Part 5 (New Revisi)

2.4K 103 3
                                    

Annisa pov~
Adzan magrib telah terdengar, seperti biasa aku dan keluargaku jika sedang bersama selalu mengutamakan  shalat berjamaah. Dirumah kami memiliki ruangan khusus yang biasa digunakan untuk tempat ibadah, ya ayahku membangun mushola kecil yang pasti tempatnya suci.  Aku telah selesai mengambil air wudhu, kemudian langsung bergegas ke mushola, karena Qamat telah terdengar dan bisa dipastikan itu adalah suara adikku Raihan. Saat aku memasuki mushola kecil di rumahku, aku langsung bergegas memasang mukena. Saat aku melihat shaf laki-laki betapa terkejutnya aku karna di shaf shalat laki-laki tidak hanya ada ayah dan adikku, namun juga ada mas Ragi dan ayahnya. Ya aku memutuskan untuk memanggilnya mas karena usia kami beda 1 tahun ternyata. Kemudian entah kenapa aku melihatnya ikut shalat berjamaah bersama kami senyum ku mengembang di bibirku.
Setelah aku shalat aku langsung ke kamarku karena aku harus mengerjakan tugas kuliah yang luar biasa banyak. Kenapa aku terburu-buru sekali ? karena aku tadi siang baru sedikit menyicil tugas ku karena aku terlalu asik membantu tugas sekolahnya si Arin, saat aku sampai di kamar aku lupa kalau tadi meninggalkan semua buku tugasku di kamarnya  Arin, jadilah aku balik ke kamarnya arin untuk mengambil buku tugasku. Dan ternyata buku ku sangat banyak, maka dari itu saat aku menuju kamarku aku harus ekstra hati-hati karena kamarku ada diatas. Saat aku menaiki tangga aku tidak sadar telah menginjak ujung tangga yang salah yang mengakibatkan kehilangan keseimbangan tubuhku. Dan aku mengira aku terjatuh, ternyata tidak. Dan aku merasakan ada yang menahan tubuhku agar tidak terjatuh, lebih tepatnya di bagian pinggangku (seperti drama-drama india gitu). Saat ku buka mataku betapa terkejutnya aku kalau yang membantuku itu adalah mas Ragi.
“astagfirullah..” ucapku karena terkejut akan terjatuh, dan tidak tau lagi apa yang terjadi padaku jika tidak ada mas Ragi.
“astagfirullah.. hati-hati nis..” ucapnya
“ terima kasih mas.” Ucapku dengan kepala menunduk dan pipi memerah  karena merasa malu akibat kecerobohanku sendiri.
“iya sama-sama. Lain kali hati-hati nis” ucapnya
“iya mas, ya sudah Nisa ke kamar dulu ya.” Ucapku
“iya.” ucapnya
Aku pun langsung bergegas menuju kamar dan setelah sampai di kamarku jantungku belum juga berhenti loncat-loncat karena kejadian tadi. Aku senyum-senyum sendiri mengingat kejadian itu.

Pagi harinya~
Adzan subuh telah terdengar, dan saat aku menuruni tangga menuju ke mushola kecil di rumahku ternyata mas Ragi juga baru keluar dari kamar tamu,

Pagi harinya~
Adzan subuh telah terdengar, dan saat aku menuruni tangga menuju ke mushola kecil di rumahku ternyata mas Ragi juga baru keluar dari kamar tamu,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

setelah melihatku mas Ragi memberikan senyumannya padaku, kemudian kami pun shalat berjamaah lagi. Setelah selesai shalat aku membantu bunda memasak di dapur, tak lama masakkan pun telah selesai, kemudian aku menatanya di meja makan, setelah selesai bunda menyuruhku memanggil semua orang agar sarapan pagi karena sarapan pagi telah siap.
Aku pun mencari ayahku yang biasanya kalau setiap pagi beliau duduk di teras rumah sambil membaca koran.
“ayah.. makanannya sudah siap.” Ucapku
“ayahku dan ayahmu masih jalan-jalan sebentar.” Betapa terkejutnya aku kalau yang menyahut itu adalah mas ragi.
“O..hh..ehhh.. emm.. gitu ya mas.” Ucapku sambil tersenyum kikuk karna aku masih malu akibat kejadian tadi malam.
“iya.” ucapnya sambil menunjukkan senyum manisnya.
“mas Ragi kok udah rapi ?” tanyaku
“iya, kenapa ? kelihatan tambah ganteng ya ?” ucapnya pede

“ih pede banget sih.” Ucapku
“iya, tadi sebenernya aku bareng sama ayahmu dan ayahku jalan-jalan, tapi aku duluan karna ternyata ada yang di urus di capil dan karna aku sudah sangat berkeringat juga. Makanya sampai rumah aku lansung mandi dan siap-siap.” Ucapnya
“emm.. gitu..” ucapku
“mau langsung sarapan aja mas ? ayo makanannya sudah siap kok, kan katanya mas mau pergi kan.” Ucapku

” Ucapku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“emm.. jadi ngak enak nih nis.” Ucapnya
“hihi.. di enakin aja deh mas.” Ucapku bercanda
“ya udah, saya makan duluan deh.” Ucapnnya
Kemudian aku dengan telatennya menyiapkan makan untuk dimakan Ragi. Dan dia makan dengan tenang. Saat aku melihatnya sedang makan, degg.. kenapa jantungku selalu melompat-lompat kalau melihat nya dari jarak sedekat ini. Apa arti ini semua ya Allah..

Ragi pov~
Pagi ini saat aku keluar dari kamar pemandangan pertama yang ku lihat adalah dia, ya Annisa. Wanita yang saat ini sepertinya sudah mengisi hati dan pikiranku. Eh tapi aku tidak boleh memikirkan hal lain sebelum tujuanku tercapai, tapi tidak papa sih aku mengganggap pikiranku yang dipenuhinya sebagai penyemangatku. Aku harus sukses agar dia dan anak-anakku kelak tidak kelaparan, eitss... kenapa aku sudah memikirkan hal begitu. Hehe...
Saat setelah shalat subuh aku ikut jalan-jalan sebentar dengan om zain(ayahnya Nisa) dan ayahku, namun saat kami asik jalan-jalan ternyata teman om zain menelfon dan menyuruhku ke capil, katanya ada yang harus diurus, dan aku pun pamitan untuk duluan ke rumah om zain untuk bersiap-siap ke capil. Saat aku sudah siap aku melihat Annisa sedang memanggil ayahnya ,kemudian aku pun memberitahunya kalau ayahnya masih jalan-jalan dengan ayahku. Setelah itu Nisa menawariku untuk sarapan duluan, jujur sih saat ini aku sangat lapar, tapi jika aku sarapan duluan aku merasa tidak enak dengan om zain, namun Nisa memaksaku untuk duluan sarapan dan aku pun mengiyakan apa yang dikatakan Annisa.

Aku mengira akan sarapan sendiri, namun ternyata tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengira akan sarapan sendiri, namun ternyata tidak. Annisa juga ikut duduk di meja makan, dan lebih spesialnya dia yang menyiapkan makanan untukku, wahh itu adalah hal yang membahagiakan untukku.

Bersambung..

Pergi Demi Tugas Pulang Demi Cinta (BEBERAPA BAGIAN CERITA ACAK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang