Ragi pov~
“jadi ada apa ini kamu tumben sempetin waktu main kesini ?” tanya om zain
Ragi menarik nafas dan segera mengutarakan niatnya datang kesini
“jadi kedatangan saya kesini untuk .....
Bismillahirrahmanirrahim saya ingin meminang anak om untuk menjadi istri saya.” Ucap Ragi
Tampak sekali wajah terkejut dari ayahnya Annisa dan bundanya yang ternyata sedang mengambilkan makanan terlebih dahulu sebelum menemuiku
“kamu yakin dengan apa yang kamu ucapkan Ragi ?” tanya beliau terkejut
“apa kamu tidak tau kalau Annisa sudah ...”
pembicaraan ayahnya Annisa terpotong karna ada seseorang yang mengetuk pintu,
“sebentar saya buka pintu dulu.” Ucap ayahnya Annisa, dek ajak ragi ngobrol dulu
“nak ragi apa kabar ?” tanya bundanya annisa
“Alhamdulillah baik bun, kalau bunda apa kabar ?” tanya ragi
“alhamdulillah sehat semua.” Ucap bunda Annisa
“kemana orang-orang rumah bun ?” tanyaku
“oo si Annisa lagi ngurus sesuatu, kalau raihan lagi main basket, kalau Arin lagi asik nonton drama korea jadi ngak bisa diganggu” ucap bunda AnnisaAuthor pov~
Ingin sekali bundanya Annisa mengucapkan kalau annisa sedang mengurus souvenir pernikahannya dengan fahmi namun kata itupun tidak tega diucapkan karna bundanya Annisa sudah ingin sekali menangis. Ya dulu bundanya Annisa memang mengharapkan jika Ragi akan bersama Annisa, namun keinginan tak sesuai takdir, bundanya Annisa juga sangat bersyukur jika sekarang yang akan mendampingi putri satu-satunnya itu adalah Fahmi, karena bundanya Annisa sudah benar yakin kalau Fahmi adalah orang yang tepat, dan berharap jika ragi menerima semua ini dengan lapang dada dan akan menemukan seseorang yang lebih baik dari Annisa.Ragi pov~
“Kamu benar yakin dengan ucapanmu barusan nak ?” tanya bunda nya Annisa lagi
“yakin bun.” Ucap ragi
“apakah kamu sudah siap menerima jawaban dari kami ?” ucap bundanya Annisa
“siap bun, bunda kenapa seperti ingin menangis begitu ?” tanya ragi
“ngak papa nak.” Jawab bundanya Annisa
Tak lama ayahnya annisa kembali dan membawa box yang lumayan besar, diletakkan box itu disamping meja dan beliau mengambil sesuatu yang sepertinya itu adalah undangan.
“maafkan kami nak, ini jawaban untuk pertanyaan dan permintaanmu.” Ucap ayahnya Annisa dengan memberikan undangan itu. Kemudian ku terima undangan itu dan aku sangat terkejut undangan itu bertuliskan nama Wedding Annisa dan ... aku lebih terkejut lagi nama siapa yang tertera bersama nama Annisa. Ya Allah mengapa sakit sekali dadaku,rasanya seperti ada yang menusuk. Dan air mataku menetes.
Dan seketika air mata bundanya Annisa mengalir derasnya dan langsung memeluk ragi.
“kamu terlambat nak.. yang sabar kamu nak.. bunda yakin kamu pasti akan menemukan seseorang yang pantas untuk kau jadikan makmum yang lebih dari Annisa dan akan menjadi ibu dari anak-anakmu.” Ucap bunda Annisa menenangkan sambil menangis
“kenapa ngak ada yang bilang sama Ragi bun ? kenapa kalian seolah-olah menutupi semua dari ragi ? apakah ragi tidak berhak mencintai Annisa ? kalaupun tau maka ragi tidak akan menjatuhkan perasaan ragi terlalu dalam kepada Annisa bun..” ucapku menangis dalam pelukkan bundanya Annisa
Tak lama aku berhenti menangis dan memutuskan untuk pergi dari rumah Annisa sebelum orang lain tau kalau aku menangis.
“baiklah bun, om saya langsung pamit saja, karna masih ada urusan.” Ucapku bohong
“kenapa buru-buru sekali nak ?” tanya bunda nya Annisa yang sudah kuanggap sebagai ibuku sendiri.
“jangan lupa kamu datang ke pernikahannya Annisa.” Ucap ayah Annisa
“siap om, insyaallah.. kalau begitu Assalamualaikum” ucapku sambil menyalami mereka
“waalaikumussallam” ucap mereka
Dan aku langsung menuju dimana motorku berada, dan sialnya aku bertemu dengan Raihan
“Lohh bang ragi,kesini toh, kenapa udah pulang, ngak masuk dulu ?” tanya fahmi sambil menyalamiku
“wahh kamu sekarang sudah tinggi dari abang ya, udah masuk saya dari tadi kamunnya aja yang ngak ada, iya nih saya ada urusan lagi makanya pulang.” Ucap ku
“tapi kenapa mata dan suara abang seperti habis menangis ?” tanya raihan lagi
“Shitt.. harus ku jawab apa ini ? apa sangat kelihatan seperti aku habis menangis ?” ucapku dalam hati
“anu ini tadi saya kelilipan, makanya gini. Ya sudah abang pergi ya, Assalamualaikum.” Ucapku
“waalaikumussallam..hati-hati bang..” ucap raihan
Kemudian tak lama aku langsung melajukan motorku menuju sebuah danau. Dipinggir danau aku sedang menjernihkan pikiran dan perasaanku, sangat sakit sekali rasa yang kualami sekarang. Mengapa fahmi jahat sekali padaku ? mengapa dia melakukan ini semua ? padahal dia tau kalau Annisa adalah wanita yang ada di hatiku, tapi kenapa bisa begini. Dan kenapa tidak ada yang memberitau padaku ?
“Ya ALLAH...” teriakku di danau itu sambil menangis. Baru kali ini aku menangis karna seorang wanita.
Disaat aku menangis ada seorang wanita menghampiriku dan kemudian dia duduk di sebelahku
“jika ingin menangis , menangislah mas. Keluarkan semua amarahmu. Ku siapkan pundakku untukmu.” Ucap wanita itu
Tanpa pikir panjang ku letakkan kapalaku di pundaknya padahal aku tidak mengenali wanita ini tapi entah dorongan apa yang membuatku menangis di pundaknya Dan kemudian aku langsung menangis di pundaknya untuk beberapa saat, setelah aku mulai tenang ku pandang wanita itu kemudian dia
“sepertinya mas sudah tenang, kalau gitu saya permisi ya. Assalamualaikum.” Ucap wanita itu
Belum lama dia berjalan kemudian dia berbalik dan berkata “jangan berbuat macam-macam mas karna sedang sedih, karena Allah selalu ada untukmu.” Ucapnya kemudian dia menghilang dengan motornya.
Deg~ perasaan apa ini ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi Demi Tugas Pulang Demi Cinta (BEBERAPA BAGIAN CERITA ACAK)
RomancePertemuan antar manusia tidak ada yang tau. Takdir dari Tuhan lah yang menentukan alur Pertemuan antar manusia. Qada dan Qadar dari Allah pun telah di tetapkan untuk semua manusia. Manusia bisa berencana Tapi hanya Allah yang bisa berkehendak. Allah...