Part 4 (New Revisi)

2.2K 98 0
                                    

Annisa pov~
Tak lama setelah aku memasuki rumah, ternyata arin sedang mendekat ke arah bundaku berada dan bisa ku pastikan dia akan mengadu ke bunda tentang kejadian tadi.
“budhe.. itu tuhh.. mba Nisa tadi nubruk mas-mas.. trus ta..” langsung ku bekap mulutnya karna aku tidak ingin bunda tau kalau aku tadi sempat bertatapan dengan laki-laki yang pasti akan membuat heboh segajat raya. Dasar ni bocah, mulutnya kayak petasan kalau udah ngomong.
“Ada apa nak ?” tanya bundaku
“ahh.. ngak papa kok bun.. ini lohh si Arin ngigau dia bun.” Ucapku
“ahh kalian ini.. sudah-sudah.. Nisa tolong bantuin ibu bikin minum untuk tamu di depan ya.” Ucap bundaku
“tamu siapa bun ? perasaan udah pada pulang semua deh tadi ?” ucapku
“udah ah, tolong buatin teh hangat aja ya, cuacanya lagi dingin soalnya.” Ucap bundaku
“siap deh bunda.” Ucapku
Sebenarnya kami memiliki ART di rumah, tapi kebetulan beliau pulang kampung, jadilah aku yang disuruh bunda. Oiya walaupun kami memiliki ART, Kami tidak selalu mengandalkan tenaga beliau, karna bunda pernah berkata “ kalau masih bisa dikerjakan sendiri, maka usahakan kerjakan sendiri.” Itulah yang bunda ucapkan dan akan selalu ku ingat.
Tak lama kegiatanku membuatkan minuman untuk tamu telah selesai, kemudian aku memanggil bundaku, tapi bunda tidak menyahut. Aku memiliki kebiasaan buruk jika membuat hidangan untuk tamu, maka aku akan menyuruh bundaku yang mengantarkannya. Kenapa ? karena aku tipikal orang yang pemalu kalau sama orang yang belum ku kenal, tapi kalau sudah ke orang yang ku kenal, maka aku akan bersikap malu-maluin. Hehe..
Setelah lama tidak ada sahutan dari bundaku, maka ku beranikan diri untuk memberikan teh hangat ini secara langsung ke tamu di ruang  tamu yang aku sendiri tidak tau siapa tamu itu. Dan ternyata bunda sedang bersama ayah dan terlihat ada om sutris disana.
“pantas saja bunda tidak mendengar kalau aku memanggil, ternyata karena bunda sedang asik mengobrol denga istrinya om sutris.” Gerutuku dalam hati
“bunda..” ucapku memanggil bunda
“oh sini sayang.” Ucap bundaku
Bunda pun mengambil kendali untuk membagikan teh hangat itu ke tamu-tamu, namun sepertinya aku pernah melihat orang yang berbaju sama seperti baju orang yang saat ini membelakangiku.
“sini nak,salaman dulu sama om nya.” Ucap bundaku
Setelah itu aku aku menoleh ke samping  dan betapa terkejutnya aku kalau laki-laki yang memunggungi aku tadi itu adalah laki-laki yang ku tubruk tadi. Kemudian dia memberikan senyum manisnya padaku.
Dan orang yang ku salami tadi adalah kakak kandung dari om sutris sekaligus adalah ayah dari laki-laki yang akan mendaftar TNI itu.
“kenalkan sayang, dia adalah keponakan om sutris dan bapak ini adalah kakak kandung om sutris.” Ucap ayahku
Aku pun bersalaman dan memperkenalkan namaku saat bersalaman.
“Annisa,” ucapku pada kakaknya om sutris. Balasan senyumlah yang aku dapatkan dari kakaknya om sutris. Setelah itu aku bergantian bersalaman dengan dia.
“Annisa.” Ucapku
“Ragi.” Ucapnya sambil memberikan senyum manisnya. Kemudian akupun tersenyum.
“ya sudah bun, aku mau ke kamar dulu ya. Kasihan arin tidak ada yang menemani.” Ucapku
“iya” ucap bundaku, kemudian aku langsung menuju ke kamarku.

Ragi pov~
Hari ini hari pertamaku menginjakkan kakiku di kalimantan. Ya aku orang asli semarang, karena aku sudah bosan karena selalu gagal mencoba tes polisi, maka ku putuskan untuk menjadi TNI saja. Aku tidak ingin menyia-nyiakan umurku untuk selalu gagal dalam tes polisi dan juga aku bertekat untuk serius dan meninggalkan semua wanita-wanita yang ku pacari agar aku bisa fokus untuk meraih cita-citaku. Aku tidak ingin mengecewakan orang tuaku, karena aku salah satu harapan mereka. Maka disinilah aku, di rumah orang yang akan membantuku dalam mencapai cita-citaku untuk menjadi seorang TNI. Ternyata menjadi TNI tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, ternyata selama ini kegagalanku ikut test Polisi karena aku menganggap gampang, padahal sebenarnya test itu sangatlah sulit jika ingin mendapatkan hasil yang diinginkan. Seperti hari ini, baru saja aku tiba namun om yang akan melatihku untuk menjadi TNI sudah mengatur agar aku bisa memenuhi target dalam latihan sebelum aku benar-benar tes TNI. Ya beliau adalah perwira yang masih aktif di kesatuannya, maka dari itu ayahku sangat percaya kepada beliau kalau beliau pasti bisa membantuku untuk mencapai target itu. Tak lama aku menerima telfon dari ibuku, maka dari itu ku putuskan untuk ke luar sebentar agar lebih leluasa berbicara dengan ibuku.
“assalamualaikum bu.” Ucapku
“waalaikumussallam nak, gimana ? kamu sudah sampai nak?” tanya ibuku
“alhamdulillah sudah bu.” Ucapku
“gimana suasanan disana nak ?” tanya ibuku
“untuk sekarang sih masih rasa aneh bu, mungkin karena ini untuk pertama kaliya ragi pergi jauh dari semarang.” Ucapku
“iya nak, ngak papa. Oiya kamu sudah kasih kan oleh-oleh yang ibu bawakan untuk keluarga yang akan membantu kamu nak ?” tanya ibuku
“sudah bu.” Ucapku
“ya sudah ibu tutup telfonnya ya, kamu yang hati-hati disana, harus selalu serius mengikuti apapun arahan dari pelatih kamu ya nak.” Ucap ibuku
“iya bu.” Ucapku
“ya sudah, Assalamualaikum.” Ucap ibuku
“iya bu waalaikumussallam.” Ucapku
Tak lama setelah aku menerima telfon, akupun membalikkan badanku dan aku sangat terkejut saat ada perempuan yang berlari sangat kencang ka arahku dan tidak terkontrol dan tak lama akhirnya dia menubrukku. Untung aku dalam keadaan siap, jika tidak maka kami berdua akan sama-sama terjatuh.
“Astagfirullah...” ucapnya
“eh.. kamu tidak papa kan ?” tanyaku dengan nada khawatir
Saat dia mendongakkan wajahnya saat itulah aku melihat wajahnya dengan jelas.

 kamu tidak papa kan ?” tanyaku dengan nada khawatir
Saat dia mendongakkan wajahnya saat itulah aku melihat wajahnya dengan jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Subhanallah.. dia sangat cantik. Cantiknya beda dengan semua mantan-mantanku. Siapa dia ? kenapa dia membuat jantungku seketika berdenyut dengan cepat.
“maaf.” Ucapku
“oh, tidak seharusnya saya yang minta maaf.” Ucapnya
Tak lama setelah kejadian itu aku memutuskan untuk kembali masuk ke dalam rumah, dan saat di dalam rumah ada wanita yang memberikan ku minum, saat dia memalingkan wajahnya,aku langusung tersenyum ternyata dia adalah wanita itu, wanita yang menubrukku tadi.
“Annisa.” Ucapnya
Wahh... nama yang cantik.. orangnya juga sangat cantik. Tak lama kemudian aku juga memperkenalkan diri
“Ragi.” Ucapku sambil memberikan senyuman, dan dia membalasa senyumanku.

Annisa pov~
Sebenarnya aku ke kamar hanya untuk alasan saja, soalnya aku sangat deg-deg an setiap melihat wajah nya ya namanya Ragi.
Di dalam kamar~
“mba.. ada tamu ya ?” tanya arin setelah aku baru memasuki kamarku.
“iya.” jawabku singkat
“siapa mba ?” tanyanya lagi
“itu orang yang mau minta bantuan pakde mu untuk jadi TNI.” Ucapku menjelaskan
“emm.. ganteng ngak dia nya mba ? kalo iya boleh deh Arin gebet.” Ucapnya ngelantur
“hahaha.. aneh-aneh aja kamu ini, masih juga bocah ingusan udah mikirin gebet-gebet. Belajar dulu yang bener.. baru ntar ada saatnya.” Ucapku padanya
“hihihi.. ah mba ih ngak asik, kan arin sudah besar.” Ucapnya lagi
“iya Cuma besar badan doang kamu nih. Tapi kan umur kamu masih jauh di bawah umur yang tepat untuk memikirkan hal gebet-gebet.” Ucapku sambil menarik hidungnya
“arghh.. sakit tau mba..” ucapnya
Ya arin itu termasuk perempuan yang badan dan umurnya tidaklah wajar. Kenapa dibilang tidak wajar ? iya karena badannya itu tidak sesuai dengan usianya sekarang menurutku. Dia memiliki badan yang tinggi dan besar, sudah seperti anak yang sudah SMA.
Kemudian tak lama adikku galang masuk ke dalam kamarku dan ikut mengobrol bersama kami.

Bersambung..

Pergi Demi Tugas Pulang Demi Cinta (BEBERAPA BAGIAN CERITA ACAK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang