Annisa pov~
04.00 WIB
Aku terbangun dari tidur nyenyakku malam ini, Pelukan hangat dari belakang punggungku masih mendekapku erat. Mas fahmi. Pipiku memerah mengingat mas fahmi dan malam kami. Malam kami...
Aku berusaha melepaskan diri dari pelukan mas fahmi, melonggarkan pelukan hangatnya di perutku. Dengan hati-hati ku angkat tangannya. Dan aku berbalik menghadapnya. Wajah damainya menjadi pemandanganku. Bahkan saat tidur pun mas fahmi terlihat tampan. Ku ulurkan tanganku menyentuh wajahnya. Mengelus rahang tegasnya dengan lembut.
“ Udah puas ngelusnya “ kata mas fahmi yang tiba – tiba membuka matanya. Masyaallah ternyata dia bangun. Aku merasa tertangkap basah.
“ Mas udah bangun ? “ tanyaku.
“Dari tadi sejak kamu negelepasin pelukan mas “ jawab fahmi yang sekarang malah mengeratkan pelukannya padaku.
“mas.. lepasin... kita solat tahajud bareng yuk.” Ajakku padanya
“okedeh.. tapi kita harus mandi dulu sayang. Mau mandi bareng ngak ” Ucap fahmi yang masih nyaman memelukku
“iihhh mas ini.. (dengan wajah yang disembunyikan di dada fahmi karna malu) iya adek mau sendiri aja, lepasin dong mas ku sayang.. gimana adek mau mandi kalau mas ngak ngelepasin lengan mas di pinggang adek.” Ucapku berusaha melepaskan pelukannya, dan akhirnya mas fahmi pun menyerah dan membiarkan ku untuk mandi terlebih dahulu.
Tak lama aku selesai mandi dan setelah itu gantian mas fahmi yang mandi, setelah menunggu beberapa menit aku dan mas fahmi melaksanakan solat tahajud dan di sambung tadarusan setelah itu solat subuh berjamaah.
Setelah solat subuh aku mengajak mas fahmi pergi ke pasar untuk membeli ikan, tapi dia menolak karna ingin tidur sebentar katanya,
jadi mas fahmi minta sarapan pakai bahan yang ada aja, karna suami sudah berkata begitu apa boleh buat. Di kulkas sebenarnya ada sosis pentol, telur puyuh dan sayuran yang sepertinya bisa kujadikan capcai, maka dari itu aku memasak capcai saja, dan di tambah telur mata sapi.
Tak lama masakan pun jadi setelah itu aku berniat membangunkan suamiku tapi ternyata suamiku sudah berjalan menuju ruang makan.
“hmmm harum nya masakan istriku.” Ucap nya dari balik dinding
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi Demi Tugas Pulang Demi Cinta (BEBERAPA BAGIAN CERITA ACAK)
RomancePertemuan antar manusia tidak ada yang tau. Takdir dari Tuhan lah yang menentukan alur Pertemuan antar manusia. Qada dan Qadar dari Allah pun telah di tetapkan untuk semua manusia. Manusia bisa berencana Tapi hanya Allah yang bisa berkehendak. Allah...