Part 17

2.7K 128 1
                                    

Mohon maaf apabila terjadi banyak typo dalam penulisan cerita ini.
Dan mohon untuk dukungan suaranya dan masukannya apabila cerita ini sangat ngak jelas, wkwk
Dan tolong juga apabila menemukan cerita yang serupa dengan cerita saya bisa beritahukan ke saya. Karena cerita ini murni dari khayalan dan ada beberapa fakta yang terjadi di kehidupan saya sebagai penulis.

2 bulan kemudian

Annisa pov ~
Menjalani hari-hari di rumah sakit sebagai dokter magang aku jalani dengan suka dan duka. Entah kenapa sejak aku bertemu kembali dengan mas Fahmi aku merasa nyaman di dekat dia.  Dengan sabarnya mas fahmi membimbingku selama di RS ini, tapi sampai saat ini ada pertanyaan yang mengganjal di hatiku, yaitu “kenapa selama satu tahun kemarin dia seolah-olah menghindariku ? apakah aku memiliki kesalahan sampai-sampai dia harus menghindariku dalam kurun waktu satu tahun ?.
Oiya hubungan ku dengan ragi akhir-akhir ini bisa dikatakan kurang baik, karena kami sangat jarang komunikasi dikarenakan sinyal yang susah di tempat ragi bertugas sekarang.
Jam pulang kerja tiba, aku langsung menuju parkiran untuk mengambil mobilku dan berencana langsung pulang, namun saat aku memeriksa ban mobilku ternyata ban depan mobilku bocor. Disaat itulah aku panik karena tidak mungkin pulang jika kondisi mobilku begini. Saat aku sedang panik tiba-tiba mobil mas fahmi berhenti tepat di depan mobilku
“Nis, kamu kenapa ? ko’ belum pulang ? “ tanya fahmi
“ini mas, ban mobil Nisa bocor. Kira-kira ada bengkel ngak ya di dekat sini ?” tanyaku
“kalau bengkel kira-kira lumayan jauh nis, ya sudah begini saja kamu pulang sama saya nanti biar mobil kamu di urus sama temen saya. Kebetulan temen saya yang punya bengkel di dekat perempatan sana(sambil menunjuk ke arah jalan menuju bengkel).” Ajak fahmi
“ Duhh mas ngak usah, Nisa ngak mau ngerepotin mas.”  Jawabku
“ ngak papa nis, ngak ngerepotin saya sama sekali ko’. Ya sudah gimana nis, mau nerima tawaran saya ngak ?” tanya fahmi lagi
“ emm.. gimana ya mas, hmm... (nada bingung), ya sudah mas Nisa mau. Tapi beneran ngak ngerepotin mas kan ?” tanyaku
“enggak sayang...” ucap fahmi tanpa sadar telah mengatakan kata “sayang”, namun setelah sadar fahmi langsung menutup mulutnya menggunakan tangan dan langsung meminta maaf.”maaf nis ngak sengaja.” Lanjut fahmi lagi
“hahaha.. iya mas, ih mas ini suka banget bercanda.” Jawabku
“hehehe.. sebenarnya mas tadi serius nis.” Ucap fahm dalam hati. “ya udah yuk nis keburu magrib.” Ucap fahmi
“kuy mas.” Balasku sambil tersenyum
Saat aku memasuki mobil fahmi aku tersenyum karena ada sebuah foto menggantung sebagai hiasan  di mobil mas Fahmi.

(Cuma bayangan para cogan ya, wkwk)
Selama di perjalanan hanya keheningan yang menemani kami, seolah-olah sibuk dengan fikiran masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cuma bayangan para cogan ya, wkwk)
Selama di perjalanan hanya keheningan yang menemani kami, seolah-olah sibuk dengan fikiran masing-masing. Sampai saatnya fahmi yang memulai pembicaraan
“ Ragi gimana kabarnya sekarang nis ? semenjak mas sekolah kejuruan mas sudah lost kontak sama dia.” Tanya fahmi
“sekarang mas Ragi tugas di perbatasan irian barat mas, katanya sih tugasnya selama satu tahun disana.” Jawabku
“owhh.. terus selama dia disana kamu sering kontek-kontekan ngak sama dia?” tanya fahmi
“jarang mas, soalnya kata mas Ragi sinyal disana jelek” jawabku
“owhh.. gitu”
Tak lama kami akhirnya sampai di rumahku dan kebetulan adzan magrib berkumandang.
“ayo mas mampir dulu, sudah lama kan mas ngak main ke rumah” ucapku

Fahmi pov~
Saat aku akan pulang kerja tiba-tiba tanpa sengaja aku melihat Annisa sedang panik sambil melihat ban mobilnya, setelah itu aku langsung turun dan menghampiri dia. Ternyata yang membuat Annisa panik adalah ban mobilnya yang bocor. Dengan inisiatif aku menawarkan untuk mengantar Annisa pulang dan mobilnya biar temanku yang mengurus, sempat ada penolakan dari Annisa namun setelah dibicarakan akhirnya Annisa mau untuk ku antarkan pulang. Bahagia ? jangan tanya lagi betapa bahagianya saya bisa mengantarkan bidadari saya pulang. Upss.. bidadari saya, hehe.. Aamiinin aja ya readers, wkwk.
Selama di perjalanan hanya keheningan yang menemani kami, untuk memecahkan keheningan ini aku putuskan untuk untuk memulai perbincangan.
“ Ragi gimana kabarnya sekarang nis ? semenjak mas sekolah kejuruan mas sudah lost kontak sama dia.” Tanyaku
“sekarang mas Ragi tugas di perbatasan irian barat mas, katanya sih tugasnya selama satu tahun disana.” Jawabnya.
“Ragi sekarang sedang tugas ? apakah ini adalah kesempatanku untuk mendekati Annisa lagi ? “ ucapku dalam hati
Tak lama kami akhirnya sampai di rumah Annisa dan kebetulan adzan magrib berkumandang. Setelah aku membukakan pintu untuk Annisa dia menawariku untuk mampir dan solat magrib bersama-sama. Ingin ku tolak tapi tidak enak dengan Annisa dan juga sebagai umat muslim saat melaksanakan solat fardu hendaklah solat tepat pada waktunya setelah itu kuputuskan menerima tawarannya.

Annisa pov~
Saat aku memasuki rumah bersama mas Fahmi aku merasa suasana di rumah sedikit berbeda, aku melihat mata bundaku terlihat sembab seperti habis menangis, dan ayahku terlihat dari raut wajahnya ada perasaan kecewa yang ayahku rasakan. Ada apa dengan meraka berdua ?
“Assalamualaikum” ucapku dan fahmi bersamaan
“wa’alaikumussallam” jawab bunda dan ayahku bersamaan
“bunda, bunda kenapa ? ko’ mata bunda sembab seperti orang yang baru menangis ?” tanyaku
“nanti aja ya bunda ceritanya, sekarang kita solat magrib dulu.” Jawab bundaku sambil melihat kearah fahmi.
“tante lupa sama saya ? saya fahmi tante.” Ucap fahmi
“hahh ? fahmi ? Astagfirullah.. maafin bunda nak sampai lupa sama kamu, soalnya kamu tambah ganteng sampai pangling bunda sama kamu nak” ucap bundaku
“hehe.. tante bisa aja” jawab fahmi
“ko’ kamu pulang sama fahmi nis ?” tanya bundaku
“itu bun, pas Nisa mau pulang ternyata ban mobil Nisa bocor, terus mas fahmi kebetulan lewat, terus nawarin nganterin pulang. Makanya nisa nerima tawaran mas fahmi bun” jelasku
“lohh fahmi ada di RS yang sama ya sama tempat Nisa magang ?” tanya bundaku
“iya tante, kebetulan saya dokter umum disana dan kebetulan lagi saya dokter penanggung jawab selama Annisa magang di RS itu.” Jelas fahmi
“oo.. begitu.. terima kasih ya fahmi. Baik banget kamu” ucap bundaku
“ya sudah yuk kita solat, keburu waktu magribnya habis.” Ucapku
Kami telah usai melaksanakan solat fardu magrib, setelah itu ayah dan bunda mengajak mas fahmi berbincang di ruang keluarga sedangkan aku membuat teh dan membawa makan ringan dulu sebelum bergabung dengan mereka. Tiba di ruang keluarga aku ikut bergabung bersama ayah dan bundaku
“ Nis, bunda mau ngasih tau kamu sesuatu” ucap bundaku
“kasih tau apa bun ?” tanyaku
“tadi siang bunda telfon-telfonan sama orang tuanya ragi, kemudian ibunya memberitahu bunda kalau sekarang ragi sedang terkena masalah.” Ucap bundaku
“astagfirullah.. masalah apa bun ?” tanyaku dengan nada panik
“ Dia di fitnah telah menghamili seorang pembantu di rumah Dandim nis” ucap ayahku
“ko’ bisa dia di fitnah yah ?“ tanyaku dengan air  yang sudah lolos keluar dari mata
“berita ini belum di konfirmasi langsung sama si Ragi, tapi menurut informasi pembantu itu mengaku kalau ragi lah yang telah melakukan hal bejat itu kepada si pembantu, karena itulah ragi diminta untuk menikahi si pembantu itu saat bayi itu telah lahir di dunia.” Jelas ayahku
Saat aku mendengar penjelasan ayahku jujur ada perasaan sakit yang aku rasa di dadaku, dan tentu saja aku langsung menangis karena telah merasa kecewa dengan seseorang laki-laki yang telah kupercayai.
Setelah mendengar semua yang di jelaskan ayahku tak lama fahmi berpamitan pulang,lalu ku antarkan dia sampai di teras rumah, sebelum dia pulang dia sempat mengatakan sesuatu kepadaku
“yang sabar ya nis, mungkin ini cobaan untuk kita semua. Jika memang kau kecewa dengan ragi, tolong jangan buat rasa kecewa itu menjadi perasaan benci Nis. Kita memang boleh kecewa tapi jangan sampai rasa kecewa itu yang membuatmu membenci dia Nis.” Ucap fahmi sebelum pulang
Hanya anggukan kepala yang kuberikan sebagai jawaban
“yasudah saya pulang dulu ya nis, jangan sedih berlama-lama. Karena saya disini ada untuk kamu. Assalamualaikum” ucap fahmi
“waalaikumussallam. Terima kasih mas,Hati-hati di jalan.” Jawabku

Ragi pov~
Semoga masih ada tempat untuk saya bisa berada di hati kamu Nis.

Pergi Demi Tugas Pulang Demi Cinta (BEBERAPA BAGIAN CERITA ACAK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang