Annisa pov~
Tamu mulai berkurang seakan sudah menunjukkan waktu magrib tiba, dan yang sedang melaksanakan solat langsung bergegas di saat adzan berkumandang, sedangkan aku duduk di meja makan bersama ibu karna kami berdua sedang libur melaksanakan solat. Ya ibu disini adalah ibunya mas fahmi yang mulai sekarang aku harus biasa memanggilnya dengan sebutan itu, karna aku sekarang sudah memiliki dua ibu.
“sayang kamu pasti capek ya ?” tanya ibu sambil memegang tanganku
“enggak bu, harusnya Nisa yang nanya gitu ke ibu.” Ucapku sambil tersenyum
“iya ini, ibu agak capek sih, tapi ibu seneng akhirnya anak ibu itu melepas masa lajangnya, soalnya ibu sempet punya ke khawatiran kalau dia punya kelainan.” Ucap ibu sambil diiringi tawa, dan aku pun terkejut mendengar itu
“apa benar itu bu ?” tanyaku
“iya sayang, sampai waktu itu ayah nya nekat mau menjodohkannya dengan anak sahabatnya, tapi ya gitu, si fahmi awalnya menolak, tapi sempat menerimanya, dan akhirnya dengan tegasnya dia menolak gadis itu lagi nak.” Ucap ibu
“siapa gadis yang ditunggu mas fahmi sampai dia tidak pernah memiliki hubungan dengan siapapun ? dan siapa wanita yang di jodohkan itu ?” tanyaku penasaran
Saat ibu akan menjawab, ternyata ada salah satu tamu yang menyapa ibu dan itu adalah temannya ibu kemudian mengajaknya berkumpul dengan yang lain. Jadilah cerita yang ibu ceritakan menggantung begitu saja. Dan sekarang aku sendiri, tapi tidak lama bunda dan yang lain sudah di gedung lagi.
“kak, malam ini kakak tidur sama aku ya, soalnya aku takut, tadi aku diliatkan mas raihan hantu yang terbang trus rambutnya panjang trus katanya malam ini mau nyamperin aku kak, kan aku takut.” Ucap arin sambil memelukku dan menunjukkan wajah memelas ketakutannya. Dan dengan luluh aku menuruti keinginanya agar malam ini bisa tidur dengannya.
Tak lama para pria pun datang (kakek,ayah,papah,raihan,dan yang pasti mas fahmi) dan mas fahmi segera menghampiriku.
“dek, kenapa wajah kamu pucat ?” tanya mas fahmi khawatir
“enggak kok mas, nisa sehat aja kok, Cuma mungkin lipstik nya ilang aja.” Ucapku bohong. Sebenarnya perutku sampai ke pinggang sedang sakit sekali, tapi aku harus menahannya karna tidak mau membuat orang lain khawatir.
“kamu jangan bohong sama mas, ya sudah malam ini kita tidur di rumah bunda dulu aja, kalau kamu sudah sehat baru ikut mas ke rumah dinas.” Ucapnya sambil mengelus keningku
Ya semua pasangan baru diwajibkan tinggal di rumah dinas setidaknya satu bulan agar terkesan menghargai apa yang telah diberikan oleh negara untuk Pegawai Negeri Sipil.
“iya mas.” Ucapku padanya dengan tersenyum
Dan tak lama satu persatu keluarga besarku dan mas fahmi satu persatu mulai berpamitan, ada yang beralasan besok adalah hari kerja, ada yang beralasan takut ketinggalan pesawat, dan yang pasti banyak yang beralasan takut pulang kemalaman karna kalau dibiarkan ngobrol terus menerus malah tidak pulang-pulang kata mereka diiringi tawa. Sekarang tinggalah keluarga intiku dan mas fahmi.
“mba, sampeyan(kamu) malam ini nginep di rumah saya aja dulu.” Ucap bunda kepada ibu
“duhh jangan dek, takut ngerepotin.” Ucap ibu
“iya dek, jangan, malah ngerepotin.” Ucap papah
“ngerepotin apasih kalian ini mas mba, kita kan sekarang sudah jadi besan, jadi hilangkan fikiran ngak enak kalian itu.” Ucap ayah pada papah dan ibu
“iya yah, bu. Malam ini tidur di rumah bunda aja, ibu kan bilang tadi capek, jadi nisa ngak tega kalau ibu mesti perjalanan jauh” ucapku meyakinkan pada ibu
“ya sudah ya yah malam ini kita ngak usah pulang dulu.” Ucap ibu akhirnya luluh
“ciee akhirnya luluh juga kalau mantunya yang minta supaya jangan pulang.” Ucap fahmi mengejek ibunya. Dan semua pun tertawa. Tak lama orang katering makanan sudah mulai membersihkan gedung ini, tak lama kemudian kami sekeluarga pulang ke rumah bunda.
Aku terkejut karna Saat aku sedang bersiap-siap mengambil tas ternyata mas fahmi membawakan ku sepasang sendal.
“ini dipake dek. Mas tau kamu merasa tersiksa dengan sepatu hak tinggi ini” Ucap fahmi sambil berlutut dan melepaskan sepatu hak tinggi yang ku kenakan seharian ini.
Aku pun hanya bisa melongo meliat sikap manis mas fahmi padaku lagi dan lagi “ya Allah mas terima kasih.” Ucapku mengelus pipinya saat dia mengadahkan kepala nya melihatku. Dan aku dengan tidak sadarnya mengelus pipinya, saat aku sadar langsung saja kulepaskan sentuhan tanganku di pipinya.
“kok di lepas.” Ucapnya kecewa
“apaan sih mas, malu diliatin sama yang lain.” Ucapku malu dan melirik ke kanan dan ke kiri takut ada yang melihat
“kenapa harus malu ? kan kita ini pasangan yang halal kalau kamu lupa.” Ucap fahmi mengingatkan kata “Halal”
“kak Nis... kakak dimana ?” panggil raihan
“iya dek kakak disini,” ucapku
“ayo kak, sudah ditung....” Ucap raihan terpotong karna melihatku dan mas fahmi yang hanya berdua diruangan ini
“ealahh ternyata disini toh mas, dicariin juga dari tadi.” Ucap raihan “btw maaf ya ganggu, ntar dilanjut di rumah aja, soalnya sudah ditunggu sama yang lain.” Ucap raihan lagi dan mas fahmi hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
“iya sebentar dek.” Ucapku
“udah yu mas kita pulang.” Ucapku pada fahmi dan aku berjalan mendahuluinya karna malu.
Dan semua langsung memasuki mobil masing-masing, kebetulan semua mobil tidak ada yang bisa menampung arin, sebenarnya ada yaitu di mobil raihan tapi dia ngak mau alasannya karna takut raihan menununjukkan video hantu itu dan jadilah anak manja itu ikut satu mobil denganku dan mas fahmi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi Demi Tugas Pulang Demi Cinta (BEBERAPA BAGIAN CERITA ACAK)
RomancePertemuan antar manusia tidak ada yang tau. Takdir dari Tuhan lah yang menentukan alur Pertemuan antar manusia. Qada dan Qadar dari Allah pun telah di tetapkan untuk semua manusia. Manusia bisa berencana Tapi hanya Allah yang bisa berkehendak. Allah...