1 bulan kemudian
Hari ini adalah hari terakhir Annisa berstatus sebagai PKL di rumah sakit, karena hari ini Annisa dan sahabat-sahabatnya telah selesai melaksanakan tugas untuk dijadikan nilai di semester terakhir dalam perkuliahan. Tidak ada acara berpamitan dengan para staf di rumah sakit ini, karena annisa,tri dan putri satu bulan kemudian akan langsung bekerja di rumah sakit ini sebagai pegawai tetap. Tapi betapa terkejutnya Annisa saat melihat seluruh nilai yang diberikan oleh pengawasnya selama disini yaitu mas Fahmi, bagaimana tidak terkejut karena nilai yang diberikan fahmi kepada Annisa adalah nilai yang nyaris sempurna. Ada perasaaan aneh yang dirasakan annisa kepada Fahmi karena nilai yang diberikan terlalu berlebih menurut annisa, tapi tidak diambil pusing oleh annisa karena yang penting nilainya tidak ada yang C.
Fahmi pov~
Hari ini adalah hari terakhir annisa PKL di rumah sakit, ada perasaan sedih yang dirasakan fahmi karena dia tidak bisa bertemu setiap hari dengan annisa selama satu bulan. Ya hanya satu bulan karena setelah satu bulan itu fahmi akan bertemu setiap hari dengan annisa karena annisa akan menjadi pegawai tetap di rumah sakit ini.
Malam ini sesuai rencanaku aku akan membicarakan niatku untuk mengkhitbah annisa dengan orang tua annisa. Kenapa aku tidak bertanya dulu tentang hal ini dengan annisa ? sebab menurut cerita yang pernah ku baca mengatakan jika ingin mendekati seorang wanita maka harus dekati dulu orang tuanya, karena itulah aku ingin langsung membicarakan hal ini dengan orang tua annisa.
Malam telah tiba. Sebelum berangkat ke kediaman annisa kuucapkan Bismillah.. semoga niatku bisa diterima baik oleh orang tua annisa, jika memang diterima maka aku akan langsung membawa keluargaku untuk bertemu langsung dengan keluarga annisa.
Setibanya di rumah annisa aku langsung disambut oleh ayah annisa di teras rumah.
“assalamualaikum om” ucapku sambil mencium telapak tangan ayah annisa
“waalaikumussalam. ehh ada nak fahmi, tumben kamu kesini ?” Jawab ayah annnisa
“iya om, maaf apa saya mengganggu waktu om. Karena ada hal yang ingin saya bicarakan dengan om dan tante.” Ucapku mantab
“oh enggak kok, kebetulan om sekarang lagi santai. Ya sudah ayo masuk dulu.” Ucap ayah annisa
Saat tiba di dalam rumah jantungku bertambah frekuensi kecepatannya. Sampai aku mengira jantungku bisa saja melorot sampai ke perut.
“ehh ada dokter ganteng.” Sambut bundanya annisa
“hahaha.. bisa saja tante.” Balasku sambil mencium telapak tangan ibu annisa sebagai tanda hormat
“ada apa yang ingin kamu bicarakan dengan kita berdua ?” tanya ayah annisa to the point
“bismillahirohmanirohim..begini om, saya berniat untuk mengkhitbah anak om.” Ucapku mantab
“hahh ? anak om yang mana ?” ucap ayah annisa
“yang bernama Putri Annisa Rawless om.” Ucapku mantab sambil menatap manik mata ayah dan bundanya annisa
“hahh ? apakah kamu bersungguh-sungguh nak ?” tanya bundanya annisa
“iya tante, saya bersungguh-sungguh. Karena saya tidak berani menyimpan perasaan kepada seorang akhwat yang belum jadi makhram saya. Saya sangat takut akan dosa” Jelasku kepada orang tua annisa
“bagaiman mas ?” tanya bundanya annisa
“jika memang kamu bersungguh-sungguh ajak orang tuamu di waktu ahad depan ke rumah kami.” Ucap ayahnya annisa
“insyaallah saya akan mengajak orang tua saya di waktu ahad depan om. Ya sudah kalau begitu om, saya permisi dulu” Ucapku pamit
“lohh ko’ sebentar sekali fahmi ?” tanya bundanya annisa
“iya tante, karena ini sudah terlalu malam, dan saya kebetulan baru pulang dari rumah sakit.” Ucapku
“o yasudah kalau begitu. Hati-hati ya kamu.” Ucap bundanya annisa lagi
“siap tante” balasku
“eitss.. sekarang jangan panggil tante dan om lagi dong. Panggil ‘ayah’ dan ‘bunda’ saja ya nak.” Ucap bundanya annisa
“iya tan, eh maksud saya bunda. Assalamualaikum” ucapku
“waalaikumussallam” ucap mereka bersamaan
Author pov~
Annisa baru saja tiba setelah pulang dari kampus. Setelah turun dari mobil annisa ingin sekali langsung menuju kamarnya, namun saat baru masuk dan melewati ruang tamu annisa dipanggil oleh orang tuanya.
“assalamualaikum..” ucap annisa setelah membuka pintu ruang tamu
“waalaikumussallam..” jawab orang tua annisa
“bun, yah Nisa mau langsung ke kamar aja ya. Soalnya hari ini Nisa capek banget.” Ucap annisa setelah menyalami orang tuanya
“ehh.. tunnggu dulu nak sebentar, ayah mau ngomongin hal penting sama kamu.” Ucap ayah annisa
“ngak bisa besok aja ya yahh ? soalnya nisa sudah capek banget.” Tawar annisa dengan nada lembut
“ngak bisa sayang.. ayah jamin deh setelah kamu tau apa yang mau ayah omongin pasti capek kamu langsung hilang seketika.” Ucap ayahnya annisa
Karena annisa penasaran apa yang akan dibicarakan ayahnya maka ia menurut untuk berbicara sebentar dengan orang tuanya
“ayah mau ngomong apa ?” ucap annisa setelah mendudukan diriku di sofa
“apa kamu siap apabila ada seorang laki-laki yang mengkhitbah mu nak ?” tanya ayah annisa
“ayah ngomong apa sih yah, Nisa ngak ngerti deh. Bunda.. ayah kenapa nanya yang begituan ?” rengek annisa kepada bundanya
“ayahmu benar nak, jawab saja pertanyaan ayahmu.” Ucap bunda annisa
“kalau masalah itu insyaallah Annisa selalu siap yah jika itu memang yang ayah dan bunda ridhai.” Ucap annisa mantab
“alhamdulillah nak.” Ucap ayah annisa sambil memeluk tubuh annisa
“ayah dan bundamu sudah yakin dengan laki-laki yang baru saja mengatakan niatnya ingin mengkhitbahmu sayang, karena ayah dan bunda yakin dia adalah laki-laki yang baik, sholeh, mapan dan yang sangat penting dia akan membimbing kamu bukan hanya tentang dunia tapi juga akhirat nak.” Ucap bunda annisa sambil ikut memeluk annisa
“apa ? apa secepat itukah ?” tanya annisa dalam hati
“udah ah bunda sama ayah kenapa kita kaya teletabis(kartun anak-anak) gini sih.” Ucap annisa sambil melerai pelukan dari ayah dan bundaku
“ya sudah nisa mau istirahat dulu ya bun,yah.” Pamit annisa kepada orang tuanya
“ngak kerasa ya yah, anak kita sekarang sudah sangat besar. Perasaan baru saja ibu merasakan betapa susahnya melahirkan dia yah.” Ucap bunda annisa kepada suaminya
“iya dek, sepertinya baru kemarin aku mengajari dia naik sepeda, mengantar dia ke taman kanak-kanak. Kini kita harus sudah siap memberikan tanggung jawab kita terhadap annisa kepada laki-laki yang kita yakini akan baik membimbing annisa bukan hanya tentang dunia tapi juga akhirat.” Ucap ayah annisa sambil merangkul tubuh bundanya annisa
Annisa pov~
Hari ini aku sangat lelah jadi aku berfikir setelah sampai rumah aku akan langsung istirahat agar tubuhku besok hari menjadi lebih fresh, namun saat aku baru memasuki rumah ayahku sangat ingin membicarakan sesuatu denganku. Setelah kuturuti kemauan ayahku dan ayahku mulai berbicara ternyata ayahku bertanya ‘apakan aku sudah siap untuk di khitbah ?’ jujur aku sangat bingung apakah aku siap atau tidak, tapi dengan mengucapkan basmallah dalam hati ku ucapkan ‘ya’ jika aku sudah siap di khitbah, karen aku yakin apabila orang tuaku mengatakan sesuatu itulah yang terbaik untuk kebaikan diriku sendiri. Namun aku sekarang susah tidur dan rasa lelahku seketika menjadi hilang seperti yang ayahku katakan tadi “ayah jamin deh setelah kamu tau apa yang mau ayah omongin pasti capek kamu langsung hilang seketika” ya sangat benar kata-kata yang di ucapkan ayahku.
“Siapa lelaki yang berani menghadap ke orang tuaku yang mengatakan akan mengkhitbah ku ?” ya pertanyaan itu aku lupa tanyakan tadi kepada orang tuaku. Ya sudah lah esok pagi saja akan ku tanyakan kepada orang tuaku. Tak lama setelah ku ucapkan shalawat aku pun tertidur. Ya aku terbiasa apabila tidak bisa tidur maka ku ucapkan tasbih“ Subhanallah.. walhamdulillah.. wallaillahaillaulahh.. wawllahuakbar..” tak lama aku pasti akan langsung tertidur
Jam menunjukkan pukul 02.00 dini hari, seperti biasa aku melaksanakan shalat tahajud untuk aku memiliki waktu dengan Allah untuk berbincang.
“ ya Allah.. malam ini aku lihat wajah senang yang tergambar jelas dalam diri mereka karena aku sudah siap untuk di khitbah. Dan karena aku bertanya-tanya sampai sekarang ya Allah.. siapakah laki-laki itu ?. Maha sempurna Engkau ya Rabb... menciptakan makhluk berpasang-pasangan,maka pasangkanlah aku dengan seorang yang mentautkan cintanya kepada-Mu dan Rasul-Mu”curahan hatiku kepada sang Maha Esa. Tak lama setelah shalat tahajjud ku lanjutkan tidurku lagi karena aku benar-benar sangat lelah. Tapi saat aku tertidur lagi aku memimpikan sesuatu.. dan mimpi itu adalah....
Jeng-jeng.. Alhamdulillah malam ini bisa up.
Padahal ni mata kalau bagaikan lampu tinggal 5 watt,
Kalau bagaikan baterai handphone sisa 10%. Tapi tetap kuusahakan up, karena tidak ingin terlalu lama meninggalkan para pembaca
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi Demi Tugas Pulang Demi Cinta (BEBERAPA BAGIAN CERITA ACAK)
RomancePertemuan antar manusia tidak ada yang tau. Takdir dari Tuhan lah yang menentukan alur Pertemuan antar manusia. Qada dan Qadar dari Allah pun telah di tetapkan untuk semua manusia. Manusia bisa berencana Tapi hanya Allah yang bisa berkehendak. Allah...