Part 29

1.9K 100 3
                                    

Fahmi pov~

Ku lihat pemandangan dari jendela setelah seharian ini penat bekerja lalu melihat ada sepasang suami istri beserta anak mereka tertawa bahagia di taman rumah sakit ini, mereka tertawa bagaikan tidak ada beban, terutama sang anak yang masih terdapa...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ku lihat pemandangan dari jendela setelah seharian ini penat bekerja lalu melihat ada sepasang suami istri beserta anak mereka tertawa bahagia di taman rumah sakit ini, mereka tertawa bagaikan tidak ada beban, terutama sang anak yang masih terdapat infus di tangan kanannya. Kemudian tersirat ku berfikir Sebentar lagi aku akan memiliki suatu tanggung jawab dari hidupku yang sekarang, setelah aku melepas masa lajangku inilah tanggung jawab itu harus ku pegang erat. Ya keputusan menikah adalah keputusan terbesar bagi manusia terutama laki-laki, karena sebagai laki-laki ketika sudah menikah maka harus bertanggung jawab atas semua yang dilakukan istri dan anaknya kelak. Tapi ku syukuri nikmatmu yang satu ini ya Allah, karena dengan menikah cinta ini bisa bertambah dan mengatas namakan cinta karna-Mu ya Allah.


Persiapan pernikahanku dengan wanita pujaanku sudah mencapai 80% siap, sebagian undangan sudah tersebar, ya minggu-minggu ini aku tidak diperbolehkan orang tuaku untuk bertemu, telfonan ataupun chat dengan pujaan hatiku, dikarenakan kami mengusut adat jawa di pernikahan kami,aku benar-benar sangat menghormati keputusan calon ayah mertuaku, jadilah Annisa dipingit tidak diperbolehkan keluar rumah kecuali itu sangatlah penting, untunglah surat perintah kerja Annisa di Rumah Sakit ini belum keluar, jadinya dia bisa benar-benar fokus mempersiapkan pernikahan kami dan itu kesempatan agar kami tidak bertemu sampai di hari pernikahan.


Kami fiting baju pengantin hanya sempat sekali datang bersama ke butik untuk mengukur badan kami masing-masing, setelah itu aku dan Annisa terpisah pergi ke butiknya bukan karna prosesi pingit, tapi karna kesibukan kami masing-masing. Untuk masalah souvenir kami menentukan berdua, sempat terjadi percekcokan sedikit karna keinginan kami berbeda, tapi karna aku selalu memegang prinsip "Wanita selalu benar" maka dari itu ku putuskan untuk mengalah, setelah di fikir-fikir ternyata pilihan souvenirku tidak sebagus yang dipilih Annisa.


Hari ini aku disuruh ayahku untuk mengantarkan undangan pernikahanku ke sahabat ayahku yang kebetulan beliau adalah direktur Rumah sakit tempatku bekerja ini, ya dulu aku dan anak sahabat ayahku pernah direncakan untuk di jodohkan, tapi tentu saja aku menolak karna waktu itu aku sudah bertemu kembali dengan Annisa dan aku yakin akan berhasil menjadikan Annisa sebagai teman hidup, dan Alhamdulillah sekarang terbukti aku akan segera menjadikan Annisa sebagai teman hidupku yang InsyaAllah untuk selamanya. Sebenarnya anak dari sahabat ayahku tidaklah kalah cantik dengan Annisa, namun hati tidak bisa dipaksa kalau tidak ada yang namanya CINTA.


"Tok..tok.." ku ketuk pintu ruangan sahabat ayahku itu


"iya masuk.." terdengar sautan dari dalam ruangan untuk menyuruhku masuk dan aku segera masuk.


"Assalamualaikum pak." Ucapku sopan pada beliau


"eh Fahmi.. Waalaikumussallam.. ada keperluan apa kamu sampai repot-repot datang kemari ?" ucap beliau


"mau mengantarkan ini om." Lalu ku berikan sebuah undangan untuk sahabat ayahku itu agar bisa menghadiri acara pernikahanku nanti

" Lalu ku berikan sebuah undangan untuk sahabat ayahku itu agar bisa menghadiri acara pernikahanku nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pergi Demi Tugas Pulang Demi Cinta (BEBERAPA BAGIAN CERITA ACAK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang