat nya Ragi berangkat ke bandara, dan aku berniat mengantarkannya ke bandara, namun ragi melarangku karena alasan ini sudah malam, dan ragi sudah memesan ojek online supaya tepat waktu agar tidak tertinggal pesawat. Malam ini kurelakan kepergiannya untuk melaksanakan kewajibannya.

Pergi Demi Tugas Pulang Demi Cinta (BEBERAPA BAGIAN CERITA ACAK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang