Part 22

2.5K 165 5
                                    

Assalamualaikum...
Maafkan atas keterlambatan saya update, karena disibukkan oleh berbagai hal. Harap maklum ya semua para pembaca.

Fahmi pov~
Tiba di rumah aku niatkan ingin menghubunginya, tapi dengan bodohnya aku tidak memiliki kontaknya. Bagaiman caranya aku bisa menghubunginya ?. sempat berfikir sebentar kemudian aku memiliki suatu ide yaitu melihat semua berkas miliknya yang ada padaku, karena saat ia melakukan prakerin akulah yang menjadi penanggung jawabnya. Ku mencari-cari berkas yang berhubungan dengannya dan akhirnya aku menemukan apa  yang ku cari, kemudian langsung ku save kontaknya dan dengan bismillah kuhubungi dia.

Annisa pov~
Dertt.. derrtt.. terdengar getaran yang berasal dari handphoneku, saat ku lihat siapa yang menghubungi dan ternyata nomer yang tidak ku kenal, maka dari itu aku tidak berniat ingin mengangkat telefon dari orang itu. Dan tak lama panggilan itu berakhir sendiri.

Fahmi pov~
Lama ku telefon dia, tapi dia tidak mengangkat panggilan dariku. Apa dia sudah tidur jam segini ? tapi ini belum jam dia untuk tidur,kerena itu ku urungkan niatku menghubunginya.

Author pov~
Matahari pagi telah menyinari dunia, dan dengan begitu  tandanya untuk semua manusia kembali melakukan rutinitasnya, dan pagi ini adalah pagi pertama bagi Annisa dan Fahmi memperbaharui status mereka menjadi sepasang manusia yang telah memiliki niat satu sama lain untuk mengikat hubungan dengan nama “Tunangan”. Sepasang cincin terpasang di jari manis mereka masing-masing.

Dan ini adalah hari pertama Annisa dan Fahmi untuk mengurus berkas mengurus pernikahan mereka ke kantor TNI untuk segera di proses, kenapa hari ini ? karena untuk mengurus berkas itu tidaklah sebentar, makanya mereka berdua tadi malam saat diacara pertunangan memutuskan untuk mengurus berkas-berkas itu mulai hari ini supaya cepat selesai. Menikah dengan TNI tidaklah bisa dilakukan dengan sembarangan, karena mengurusnya itu cukup rumit dibandingkan menikah dengan orang biasa.

Annisa pov~
Hari ini aku sudah mulai cuti kuliah karena aku hanya menunggu jadwa untuk di wisuda. Jadi hari ini aku dan Fahmi sudah berencana mulai mengurus segala sesuatu berkas yang berhubungan dengan pernikahan kami di kantornya mas Fahmi, tapi aku bingung bagaimana cara aku menghubunginya ? aku saja tidak memiliki kontak nya yang bisa ku hubungi. Bingung aku memikirkannya kuputuskan untuk mengisi perutku di ruang makan, dan sudah terlihat bunda dan ayah sudah berada di ruang makan.
“pagi ayah, pagi bunda” ucapku pada mereka berdua
“pagi juga nak” ucap mereka berdua
“pagi ini kamu mau pergi sama fahmi ya Nis ?” tanya ayahku
“rencana tadi malam di acara pertunangan seperti itu yah, tapi Annis bingung”
“Bingung kenapa nak ?” tanya ibuku
“bagaimana cara Annis menghubungi mas Fahmi ? Annis aja ngak punya kontak mas Fahmi yang bisa Annis hubungi” aduku pada mereka berdua
“hahaha.. bagaiman sih kamu nak ? masa kontak tunangan sendiri ngak punya ?” tanya ayahku
“ya mau gimana lagi yah ? Annis kan jarang nyimpan kontak laki-laki selain ayah dan adik ?” ucapku
“hehehe.. iya deh iya anak ayah ini” ucap ayahku
“ya sudah kita sarapan dulu” ucap bundaku
“siap ibu negara” ucapku dan ayahku
Setelah selesai sarapan ku putuskan kembali ke kamarku, dan entah kenapa aku menjadi penasaran nomer siapa yang menghubungiku tadi malam ? apakah sangat penting sampai dia lebih dari sekali menghubungiku. Setelah ku tatap handphoneku lama, tiba-tiba nomer yang berbeda dari yang tadi malam menghubungiku karena aku penasaran milik siapa nomer itu maka langsung ku angkat
“Assalamualaikum.” Ucapku
“waalakikumussallam” ucapnya
Deg~ suara ini ?
“Apa kabar kamu Nis ?” tanyanya
“Alhamdulillah sehat mas, klo mas ?” tanyaku gugup, karena setelah sekian lama aku tidak mendengar suaranya dan hari ini aku kembali mendengar suaranya. Suara ini adalah milik Mas Ragi
“kalo mas apa kabar disana  ?” tanyaku
“Alhamdulillah mas baik juga nis” ucapnya
Keheningan datang cukup lama karena kami berdua sama-sama bingung ingin mengatakan apa
“Mas” “Nis” ucap kami bersamaan
“eh iya mas ada apa ?” tanyaku
“eh enggak, kamu aja yang duluan” ucapnya
“gimana kehidupan mas disana ?” tanyaku
“awal-awal sih susah nis adaptasinya, tapi Alhamdulillah sekarang udah nyaman mas disini. Orang-orang disini baik Nis” cerita mas Ragi
“oo.. gitu mas. Alhamdulillah kalau begitu” ucapku
“Kalau kamu gimana kuliahnya sekarang ?” tanyanya
“Alhamdulillah Nisa tinggal nunggu jadwal wisuda mas” ucapku
“hahh ? kamu sudah mau wisuda Nis ? Segitu lama kah kita sudah ngak ketemu” ucapnya
“ya menurut mas ? “ ucapku
“hehe.. iya ya, mas tinggal  3 bulan disini nis” ucapnya
Deg~ 3 bulan itu adalah 3 bulan hari pernikahanku dengan mas Fahmi, karena merasa tak enak dan Mas Ragi tidak menanyakan maka dari itu kuurungkan memberitahunya jika aku dan Mas fahmi akan menikah 3 bulan dari sekarang.
“oo gitu mas, Alhamdulillah” ucapku
“habis mas pulang dari sini mas berencana sesuatu untukmu nis” ucapnya
“hahh ? rencana apa mas ?” tanyaku
“ada deh rahasia, yang pasti bakalan bikin kamu senang” ucapnya
“hadehh.. ya udah lah terserah mas” ucapku
“ya udah kalau gitu nis, mas mau lanjut dinas dulu, tolong salamkan ke bunda dan ayahmu ya. Assalamualaiku” ucap ragi
“iya mas, mas hati-hati ya. Waalaikumussallam” ucapku

Pergi Demi Tugas Pulang Demi Cinta (BEBERAPA BAGIAN CERITA ACAK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang