6 bulan kemudian~
Author pov~
Kegiatan annisa dan fahmi sama seperti hari-hari yang lain nya. Seperti pagi ini annisa sedang sibuk dengan kegiatan dapurnya, sedangkan sang suami sudah mulai memakai seragam kebanggaan nya, karna hari ini adalah hari dimana fahmi mendapatkan kenaikan pangkat sesuai dengan prosedur. Tentu saja aku sebagai istri sangat senang akan hal itu. Selesai bersiap fahmi langsung membantu sang istri menyusun makanan di meja makan dan fahmi yang menyiapkan air minum untuk mereka. Dalam hati fahmi berfikir kenapa sang istri sampai saat ini belum mengandung buah cinta mereka, padahal fahmi merasa dirinya dan sang istri bisa di kategorikan sangat sehat. Namun fahmi yakin kalau mereka akan diberikan di waktu yang tepat. Dan fahmi selalu berfikiran positif kalau dirinya dan sang istri masih diberikan Allah untuk menikmati masa-masa romantis mereka berdua. Setelah selesai mempersiapkan makanaan annisa dan fahmi pun sarapan seperti biasa dengan diiringi obrolan serta candaan dan yang pastinya gombalan dari seorang fahmi kepada sang istri.Annisa pov~
Hari ini aku rumah sakit tanpa sang suami, karna suamiku masih ada urusan di kantor untuk kenaikan jabatan nya. Saat aku baru memarkirkan motorku tanpa sengaja aku melihat mas Bagas dan Mba Heni dan aku melihat mba heni menggendong anak mereka yang lucu itu. Aku pun bergegas menghampiri mereka.
“mba, mas.” Sapaku
“eh nisa, loh sendirian ? dimana mas fahmi ?” tanya mba heni
“lagi ada urusan di kantor mba.” Ucapku pada mereka. “masyaallah rini lucu banget sih... sini tante gendong sayang.” Ucapku dan kemudian rini mau aku menggendongnya
“cepetan punya bayi nis, dijamin ngak bakal nyesel. Aku aja rasanya pengen nambah anak haha.” Ucap bagas
“apa sih mas, dikira hamil sama melahirkan gampang.” Ucap mba heni
“insyaallah doakan saja ya mba, semoga Allah cepat kasih kepercayaan ke kami berdua.” Ucapku dengan tersenyum. Sebenarnya ini yang ku fikirkan belakangan ini, kenapa sampai enam bulan pernikahan kami, kami belum dipercayai Allah untuk memiliki seorang anak. Tapi aku selalu berfikir positif, Allah akan memberikan kami kepercayaan di waktu yang tepat.Author pov~
Hari ini keadaan rumah sakit sangat sibuk, bagaimana tidak ? sekarang lagi banyak pasien yang terkena penyakit demam berdarah maupun tipus. Tentu saja itu tidak hanya berpengaruh pekerjaan dokter dan perawat. Seorang analis pun juga ikut sibuk karna setiap waktu harus mencek darah pasien untuk mengetahui perkembangan dari kesembuhan pasien.
Annisa melihat fahmi suaminya begitu sangat amat sibuk, sepertinya suaminya itu melupakan jam makan siang. Annisa yang melihat itu tidak berani mengganggu sang suami. Namun sejak dua hari ini annisa merasakan sakit kepala yang kadang datang dan hilang dengan sendirinya, kadang agak sedikit mual yang dirasakan nya. Mungkin karna faktor kelelahan, namun disaat dirinya akan keluar ruangan untuk memberikan hasil tes darah, annisa tidak dapat menahan beban tubuhnya dan seketika keadaan menjadi gelap.
Perawat yang melihat itu langsung berteriak minta tolong untuk meminta bantuan, dan banyak perawat lain yang menolong annisa untuk dibawa keruang perawatan. Fahmi yang telah selesai bertugas di salah satu ruangan pasien kaget mendengar kalau istrinya jatuh pingsan. Seketika fahmi langsung berlari ke ruangan tempat istrinya di rawat. Setelah ketemu ruangan itu fahmi melihat kalau dokter dina yang memeriksa istrinya, dan langsung saja fahmi bertanya bagaimana kondisi istrinya saat ini.
“bagaimana kondisi istri saya din?” tanya fahmi panik
“tenang fahmi, istri kamu tidak apa-apa, hanya kekurangan nutrisi dan sedikit dehidrasi, dijaga baik-baik ya ibu dan bayinya.” Ucap dokter dina
“Apa ? Bayi ?” Ucap fahmi tidak percaya
“benar fahmi, istri kamu sedang mengandung 4 minggu. Tolong dijaga baik-baik ya. Kamu pasti tau sendiri kalau kandungan di bawah 18 minggu rentan sekali.” Ucap dina
“baik, terima kasih dina.” Ucap fahmi kemudian dina meninggalkan ruangan. Kemudian fahmi mendekati sang istri yang masih tertidur dengan tangan yang di infus vitamin. Fahmi benar-benar sangat bahagia kalau annisa sedang mengandung buah cintanya. Pantas saja akhir-akhir ini annisa sangat sensitif terhadap apapun, salah satunya dengan bau. Biasanya tidak masalah kalau fahmi pulang kerja langsung memeluk istrinya itu, namun akhir-akhir ini annisa hanya memperbolehkan memeluk nya asal fahmi sudah dalam keadaan bersih, salah satunya ya sudah mandi. Dan pernah waktu itu annisa benar-benar merajuk hanya karna ada ibu-ibu di mall bilang kalau fahmi tampan, dan itu langsung membuat annisa minta pulang, tidak biasanya istrinya berkelakuan seperti itu, malah biasanya itu akan kami jadikan bahan bercanda. padahal rencana hari itu kami akan menonton di salah satu bioskop yang ada di mall tersebut namun rencana itu gagal.
Tak lama annisa sadar dan langsung memanggil nama suaminya.
“mas” ucap annisa
“iya sayang mas disini.” Ucap fahmi masih menggenggam tangan sang istri
“adek kenapa mas ?” tanya annisa bingung
“selamat sayang.. Alhamdulillah doa dan usaha kita terkabul, kamu akan segera menjadi seorang ibu.” Ucap fahmi sangat bahagia dan langsung mencium kening sang istri
“a..ap..apa mas ? adek akan menjadi seorang ibu ? dan mas akan menjadi seorang ayah ? kita akan menjadi orang tua mas ?” ucap annisa masih tak percaya, sangking bahagia nya dia meneteskan air mata, dan langsung di usap oleh fahmi. Ini ungkapan dan tangis bahagia mereka berdua.
“alhamdulillah sayang.” Ucap fahmi kemudian memeluk istrinya
“sekarang sayang harus makan dulu, tadi adek pingsan karna kurang nutrisi dan dehidrasi.” Ucap fahmi kemudian menyuapi sang istri dan annisa pun memakan makanan yang telah disediakan suaminya itu
Sore harinya annisa sudah di perbolehkan pulang. Fahmi dengan telaten menggandeng istrinya menuju parkiran rumah sakit untuk naik ke mobil, sedangkan motor annisa akan diantarkan oleh adek leting fahmi dikesatuan.
“besok kita ke rumah bunda dan ayah ya mas, kita kasih tau bunda dan ayah kabar bahagia ini.” Ucap annisa sambil mengelus perutnya yang sebentar lagi akan membuncit
“iya sayang, adek pulang ini harus langsung istirahat ya.” Ucap fahmi sambil mengelus kepala sang istri dan mereka pun pulang ke kediaman mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi Demi Tugas Pulang Demi Cinta (BEBERAPA BAGIAN CERITA ACAK)
RomancePertemuan antar manusia tidak ada yang tau. Takdir dari Tuhan lah yang menentukan alur Pertemuan antar manusia. Qada dan Qadar dari Allah pun telah di tetapkan untuk semua manusia. Manusia bisa berencana Tapi hanya Allah yang bisa berkehendak. Allah...